Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

Mengenal Job Burnout, Cara Mengidentifikasi dan Menanganinya

Penjelasan job burnout dari sudut pandang HR dan karyawan disertai cara mengidentifikasi dan langkah untuk menanganinya.

Sebagai seorang profesional yang bekerja setidaknya 40 jam dalam satu minggu, tentunya menghabiskan alokasi seperempat dari total waktu seminggu penuh tidak akan terlepas dari terjadinya fase naik dan turun semangat dalam bekerja. Namun apabila fase kurang bersemangat tidak hilang, ada kemungkinan telah terjadi burn-out.

Survey yang dilakukan oleh SHRM menyatakan bahwa 41% pekerja profesional di Amerika Serikat mengalami job burnout selama pandemi. Artikel ini akan membahas job burnout dari sudut pandang HR dan karyawan disertai cara mengidentifikasi dan langkah untuk menanganinya.

Apa itu Job Burnout?

Job Burnout adalah suatu keadaan di mana seorang karyawan merasa sangat lelah secara fisik, emosional, dan mental akibat dari beban kerja yang terlalu berat dan terus-menerus. Pada umumnya, burnout disebabkan oleh tekanan yang berkelanjutan dan ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kemampuan karyawan untuk mengatasinya.

Kejadian ini tak jarang membuat karyawan yang mengalami burnout merasa kehilangan motivasi, energi, dan minat untuk bekerja, bahkan pada pekerjaan yang sebelumnya mereka sangat sukai. Burnout dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental karyawan, serta kinerja dan produktivitas mereka di tempat kerja.

Penyebab Job Burnout

Job Burnout dapat terjadi dengan penyebab eksternal maupun internal, namun secara umum dapat disebabkan oleh:

  • Beban kerja yang berlebihan atau tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan karyawan.
  • Lingkungan kerja yang kurang kondusif, seperti adanya kekerasan, intimidasi, atau diskriminasi.
  • Ekspektasi yang tidak realistis dari atasan atau perusahaan.
  • Tuntutan kerja yang terus menerus tanpa waktu istirahat yang cukup atau kurangnya fleksibilitas dalam jadwal kerja.
  • Minimnya penghargaan atau pengakuan atas kerja yang telah dilakukan.
  • Konflik antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi, seperti kurangnya waktu untuk bersosialisasi atau istirahat.

Cara Mengidentifikasi Job Burnout

Pihak manajemen perusahaan dan setiap karyawan sama-sama bertanggung jawab untuk mengurangi potensi terjadinya burnout yang berlebihan, secara umum cara mengidentifikasi ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

Untuk Perusahaan/HR:

 

  • Monitor perubahan perilaku karyawan, seperti tingkat absensi yang meningkat atau produktivitas yang menurun secara drastis dan berkepanjangan.
  • Lakukan survei kepuasan karyawan secara berkala untuk mengetahui bagaimana karyawan merasa tentang pekerjaan mereka dan mengidentifikasi potensi stres.
  • Sediakan support kesejahteraan karyawan, seperti akses ke layanan kesehatan mental dalam paket compensation and benefit.

Untuk Karyawan:

  • Perhatikan perubahan emosional saat bekerja, seperti sulit untuk fokus, tidak bersemangat, atau mudah tersinggung oleh hal-hal kecil saat bekerja.
  • Perhatikan perubahan pada fisik yang mungkin disebabkan oleh burnout, seperti perubahan pola atau sangat mudah merasa lelah.
  • Identifikasi sumber stres dan tentukan apakah berasal dari pekerjaan atau area kehidupan lainnya.

Cara Menangani Job Burnout

Setiap individu memiliki caranya masing-masing untuk mengatasi burnout ketika bekerja. Secara professional, hal general yang dapat dilakukan adalah

Untuk Perusahaan/HR

  • Segera ajak karyawan berbicara untuk memahami penyebab dan mencari solusi untuk mencegah situasi yang semakin buruk.
  • Berikan akses karyawan ke sumber daya yang membantu mengelola stres, seperti konseling atau program pelatihan manajemen stres.
  • Bantu karyawan menentukan batasan yang realistis pada tanggung jawab dan harapan kerja yang bisa mereka lakukan agar tidak merasa tertekan.
  • Dorong karyawan untuk mengambil cuti atau istirahat dari pekerjaan jika perlu untuk menghindari kelelahan dan membantu memulihkan energi.
  • Ciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung dengan menjaga komunikasi yang terbuka dan memberikan umpan balik yang konstruktif.

Untuk Karyawan:

  • Cari tahu apa yang menjadi sumber stres dan usahakan mengurangi paparan terhadap sumber stres tersebut.
  • Berbicara dengan rekan kerja atau atasan untuk membahas masalah dan mencari dukungan.
  • Beri diri sendiri waktu untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang membantu mengurangi stres, seperti olahraga atau meditasi.
  • Membatasi tanggung jawab pekerjaan dan membuat jadwal prioritas untuk menghindari merasa terlalu kewalahan.
  • Mencari dukungan profesional jika tanda-tanda burnout berlanjut atau semakin parah dan mengganggu kesehatan fisik atau mental.

Dalam dunia kerja, job burnout dapat terjadi disebabkan oleh berbagai faktor dan akan berdampak pada kesehatan mental maupun fisik karyawan, bahkan mempengaruhi produktivitas dan kinerja secara negatif.

Penting bagi perusahaan untuk dapat mengidentifikasi dan meminimalisir terjadinya job burnout. Bagi karyawan, penting untuk mengenali tanda-tanda job burnout dan inisiatif untuk meminta bantuan dari rekan kerja, manajer, bahkan para profesional di bidang kesehatan mental jika mengalami situasi seperti ini.

References:

Better Up: Signs of burnout at work — and what to do about it 

Forbes: Symptoms Of Job Burnout And 7 Steps To Recovery 

Mayo Clinic: Job burnout: How to spot it and take action 

SHRM Survey: 41 Percent of Workers Feel Burnt Out During Pandemic 

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Leave a Reply

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.