Saat ini, di zaman yang serba tidak pasti, semua perusahaan membutuhkan sosok yang mampu mengarahkan kemudi ke peluang bisnis yang lebih baik. Seorang pemimpin yang memiliki kompetensi dalam menghadapi risiko dan memutuskan langkah mana yang harus diambil, tentunya yang paling menguntungkan.
Kompetensi ini dikenal sebagai business acumen atau dalam bahasa Indonesia disebut ketajaman bisnis.
Mari memahami business acumen secara lanjut.
Meskipun peran seseorang dalam sebuah perusahaan hanya sebagai pegawai, bukan CEO. perusahaan akan diuntungkan jika seluruh talenta terkait memiliki kompetensi business acumen. Jika talent dan employee engagement yang dilakukan perusahaan tepat sasaran, maka talenta perusahaan terlatih dan mampu dengan mudah menentukan apa yang dapat mendorong keberhasilan bisnis perusahaan.
Baca juga: Talent Engagement: Strategi Perusahaan untuk Mendapatkan Talenta Terbaik
Penilaian kompetensi ini lazim diberlakukan pada kanal perekrutan perusahaan, misalnya management trainee atau lini spesifik seperti sales dan marketing.
Sehingga dapat dikatakan bahwa business acumen adalah kompetensi yang penting untuk dimiliki oleh calon pemimpin perusahaan Anda.
Ketajaman berpikir dan kecepatan dalam memahami, menangani situasi bisnis, dengan cara yang mengarah pada hasil yang baik memang esensial bagi perusahaan manapun.
Anda perlu memahami bahwa bisnis berjalan berkat dua komponen. Pertama, business literacy atau dapat dikatakan “melek bisnis”, di mana talenta potensial memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai fungsi dalam bisnis di perusahaan tempatnya bekerja.
Kedua, business acumen atau yang disebut sebagai “ketajaman bisnis” tadi, yang merupakan kemampuan untuk membuat penilaian yang baik terhadap segala situasi dan keputusan yang cepat, yang ada kaitannya dengan bisnis itu sendiri.
Seorang pemimpin mungkin memiliki literasi bisnis yang baik, sehingga ia peka terhadap situasi dan perkembangan bisnis terkini. Kelebihan ini belum tentu diiringi dengan kompetensi business acumen yang memadai. Begitu pula sebaliknya.
Namun, seorang talenta dengan business acumen yang baik berpeluang lebih besar untuk menguasai literasi bisnis dibanding kondisi sebaliknya. Mengapa? Karena secara garis besar, kompetensi business acumen yang kuat bertindak sebagai “kendaraan” untuk meningkatkan kinerja dan mengembangkan kepemimpinan talenta perusahaan.
Sosok pemimpin dengan business acumen sekali lagi berperan memikul tanggung jawab penuh atas pengambilan keputusan dan pembangunan strategi dalam suatu perusahaan. Sebelum memutuskan langkah-langkah yang dipakai, tentu talenta perlu mengisi pemahamannya tentang bisnis yang dikelola.
Ibaratnya, orang yang pintar secara akademis belum tentu cakap memimpin sebuah tim. Tetapi, seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan, biasanya lebih pandai, secara akademis maupun sosial, dari teman-teman sekelompoknya.
Tidak hanya sampai di sana, talenta yang memiliki kompetensi business acumen juga perlu menguasai keterampilan dasar dalam dunia bisnis seperti keuangan, akuntansi, pemasaran, pelayanan pelanggan, serta pengelolaan sumber daya bagi bisnis yang dijalankan.
Baca juga: Mass Hiring Selama Pandemi: Tren, Tantangan, dan Panduan Terkait Hal yang Harus Anda Lakukan
Aspek-Aspek Business Acumen
Secara garis besar, terdapat lima aspek dari business acumen yang dapat dinilai dari seorang talenta potensial:
1. Pemahaman bisnis dan seluk-beluk aktivitas bisnis perusahaan yang dikelola
Dalam konteks kompetensi business acumen, sangat penting bagi seorang pemimpin perusahaan untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang bisnis mereka. Tidak cukup hanya mengetahui bagaimana bisnis tersebut beroperasi tetapi juga bagaimana hal itu menciptakan nilai mendalam bagi orang lain agar berhasil menciptakan dan menjalankan strategi bisnis.
Seorang pemimpin yang efektif dalam sebuah bisnis adalah sosok yang memiliki pemahaman yang kuat dalam menentukan keberhasilan utama bisnis saat ini dan yang sedang dalam tahap perkembangan. Pemimpin yang dicari adalah sosok dengan wawasan yang mendalam tentang target market perusahaan.
Pemimpin perusahaan pun harus mengetahui siapa saja kompetitor di lapangan dan apa yang membuat perusahaannya berbeda dari mereka. Pemimpin harus mengikuti tren, bukan untuk meniru mentah-mentah, melainkan mendefinisikan kembali dan membentuk target market perusahaan yang tepat. Kecerdasan finansial dan kemampuan untuk berpikir secara strategis untuk mendorong keuntungan dan pertumbuhan perusahaan pun wajib dimiliki.
2. Pengambilan keputusan yang terkait bisnis perusahaan
Saat seorang talenta perusahaan menjalankan bisnis, banyak hal yang harus diputuskan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Talenta yang memiliki business acumen yang baik perlu melakukannya di berbagai lapisan dan fungsi manajemen di perusahaan. Karakter pemimpin kemampuan problem solving yang kuat berkaitan dengan hal ini.
Oleh karena itu, penting bagi pemimpin untuk mengidentifikasi dan melakukan analisa permasalahan melalui berbagai sudut pandang, menghasilkan solusi dan melakukan evaluasi terhadap penerapan solusi tersebut.
Problem solving sangat dibutuhkan dalam diri seorang pemimpin perusahaan agar dapat memegang kendali dalam situasi dan kondisi yang sangat dinamis serta menciptakan proses pengambilan keputusan yang lebih efisien.
Keputusan-keputusan ini dapat secara langsung mempengaruhi pendapatan, laba, dan daya saing. Sebagian besar perusahaan mengikuti pendekatan top-down ketika membuat keputusan bisnis.
Namun, hal ini merupakan praktik usang yang sudah tidak relevan dengan tuntutan zaman. Yang tentunya dibutuhkan saat ini adalah bagaimana agar talenta perusahaan dapat menjadi agile, sehingga perlu adanya delegasi pengambilan keputusan yang didistribusikan ke departemen-departemen. Praktik ini umum ditemui pada perusahaan rintisan atau startup.
Salah satu tanggung jawab utama seorang pemimpin bisnis adalah mendelegasikan hak pengambilan keputusan dengan cerdas di mana pun diperlukan. Hal ini boleh jadi berarti bahwa semua praktisi HR di perusahaan harus tahu bagaimana memperkirakan dan mengelola talenta serta meningkatkan candidate experience.
Pemimpin wajib memahami bahwa setiap keputusan yang diambil mempengaruhi profit dari usaha yang dijalankan. Para pemimpin bisnis perlu menanamkan semangat kepemilikan pada talenta lainnya untuk secara signifikan meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan di semua tingkatan dalam perusahaan yang dikelola.
3. Inovasi
Inovasi merupakan aspek penting dari business acumen. Inovasi dapat dipimpin oleh para pemimpin bisnis dan manajer. Inovasi dapat terjadi di semua tingkatan, dapat dilihat dari produk, proses, dan model bisnis yang dipakai.
Untuk mempertahankan keunggulan kompetitif saat ini, penting bagi seorang pemimpin bisnis untuk menumbuhkan semangat kolaborasi dan kreasi bersama di antara talenta perusahaan.
Semua lini harus mampu melindungi dan mengembangkan bisnis yang ada sambil berinovasi mengembangkan cabang bisnis baru dengan sukses. Dalam situasi ini, business acumen dan keterampilan inovasi berjalan beriringan dalam mempertahankan pertumbuhan dan menciptakan profit bagi perusahaan dan pelanggannya.
4. Customers first
Menempatkan pelanggan di garis depan saat membuat keputusan bisnis membedakan Anda dari kompetitor. Market orientation adalah kemampuan untuk memahami perkembangan kebutuhan pasar terkini serta menyadari peluang yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Orang yang memiliki market orientation yang tinggi akan selalu mengikuti informasi terkini dan menyadari berbagai peluang yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasar. Banyak pelaku bisnis yang lupa bahwa yang dicari dalam melakukan bisnis tidak semata-mata materi dan uang.
Anda tidak dapat mengontrol pelanggan Anda, kebutuhan dan keinginan mereka bersifat dinamis yang berubah seiring waktu. Inilah mengapa business acumen semakin diperlukan para pemimpin perusahaan.
Para pemimpin perusahaan perlu memahami bahwa bisnis yang dijalankan ada di tangan pelanggan atau konsumen mereka. Pelanggan dapat membangun atau menghancurkan bisnis dalam sekejap. They’re that powerful.
Oleh karena itu, tidak ada yang lebih berharga selain pelanggan setia. Yang setia ini yang kemudian membuka celah untuk menemukan pelanggan baru. Mereka membantu perusahaan dalam meningkatkan pangsa pasar, pendapatan, dan keuntungan.
5. Hubungan dengan pihak luar
Seiring waktu, bisnis menjadi lebih kompleks, digantikan oleh ekosistem dan rantai nilai yang kompleks, matriks penjualan yang rumit. Para pemimpin bisnis saat ini perlu memiliki visi 360 derajat (three-sixty degree) untuk meraih semua peluang dan berkolaborasi dengan pihak lain yang bahkan di luar lingkup mereka.
Menjadi semakin penting bagi perusahaan untuk terus menjaga kepercayaan dan hubungan baik dengan pihak luar. Dengan kebutuhan ini, tentu saja perusahaan butuh sosok yang representatif dan dapat diterima mulai dari konsumen, supplier, klien, partner, hingga investor dan pemangku kepentingan lainnya seperti pemerintah.
Lanskap industri yang berkembang menciptakan banyak peluang baru yang disertai risiko. Untuk mengurangi risiko dan memanfaatkan peluang, para pemimpin harus meningkatkan eksposur mereka, membangun hubungan, dan berkolaborasi dengan perusahaan atau bahkan industri lain.
Semangat kolaborasi ini di antaranya dapat dilihat dari merger, akuisisi, atau bentuk kerja sama lain. Misalnya yang dilakukan Tokopedia dengan BTS atau Bibit dengan Bank Jago.
Sangat penting bagi para pemimpin untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang value chain dan ekosistem industri secara lebih luas. Memahami ini dapat membantu mereka menavigasi ketidakpastian yang belakangan sering ditemui.
Baca juga: Predictive Hiring: Masa Depan Proses Rekrutmen Perusahaan Anda
Business Acumen: Nature atau Nurture?
Perdebatan nature atau nurture selalu terjadi di segala aspek kehidupan. Banyak yang menganggap bahwa talenta dengan business acumen yang baik diturunkan dari keluarganya. Mereka yang lahir dalam keluarga yang memiliki latar belakang bisnis maka mereka dianggap memiliki kemampuan berbisnis dan memiliki ide bisnis yang baik. Tapi apakah itu selalu terjadi?
Nurture sendiri mematahkan pernyataan ini, bahwa kompetensi business acumen talenta perusahaan Anda bicara perkembangan seiring waktu, dibentuk dari pengalaman dan pembelajaran. Lingkungan tempat seseorang tinggal dan pengalaman yang dihadapinya membentuk pola bisnis dalam diri mereka. Jika mereka beruntung, mereka akan memiliki dua komponen ini secara berkesinambungan.
Keduanya memiliki peran dalam operasional perusahaan. Sebagai contoh, keterampilan kepemimpinan, keterampilan manajerial, dapat diturunkan tetapi penilaian intuitif dan keterampilan pengambilan keputusan dapat dikembangkan dari waktu ke waktu dari penilaian masa lalu yang telah mereka alami. Jika dapat menyeimbangkan keduanya, maka kombinasi terbesar ini melahirkan sosok pemimpin yang tepat untuk perusahaan Anda.
Meningkatkan Kompetensi Business Acumen di Perusahaan Anda
Business acumen dapat dikembangkan dengan banyak cara. Mulai dari bimbingan one-on-one session sehari-hari, board game, hingga pembelajaran berdasarkan pengalaman melalui simulasi bisnis yang diberikan melalui tes assessment.
Inovasi teknologi dalam dekade terakhir dapat memberikan simulasi bisnis yang membantu menemukan kompetensi business acumen dalam diri talenta potensial perusahaan. Teknologi ini mengumpulkan data dalam jumlah besar yang diubah menjadi matriks untuk memberikan penjelasan dengan data-data prediktif yang menyusun kebutuhan peran di suatu posisi menjadi lebih efisien.
Simulasi ini dapat menilai berbagai kemampuan tim dan individu, dari pengetahuan dan pemahaman hingga penerapannya ke dalam pengembangan dan pelaksanaan strategi. Saat simulasi berjalan, langkah-langkah pengambilan keputusan diuji.
Hal ini kemudian memberikan gambaran langsung kepada talenta bersangkutan dan manajemen perusahaan tentang apa yang berhasil dengan baik dan apa yang tidak.
Simulasi bisnis yang diberikan melalui assessment memberikan fleksibilitas dan skalabilitas sesuai dengan kebutuhan bisnis. Dari berskala besar yang dapat membangun business acumen talenta di seluruh fungsi bisnis hingga lokakarya kecil yang dirancang khusus untuk menilai keterampilan dan motivasi.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengenali Potensi Leadership Kandidat?
Melihat Potensi Business Acumen Talenta Perusahaan Anda
Baik untuk kebutuhan suksesi ataupun membangun lini tim bisnis, sales, atau marketing yang kuat, sudah sebaiknya Anda melihat terlebih dahulu potensi dalam hal kompetensi business acumen dari talenta Anda. Dengan Talentics Online Assessments, ungkap potensi kompetensi business acumen talenta dengan alat ukur dan teknologi yang mendukung keakuratan dan kemudahan proses penilaian talenta Anda.
Article Editor: Nadia Fernanda
Image credits: Pexels