Data memiliki peran sentral dalam bagi praktisi HR dalam menghadapi periode dimana efisiensi kerja semakin bergantung teknologi. Dalam periode yang cukup kompleks ini, praktisi HR perlu mengandalkan panduan data yang dapat diandalkan dalam domain HR, seperti informasi tingkat Employee Engagement atau menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan karyawan dalam perusahaan.
Artikel ini memiliki tujuan utama untuk memberikan pemahaman mendalam kepada praktisi HR di Indonesia mengenai statistik Employee Engagement dan konsep terkait yang relevan. Melalui data-data yang disajikan, diharapkan para praktisi HR dapat mengambil keputusan yang cerdas dan strategis dalam membangun keterlibatan karyawan yang kuat serta mengelola aspek-aspek penting dalam pengembangan sumber daya manusia dengan profesionalisme tinggi.
Employee Engagement Indonesia 20% Diatas Rata-rata Global
Tingkat Employee Engagement yang mencapai 77% di Indonesia, melampaui rata-rata global yang berada pada 57% saja1, menjadi data penting pertama yang perlu diketahui praktisi HR. Data ini mengindikasikan bahwa secara umum, karyawan di Indonesia cukup merasa terlibat atau engaged dengan perusahaan.
Praktisi HR perlu merespons data ini dengan menganalisis secara lebih dalam penyebab di balik angka ini dalam ruang lingkup perusahaan, menggali faktor-faktor yang berkontribusi pada employee engagement yang tinggi, seperti budaya kerja, gaya kepemimpinan, pengakuan, dan pengembangan karir yang efektif.
Dalam pelaksanaannya, praktisi HR dapat membangun strategi yang bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan Employee Engagement, mengoptimalkan produktivitas, dan mengokohkan posisi organisasi dalam persaingan global.
Baca juga: Pengukuran Kesuksesan Survey Employee Engagement
Baru 69% Karyawan Merasa Dihargai oleh Manajernya
Apabila employee engagement berada pada persentase yang sangat tinggi, baru 69% karyawan di Indonesia yang merasa dihargai oleh manajer mereka, angka yang meski cukup tinggi apabila dibandingkan dengan rata-rata Asia Pasifik sebesar 53%2, namun menunjukkan bahwa ada peluang untuk melakukan perbaikan yang lebih signifikan.
Pengakuan merupakan salah satu pilar utama dalam membangun Employee Engagement yang kuat.
Karyawan yang merasa dihargai oleh manajernya secara langsung cenderung lebih bersemangat, berdedikasi, dan produktif. Oleh karena itu, perusahaan harus berfokus pada meningkatkan praktik-praktik manajerial yang mendorong pengakuan dan apresiasi, seperti pemberian feedback yang rutin, penghargaan atas prestasi, serta peluang pengembangan karir yang jelas.
Cenderung rendahnya angka pengakuan oleh manajer di Asia Pasifik menunjukkan bahwa tantangan ini bukan hanya dihadapi oleh Indonesia, tetapi juga wilayah ini secara luas. Namun, ini adalah peluang bagi perusahaan di Indonesia untuk memimpin dalam menciptakan lingkungan kerja yang penuh apresiasi dan penghargaan terhadap kontribusi karyawan. Dengan cara ini, perusahaan dapat membangun koneksi yang lebih kuat antara manajemen, middle level manager, dan karyawan yang pada akhirnya akan menghasilkan hubungan yang lebih baik, produktivitas yang meningkat, dan pertumbuhan berkelanjutan.
92% Karyawan Indonesia Berpandangan Positif Terhadap Perusahaan
Nilai ini jauh berada diatas rata-rata global yang berada pada 26% saja 3. Pandangan positif ini mencerminkan bukan hanya kepuasan, tetapi juga hubungan saling percaya dan budaya kerja yang inklusif. Mayoritas perusahaan di Indonesia tampaknya telah berhasil membangun iklim di mana karyawan merasa dihargai, didengar, dan memiliki peran penting dalam kesuksesan perusahaan. Dalam lingkungan kerja yang semakin kompetitif, memiliki mayoritas karyawan dengan pandangan positif dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.
penting bagi setiap perusahaan untuk memastikan bahwa pandangan positif karyawan diikuti dengan tindakan nyata yang mendukung kesejahteraan dan hak-hak karyawan. Dukungan Ini melibatkan pengawasan yang ketat terhadap praktik manajemen sumber daya manusia seperti mematuhi UU ketenagakerjaan, dan memastikan bahwa beban kerja tetap seimbang dan adil. Dengan menjaga keseimbangan antara pandangan positif karyawan dan perlindungan hak-hak mereka, perusahaan dapat membangun budaya kerja produktif dan saling menghargai satu sama lain.
Perusahaan dengan Engagement Tinggi 21% Lebih Profitable
Employee Engagement atau keterlibatan karyawan, tidak hanya membahas tentang kesejahteraan fisik dan mental karyawan, tetapi juga tentang hubungan yang mendalam antara karyawan dan perusahaan. Hubungan ini menjadi fondasi yang kuat dalam menciptakan budaya kerja yang inklusif dan berdaya saing, serta mendukung pencapaian tujuan bisnis.
Menurut studi yang dilakukan oleh Gallup, bisnis yang memiliki tingkat Employee Engagement yang tinggi mencatat tingkat profitabilitas yang lebih tinggi hingga 21% dan karyawan lebih 17% 4 lebih produktif dibandingkan dengan bisnis yang memiliki tingkat Employee Engagement rendah. Angka ini menggambarkan bahwa Employee Engagement tidak hanya mempengaruhi suasana hati karyawan, tetapi juga membawa manfaat signifikan dalam hal keuangan dan operasional.
Perusahaan idealnya tidak hanya berusaha untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan nyaman bagi karyawan, tetapi juga berkomitmen untuk memberdayakan setiap individu secara holistik. Proses ini melibatkan memberikan training yang sesuai, pengakuan atas prestasi, pengembangan karir yang jelas, dan pendekatan yang berorientasi pada pemberdayaan karyawan.
Kesimpulan
Employee Engagement bukan sekadar aspek emosional, melainkan fondasi utama bagi produktivitas dan profitabilitas perusahaan. Data statistik mengungkapkan bahwa karyawan yang terlibat secara aktif memiliki produktivitas yang lebih tinggi, mendukung pertumbuhan hingga 17% dan profitabilitas perusahaaan hingga 21%. Menerapkan praktik-praktik manajerial yang mendorong pengakuan, pemberdayaan, dan pengembangan karyawan berdampak positif pada hubungan antara karyawan dan perusahaan.
Dengan merespons data ini, praktisi HR dapat merancang strategi untuk menjaga dan meningkatkan Employee Engagement, mengoptimalkan produktivitas, dan memperkuat posisi perusahaan di pasar global. Memahami pentingnya peran karyawan yang engaged dalam mencapai tujuan bisnis adalah langkah kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, produktif, dan berdampak pada kesuksesan jangka panjang perusahaan.
References
- PWC – Asia Pacific Hopes and Fears Survey 2023 Page 7
- PWC – Asia Pacific Hopes and Fears Indonesia 2023 Page 2
- Edelman – 2023 Trust Barometer Global Report Page 45
- Gallup – How Employee Engagement Drives Growth
Business Insider – Nearly Three-Quarters Of Workers Are Actively Thinking About Quitting
Haiilo – 8 Employee Engagement Statistics You Need to Know in 2023
Job List – Q1 2023 United States Job Market Report
McKinsey – The State of Organizations 2023
SHRM – 2022-2023 SHRM State of the Workplace
Image © Fauxels via Pexels