Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

Perlukah HR Menggunakan Sistem “Punishment”?

Pembahasan punishment dalam dunia kerja, plus dan minus dari pengaplikasian punsihment, serta strategi membuat lingkungan kerja yang produktif.

Dalam menjalani peran sebagai HR practitioner, kita selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif bagi seluruh karyawan. Namun, terkadang tantangan datang dalam bentuk tindakan yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Oleh karena itu, sebagai tim HR, kita perlu bertanggung jawab untuk memberikan dukungan dan sumber daya bagi karyawan agar dapat belajar dari kesalahan mereka dan berkembang secara profesional.

Punishment yang biasa dikenal sebagai sanksi atau hukuman adalah salah satu cara yang kerap kali dilakukan dalam mengelola karyawan dan mempertahankan lingkungan kerja yang sehat.

Punishment ini diberikan sebagai respons terhadap pelanggaran aturan atau kebijakan perusahaan, serta sebagai upaya untuk memperbaiki perilaku karyawan yang tidak sesuai dengan standar perusahaan.

Artikel ini akan membahas punishment dalam dunia kerja, plus dan minus dari pengaplikasian punsihment, serta strategi membuat lingkungan kerja yang produktif.

Apa itu Punishment?

Punishment di dunia kerja adalah tindakan atau sanksi yang diberikan oleh atasan atau manajer kepada karyawan yang telah melakukan pelanggaran atau kesalahan di tempat kerja.

Tujuan dari punishment adalah untuk memberikan peringatan atau teguran agar karyawan tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan dan untuk menjaga keamanan, produktivitas, serta kedisiplinan di tempat kerja.

Ada beberapa jenis hukuman yang umum diberikan di dunia kerja seperti:

  • Teguran Langsung
  • Surat peringatan 1-3
  • Penundaan kenaikan gaji
  • Penundaan promosi
  • Pembekuan tunjangan karyawan
  • Pemecatan

Contoh pelanggaran yang dapat menyebabkan pemberian hukuman adalah:

  • Melakukan tindakan diskriminasi terhadap rekan kerja atau karyawan lain berdasarkan jenis kelamin, agama, suku, ras, atau faktor lainnya yang tidak relevan dengan pekerjaan.
  • Melakukan kecurangan atau penipuan dalam pekerjaan.
  • Menyalahgunakan sumber daya perusahaan untuk keuntungan pribadi.
  • Melakukan tindakan yang merugikan perusahaan seperti mencuri, merusak atau menyebar informasi rahasia perusahaan.
  • Melanggar aturan keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat membahayakan diri sendiri atau rekan kerja.

Apakah Punishment Masih Relevan dan Berpengaruh pada Kinerja Perusahaan?

Menurut  Forbes, punishment hanya menempatkan karyawan dalam situasi yang tidak menyenangkan dan membuat mereka tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Selain itu, punishment cenderung hanya memberikan perbaikan sementara, tanpa mengatasi akar permasalahan yang benar-benar terjad

Karyawan yang mendapatkan hukuman cenderung hanya mengejar tujuan yang ditentukan oleh atasan, bukan memperbaiki kinerja mereka secara holistik dan menjadi pribadi yang lebih profesional.

Sebagai alternatif, perusahaan harus fokus pada pemberian feedback yang konstruktif dan membangun budaya kerja yang positif dan kolaboratif. Menurut sebuah artikel di Monitask, memberikan feedback yang terarah dan positif dapat memperkuat perilaku yang diinginkan dan memperbaiki perilaku yang kurang diinginkan. Budaya kerja yang positif dapat memberikan karyawan dengan dukungan sosial dan membuat mereka merasa dihargai dan diakui, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi dan kinerja mereka.

Selain itu, perusahaan dapat mempertimbangkan pemberian reward atau penghargaan kepada karyawan yang bekerja dengan baik. Program ini dapat memberikan karyawan dengan motivasi secara halus dan membuat mereka lebih merasa dihargai. 

Baca juga Reward dalam dunia HR: Definisi, Manfaat, Strategi

Jadi, apakah punishment masih relevan di tempat kerja? Jawabannya akan tergantung pada konteks perusahaan dan tipe pelanggaran yang terjadi. Namun, sebagai HR yang profesional, kita perlu mempertimbangkan alternatif yang lebih efektif untuk mengelola perilaku karyawan yang tidak diinginkan.

Dengan fokus pada pemberian feedback yang terarah dan positif, membangun budaya kerja yang positif dan kolaboratif, serta memberikan insentif yang sesuai, perusahaan dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan lebih baik dan menghindari praktik punishment yang tidak relevan dan tidak efektif.

Langkah Menangani Karyawan yang Melanggar Aturan

Akan tiba waktunya ketika seorang  HR pratitioner perlu menghadapi situasi ketika karyawan melanggar aturan yang telah ditetapkan. Namun, sebagai individu yang profesional, akan lebih bijak untuk memikirkan alternatif terbaik sebelum mengambil tindakan tegas seperti memberikan punishment.

1.   Fokus pada Aspek Positif

Pada poin pertama ini, HR practitioner perlu menemukan waktu atau proyek ketika sorang karyawan melakukan pekerjaan dengan teliti, mengikuti aturan dengan baik, dan menjadi contoh bagi karyawan lain. Hal ini akan menjadi basis yang kuat sebelum menginjak pada sisi perbaikan yang perlu dilakukan secara bersama.

Baca juga Talentics Insight: Dampak PHK Terhadap Anxiety Pencari Kerja

2.   Apresiasi Usaha yang Telah Dilakukan

Meskipun karyawan tidak sepenuhnya memenuhi harapan, jangan ragu untuk memberikan pujian atas kinerja mereka. Hal ini akan menunjukkan bahwa tim HR tetap menghargai kerja keras mereka.

3.   Fokus pada Target Perbaikan di Masa Depan

Sebagai seorang HR Practitioner, penting untuk melihat kesalahan yang dikakukan karyawan sebagai lesson dan menanganinya secara positif agar dapat memberikan solusi konstruktif tanpa mendiskreditkan karyawan tersebut.

Sebagai contoh, HR Practitioner dapat mengatakan, "Saya melihat kinerja Anda dalam proyek terakhir kurang memuaskan karena [jenis kesalahan yang dilakuakn]. Namun, saya yakin Anda memiliki potensi yang besar untuk memperbaiki kinerja Anda di proyek berikutnya yang akan dilaksanakan pada bulan depan. Apa yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk membantu Anda mencapai tujuan Anda dalam proyek berikutnya?"

Dengan cara ini, HR Practitioner dapat membantu memperbaiki kinerja karyawan secara positif dan konstruktif, serta memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu karyawan mencapai tujuannya.

Punishment dalam dunia kerja adalah tindakan atau sanksi yang diberikan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran atau kesalahan di tempat kerja. Jenis hukuman yang umum diberikan meliputi teguran langsung, surat peringatan, penundaan kenaikan gaji, penundaan promosi, pembekuan tunjangan karyawan, dan pemecatan.

Namun, penggunaan punishment cenderung hanya memberikan perbaikan sementara tanpa mengatasi akar permasalahan. Sebagai alternatif, perusahaan dapat fokus pada memberikan feedback yang terarah dan positif, membangun budaya kerja yang positif dan kolaboratif, serta memberikan insentif yang sesuai untuk meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan

Baca juga: 5 Tips Meningkatkan Produktivitas Kerja Setelah Libur Panjang

References:

Forbes – It's Not Enough To Pay Your Employees More
Harvard Business Review – Make It Safe for Employees to Speak Up 
Monitask – The Perils of Punishment in the Workplace
Ratu Mambrasar, Victor Lengkong, Rita Taroreh – Effect of Work Environment, Reward, Punishment Commitment on Organizational Commitment via Neliti 

Image Copyright – Andrea Piacquadio via Pexels

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Leave a Reply

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.