Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

Passion at Work

Apakah Passion at Work Menular?

Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, ada dua jenis passion, yaitu harmonious passion dan obsessive passion. Harmonious passion adalah

4 Data Statistik HR dalam Employee Retention

Mengidentifikasi 4 data statistik yang tidak hanya memberikan wawasan, tetapi juga mendorong para praktisi HR untuk melangkah lebih jauh dalam usaha meningkatkan employee retention.

Dalam menghadapi era yang terus berubah di dunia kerja, penting bagi para praktisi HR untuk tetap up-to-date dengan data statistik yang relevan dan terpercaya. Data  ini tidak hanya berperan sebagai sekedar informasi, tetapi juga sebagai sumber inspirasi yang kuat untuk mengambil keputusan yang cerdas dan progresif. Terutama dalam menghadapi tantangan retensi karyawan yang semakin kompleks, memahami tren dan angka-angka yang mendasar adalah langkah awal yang krusial.

Artikel ini akan mengidentifikasi 4 data statistik yang tidak hanya memberikan wawasan, tetapi juga mendorong para praktisi HR untuk melangkah lebih jauh dalam usaha meningkatkan employee retention, sehingga dapat membentuk para profesional di bidang HR yang sedang membaca artikel ini sebagai penghubung yang cekatan antara karyawan dan manajemen.

1.    93% Perusahaan Mengkhawatirkan Tingkat Retensi Karyawan

Data dari Linkedin 1 menyatakan bahwa 93% perusahaan, dalam hal ini manajemen, mengkhawatirkan kemungkinan karyawannya  yang dapat saja mengundurkan diri kapanpun. Hal ini mencerminkan kesadaran yang semakin tinggi akan pentingnya mempertahankan bakat-bakat terbaik dalam perusahaan.

Khawatirnya perusahaan terhadap tingkat retensi karyawan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk persaingan di pasar tenaga kerja, biaya penggantian karyawan, dan dampak negatif pada produktivitas.

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat mengadopsi pendekatan yang proaktif untuk meningkatkan retensi karyawan. Langkah pertama adalah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi karyawan dalam memilih untuk tetap bekerja dalam perusahaan atau memutuskan untuk resign dengan mengadakan survey secara komprehensif.

Selanjutnya, perusahaan dapat merancang program pengembangan karir yang jelas dan menarik berdasarkan data hasil survey tersebut. Dengan memberikan peluang untuk pertumbuhan dan peningkatan keterampilan, karyawan mungkin lebih cenderung untuk tetap setia terhadap organisasi yang peduli terhadap perkembangan mereka.

Keterlibatan dan komunikasi juga merupakan kunci dalam mengurangi kekhawatiran terkait retensi. Memastikan bahwa karyawan merasa didengar, dihargai, dan memiliki saluran komunikasi yang terbuka dengan manajemen dapat membantu mengatasi rasa tidak pasti dan meningkatkan loyalitas para karyawan.
Baca juga: 10 Strategi Meningkatkan Employee Retention 2023

2.   35% Karyawan Indonesia Merasa Gajinya Kurang

Temuan bahwa 35% karyawan di Indonesia merasa gajinya kurang 2 adalah panggilan bagi perusahaan untuk lebih mendalami dalam memahami persepsi dan harapan karyawan terhadap kompensasi.

Data ini mengindikasikan bahwa ada ruang untuk meningkatkan kejelasan dan transparansi mengenai struktur kompensasi serta nilai yang diberikan kepada karyawan.

Praktisi HR dapat mengambil langkah strategis dengan memperdalam pemahaman mengenai komponen kompensasi yang dirasakan kurang memadai oleh sebagian karyawan.

Melalui survei atau wawancara individual, perusahaan dapat mengidentifikasi sejauh mana persepsi ini berkaitan dengan keseimbangan antara tanggung jawab pekerjaan dan imbalan yang diberikan.

Transparansi juga memainkan peran penting dalam mengatasi persepsi ini. Perusahaan dapat mempertimbangkan untuk mengadakan sesi komunikasi terbuka mengenai struktur gaji, kebijakan kenaikan gaji, dan komponen lain dari paket kompensasi.

Memastikan bahwa karyawan memahami bagaimana kompensasi ditentukan dan bagaimana mereka dapat berkontribusi untuk mendapatkan peningkatan, dapat membantu mengatasi rasa kurang puas terhadap gaji.

Selain itu, perusahaan dapat mempertimbangkan pengenalan program pengembangan karyawan yang terfokus pada peningkatan kompetensi dan tanggung jawab. Dengan memberikan peluang untuk pertumbuhan, karyawan mungkin akan melihat peningkatan dalam kompensasi sebagai bagian dari perkembangan karir yang berkelanjutan.

3.   78% Jobseeker Percaya “Job Hopping” Meningkatkan Gaji

Tingginya persentase para pencari kerja, yaitu 78%, yang percaya bahwa melakukan “job hopping” atau sering berpindah pekerjaan dapat meningkatkan gaji menyoroti pentingnya kompensasi dalam retensi karyawan. 3

Data ini menunjukkan persepsi umum bahwa mencari peluang baru dapat memicu peningkatan kompensasi yang sulit diperoleh dengan hanya bertahan di perusahaan yang sama.Penting bagi perusahaan untuk merespons temuan ini dengan lebih proaktif dalam hal manajemen kompensasi.

Meningkatkan komunikasi mengenai struktur gaji, kebijakan kenaikan gaji, serta memberikan penjelasan mengenai peluang pengembangan karir yang terbuka, dapat membantu mengurangi persepsi bahwa job hopping adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kenaikan gaji yang signifikan.

Selain itu, perusahaan dapat mengevaluasi dan memastikan bahwa skala gaji yang ditawarkan tetap kompetitif di pasar kerja. Dengan menawarkan kompensasi yang adil dan kompetitif, perusahaan dapat mengurangi godaan job hopping dan memastikan bahwa karyawan merasa dihargai dan diakui atas kontribusi mereka.

Selanjutnya, pendekatan yang berfokus pada pengembangan karir internal dan peluang pertumbuhan juga dapat menggeser persepsi karyawan mengenai peningkatan gaji.

Dengan merancang rencana pengembangan yang jelas dan memberikan peluang untuk meningkatkan keterampilan serta tanggung jawab, perusahaan dapat menunjukkan bahwa peluang kenaikan gaji dapat dicapai melalui komitmen jangka panjang dan pencapaian di dalam organisasi.
Baca juga: 4 Data Statistik HR dalam Proses Rekrutmen

4.   56% Karyawan Aktif Mencari Pekerjaan Baru

Data dari Bank Rate 4 mengungkapkan bahwa 56% karyawan berencana mencari pekerjaan dalam 12 bulan mendatang. Hal ini mengindikasikan adanya potensi tantangan dalam hal employee engagement di perusahaan, karena idealnya karyawan yang merasa engaged atau terkait dengan perusahaan akan bertahan dan loyal.

Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah yang definitif untuk memahami akar permasalahan dan meningkatkan keterlibatan karyawan. Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah melaksanakan atau memperdalam survei Employee Engagement yang lebih mendalam dan komprehensif.

Hasil data dari survei yang diperdalam dapat menggali berbagai aspek, seperti kualitas kepemimpinan, kejelasan tujuan perusahaan, peluang pengembangan karir, dan dukungan manajemen.

Informasi yang berharga dari survei ini dapat membantu perusahaan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan keterlibatan karyawan sekaligus juga memberikan karyawan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, kekhawatiran, dan saran mereka.

Kesimpulan

Dalam dunia kerja yang terus berubah, praktisi HR harus meningkatkan pengetahuan dengan data statistik relevan. Data bukan sekadar informasi, tetapi juga inspirasi untuk keputusan cerdas dalam mengatasi tantangan retensi karyawan. Artikel ini mengungkapkan empat data statistik menginspirasi para praktisi HR.

Pertama, 93% perusahaan khawatir terhadap tingkat retensi karyawan, menandakan perlunya pendekatan proaktif seperti pemahaman faktor-faktor karyawan, program pengembangan karir, dan komunikasi. Kedua, 35% karyawan merasa gaji kurang, mengindikasikan pentingnya transparansi kompensasi dan pengembangan karir.

Ketiga, 78% pencari kerja percaya job hopping meningkatkan gaji, menekankan komunikasi kompensasi yang lebih baik dan skala gaji yang kompetitif. Keempat, 56% karyawan mencari pekerjaan baru, menyoroti pentingnya engagement.
Baca juga: 4 Data Statistik HR dalam Employee Engagement

Survei Employee Engagement yang mendalam bisa mengidentifikasi faktor-faktor pengaruh dan meningkatkan keterlibatan karyawan. Semua elemen ini membentuk dasar bagi praktisi HR sebagai penghubung profesional antara karyawan dan manajemen.

External Reference

  1. Linkedin – 2023 Workplace Learning Report Page 22
  2. Temuan Survey INDEF & GajiGesa – Earned Wage Access 
  3. People Managing People – Employee Retention Statistics You Should Know in 2023
  4. Bank Rate – Survey: 56% of workers plan to look for a job in the next 12 months

Image © Anna Shvets via Pexels

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.