Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

4 Alasan Kandidat “Ghosting” Offer Letter dan Cara Menghadapinya

4 Alasan Kandidat “Ghosting” Offer Letter dan 4 Cara Menghadapinya secara profesional untuk praktisi HR

Salah satu masalah yang kerap dihadapi praktisi HR di seluruh penjuru dunia adalah menghilangnya kandidat pada tahap rekrutmen, bahkan beberapa mengihlang setelah diberikan offer letter, fenomena ini kerap kali diberi nama ghosting. Dilaporkan oleh laman Indeed bahwa persentase kandidat yang melakukan ghosting pada perusahaan maupun sebaliknya kini telah ada di angka yang sama, kisaran 76%. Artikel ini akan membahas 4 alasan kenapa kandidat melakukan ghosting yang dilengkapi dengan cara menghadapinya secara profesional.

4 Alasan Kandidat Ghosting Offer Letter

Ada alasan yang cukup beragam namun Talentics.id telah merangkum 4 alasan utama yang dapat menjadi bahan evaluasi proses rekrutmen agar penglaman ini dapat diminimalisir untuk terjadi dikemudian hari.

1.   Proses Rekrutmen yang Terlalu Lama

Mari evaluasi berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang kandidat sejak melamar pekerjaan sampai dengan menandatangani kontrak kerja, Apabila lebih dari satu bulan, mungkin perlu dievaluasi ulang. Hal ini dikarenakan rerata waktu yang dibutuhkan untuk proses rekrutmen dari awal sampai akhir  menurut Society of Human Resource Management (SHRM) adalah 27 hari.

Penggunaan proses automatisasi dan ATS dalaml proses awal rekrutment untuk menyaring talenta terbaik sangat disarankan agar pekerjaan HR dapat lebih terfokus dalam melakukan interview yang lebih berkualitas dan menemukan kandidat terbaik yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2.   Komunikasi yang Belum Efektif

Proses rekrutmen merupakan salah satu proses yang harus menjunjung tinggi profesionalitas meskipun tidak dapat dipungkiri menjadi cukup emosional bagi para kandidat, hal ini dapat terjadi karena para kandidat berkompetisi bersama kandidat lainnya untuk mendapatkan satu posisi. Praktisi HR dapat menanggulangi masalah ini dengan membuat timeline yang jelas dan memberikan informasi secare lengkap mengenai proses rekrutment serta waktu-waktu yang telah ditentukan pada setiap prosesnya, dengan begitu kandidat akan mengetahui waktu terakhir untuk berekspektasi.

Perlu diingat bahwa proses rekrutmen saat ini sudah layaknya proses marketing dimana semua hal perlu dibuat sejelas dan seefektif mungkin. Kita senantiasa untuk meminimalisir ghosting kandidat dan terus bekerja dengan profesional agar kandidat mendapat experience terbaik selama porses rekrutmen.

Baca juga: Langkah-Langkah Meningkatkan Candidate Experience Pada Proses Rekrutmen

3.   Company Culture yang Tidak Sesuai

Memiliki budaya dan value perusahaan yang luhur serta diterapkan oleh semua karyawan akan menaikan citra perusahaan. Meskipun mungkin dapat terdengar kurang begitu penting, survey yang dilakukan oleh Glassdoors menyatakan bahwa 55% kandidat lebih mengutamakan budaya perusahaan dibanding gaji.

Proses rekrutmen merupakan pintu gerbang para kandidat untung mengetahui seberapa cocok kepribadian mereka dengan budaya dan value perusahaan. Memiliki budaya perusahaan  yang positif dimana semua karyawan memiliki ruang untuk terus bereksplorasi, bekerja secara nyaman, dan tetap produktif adalah hal yang perlu selalu menjadi highlight saat proses rekrutmen sehingga hanya karyawan yang paling sesuai saja yang dapat lolos pada tahap selanjutnya.

4.   Ada Tawaran yang Lebih Baik

Proses rekrutment kandidat sudah sering disamakan dengan proses marketing dimana semua hal menjadi sangat kompetitif, ada kemungkinan besar bahwa kandidat yang melakukan ghosting telah digaet oleh perusahaan lain dengan tawaran yang lebih menarik dan kompetitif. Perlu dipahami bahwa perusahaan dan kandidat sama-sama mencari yang terbaik dan terkadang memiliki lebih dari satu pilihan, terkadang pilihan itu tidak akan selalu jatuh pada perusahaan kita.

4 Cara Menghadapi Kandidat Ghosting Offer Letter

Semua kerja keras akan selalu membuahkan hasil namun terkadang hasilnya tidak selalu positif dan kandidat tetap melakukan ghosting setelah diberikan offer letter dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Berikut 4 langkah profesional yang dapat dilakukan oleh praktisi HR.

1.   Kirim Pesan dengan Pertanyaan

JIka kandidat dirasa sangat cocok untuk posisi yang dilamar dan perushaan benar-benar membutuhkannya, Cara pertama yang dapat dilakukan adalah mencoba kembali berkomunikasi dengan pertanyaan yang memiliki urgensi waktu beberapa hari kedepan. Pesan ini dapat berupa email, pesan singkat, maupun pesan suara.

“Selamat siang Pak/Bu … . Langkah berikutnya dari proses rekrutmen untuk posisi … di Pt ….  adalah follow-up  dari offer letter yang telah dikirim pada tanggal … . Apakah hari Rabu jam 2 sore memungkinkan untuk mengadakan pertemuan secara daring? Terimakasih”

2.   Memberdayakan Kandidat Lain

Apabila effort pertama yakni mengirimkan pesan dengan pertanyaan namun sampai tenggat hari dan jam yang telah ditentukan tetap tidak ada kabar, ada baiknya untuk segera melakukan pipeline review untuk melihat kemungkinan kandidat lain yang masih dalam jangkauan untuk melanjutkan proses, apabila tidak memungkinkan, maka mengulang proses rekrutmen dari awal akan menjadi jalan terakhir yang dapat ditempuh.

3.   Membuat Dafar Kandidat Ghosting

Prosfesionalitas kerja seseorang dapat tercermin dari bagiamana persona awal yang mereka perlihatkan semasa proses rekrutmen. Hal profesional yang dapat seorang HR lakukan apabila mendapat perlakuan seperti ini adalah membuat daftar kandidat yang pernah melakukan ghosting sehingga pada masa yang akan mendatang hal-hal seperti ini akan dapat diminimalisir dan mengehmat lebih banyak waktu.

4.   Memberi Support Tim yang Terimbas

Terkadang melakukan refleksi tim untuk melihat secara lebih objektif semua proses rekrutmen dibutuhkan untuk meminimalisir terulangnya kejadian seperti ini. DIbalik semua hal tersebut, tetap ada tim yang tetap membutuhkan pegawai dan mengalami kekurangan manpower. Pastikan tim HR dapat memberikan support secara moral pada tim yang terimbas fenomena kandidat ghosting ini saat memberdayakan kandidat yang lain.

Ghosting adalah hal yang tidak profesional namun tetap dialami baik oleh kandidat maupaun perusahaan. Pastikan proses rekrutmen di perusahaan anda dilakukan secara profesional, efisien dan akurat sehingga hal seperti ini dapat diminimalisir. Tingkatkan profesionalitas proses rekrutmen perusahaan anda dengan penggunaan online assesment dari Talentics.id yang muda dan dapat menghemat waktu.

 

Sumber:

Glassdoor

Glassdoor2

HireHive

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Leave a Reply

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.