Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

Inilah Beberapa Cara untuk Mengukur Employee Experience

Dalam search engine seperti Google, keywords pencarian untuk employee experience menghasilkan lebih dari 4,5 juta temuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa employee experience jelas menjadi salah satu hal yang sangat penting saat ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, employee experience menjadi sangat populer. Dalam search engine seperti Google, keywords pencarian untuk employee experience menghasilkan lebih dari 4,5 juta temuan. Banyak yang mengklaim bahwa employee experience menjadi salah satu tren SDM terbesar, dan perusahaan yang berinvestasi dalam meningkatkan employee experience tampaknya berkinerja lebih baik daripada perusahaan yang tidak.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa employee experience jelas menjadi salah satu hal yang sangat penting saat ini. Tetapi beberapa pertanyaan muncul mengenai hal ini, seperti; Apa yang itu employee experience? Ada banyak pandangan berbeda tentang apa itu, dan apa saja elemen penting dari employee experience? Bagaimana cara mengukurnya?

Apa yang sebenarnya diukur dari employee experience?

Sebelum berangkat ke pembahasan yang lebih jauh, mari kita bahas apa itu sebenarnya employee experience? Menurut Ernst & Young, employee experience (EX) didefinisikan sebagai organisasi beserta seluruh personelnya bekerja sama membangun work experience yang otentik dan dapat dipersonalisasi sehingga membangkitkan gairah semangat kerja, inovasi, dan produktivitas guna memperkuat kinerja individu, tim, dan organisasi. Konsep EX serupa dengan konsep customer experience yang berlaku di dunia marketing yaitu perasaan yang diperoleh pelanggan selama menggunakan produk dan jasa yang dihasilkan organisasi sehingga menghasilkan equity yang positif. 

Baca Juga : Cara Efektif untuk Menciptakan Candidate Experience yang Baik

Inilah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur employee experience:

1. Tentukan elemen dan hasil dari employee experience

Cara pertama yang harus dilakukan adalah dengan menentukan elemen-elemen apa saja yang ingin Anda ukur dan hasil (goals) seperti apa yang Anda harapkan. Hal ini meliputi penentuan hal apa saja yang paling Anda inginkan dari karyawan Anda dan apa saja yang tidak. Elemen ini bisa termasuk ke dalam kategori pekerjaan misalkan seperti kemampuan beradaptasi dengan pekerjaan, ketepatan menyelesaikan pekerjaan, challenge yang dihadapi, dan non-pekerjaan seperti  kecocokan budaya perusahaan, kemampuan beradaptasi dengan teknologi, cara kepemimpinan, dan lainnya.

Idealnya, Setelah elemen tersebut didefinisikan, Anda dapat mulai membuatkan beragam experiment untuk meningkatkan employee experience melalui berbagai macam intervensi. Misalkan seperti pemberian training, pengaturan waktu kerja fleksibel, meningkatkan retensi karyawan melalui assessment, dan sebagainya. Setelah itu, Anda hanya perlu menunggu hasil dari training / assessment yang Anda berikan kepada karyawan Anda.

 

2. Perluas perspektif penilaian dengan menggunakan opini karyawan

Meskipun data adalah hal yang penting dalam menentukan elemen yang menjadi kontributor terbesar employee experience, tapi jangan mengabaikan apa yang menjadi opini karyawan. Kenapa hal ini penting? Karena ada banyak aspek dari manusia terutama "soft side" yang masih belum bisa diukur secara akurat.

Agar mempunyai beragam perspektif dalam menentukan intervensi kegiatan yang paling sesuai, sangat disarankan untuk menggunakan data yang bersifat opini juga dari beberapa perwakilan karyawan. Kombinasi data dan fakta dengan opini akan memberikan sudut pandang yang lebih luas dalam memahami kondisi aktual employee experience di suatu perusahaan.

 

3. Jangan menggabungkan beberapa penilaian menjadi satu

Mungkin hal ini terlihat lebih mudah ketika Anda menggabungkan beberapa elemen penilaian menjadi satu, tetapi sebaiknya jangan dilakukan karena hal itu akan membingungkan hasil akhirnya. Akan lebih baik jika Anda melakukan pengukuran secara terpisah dari satu elemen dengan elemen lainnya, terutama elemen yang berhubungan dengan pekerjaan dan non-pekerjaan. Dengan begitu Anda nantinya dapat melihat elemen mana yang lebih prediktif daripada yang lain untuk hasil positif.

Anda bisa melihat elemen mana yang harus ditingkatkan, apakah dari segi pekerjaan atau non-pekerjaan seperti lingkungan kantor, cara komunikasi antara karyawan dan atasan, dan beberapa hal yang sifatnya lebih pribadi – mengenai kenyaman karyawan dalam bekerja.

 

4. Gunakan assessment dalam prosesnya

Cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mengukur employee experience adalah dengan menggunakan assessment. Dengan assessment, Anda bisa membuat pertanyaan-pertanyaan atau apa saja yang ingin Anda nilai secara custom, sehingga hasilnya akan sesuai dengan apa yang ingin Anda ukur. Selain itu, biasanya karyawan akan merasa lebih nyaman ketika diberikan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya mendeskripsikan diri mereka dibandingkan untuk mengutarakannya secara langsung.

Salah satu tools assessment yang dapat Anda gunakan yaitu Talentics, yang memiliki fitur dimana Anda dapat membuat sendiri pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda masukkan ke dalam assessment-nya. Selain itu, hasil dari assessment tersebut berupa data akurat yang dapat gunakan untuk mengukur employee experience. Adapula fitur response bias yang dapat mengidentifikasi ketika ada kepura-puraan dalam menjawab soal dalam assessment tersebut. Dengan Talentics, akan memudahkan Anda dalam mengukur employee experience di perusahaan Anda.
 

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Leave a Reply

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.