Passion dianggap faktor yang penting dalam kerja dan sering dibahas oleh tokoh-tokoh ternama. Desainer terkemuka Vera Wang misalnya mengatakan, “When you have a passion for something then you tend not only to be better at it, but you work harder at it too.” Sang pendiri Apple, almarhum Steve Jobs, juga pernah mengatakan sesuatu terkait passion, “People with passion can change the world for the better.” Namun, apakah ada bukti empiris bahwa passion benar-benar berdampak?
Passion merupakan ketertarikan kuat terhadap suatu aktivitas yang disukai dan dianggap penting, dimana seseorang rela untuk menginvestasikan energi dan waktu untuk aktivitas tersebut. Menurut sekelompok peneliti dari Kanada (Vallerand et al., 2003), ada dua jenis passion, yaitu:
- Harmonious passion adalah ketertarikan kuat terhadap suatu aktivitas yang secara sukarela diintegrasikan ke dalam identitas dan kehidupan individu. Individu dengan harmonious passion terlibat dalam aktivitas karena mereka benar-benar menikmatinya dan menemukan aktivitas tersebut bermakna. Biasanya harmonious passion berakar dari karakteristik aktivitas yang enjoyable dan challenging. Individu dengan harmonious passion biasanya memiliki pendekatan yang lebih fleksibel terhadap aktivitas di luar pekerjaan, memungkinkan mereka untuk seimbang dengan tanggung jawab dan minat lainnya. Oleh karena itu, harmonious passion kemungkinan dapat berkontribusi positif terhadap kesejahteraan dan pemenuhan psikologis seseorang.
- Obsessive passion adalah ketertarikan yang kuat terhadap suatu aktivitas yang membuat individu merasa terdorong untuk terlibat di dalamnya dan merasa terkontrol olehnya. Individu dengan obsessive passion seringkali mengalami dorongan yang tidak terkendali untuk terlibat dalam aktivitas tersebut, yang dapat menyebabkan rasa tertekan dan kecemasan. Obsessive passion bisa berakar dari hubungan interpersonal, yaitu kebutuhan untuk diakui dan juga harga diri ketika melakukan aktivitas tersebut. Obsessive passion dapat menjadi dominan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang tersebut seringkali mengorbankan aktivitas dan tanggung jawab lainnya. Individu-individu dengan obsessive passion mungkin mengalami emosi negatif seperti rasa bersalah, malu, dan frustasi ketika mereka tidak dapat terlibat dalam aktivitas tersebut.
Secara ringkas, meskipun harmonious passion maupun obsessive passion sama-sama melibatkan keterikatan yang kuat terhadap suatu aktivitas, perbedaan utamanya terletak pada sifat ketertarikan dan dampaknya terhadap kesejahteraan dan keseimbangan hidup individu. Harmonious passion melibatkan integrasi yang lebih seimbang dan memuaskan dari aktivitas tersebut ke dalam kehidupan individu, sedangkan obsessive passion ditandai dengan keterlibatan yang kompulsif dan seringkali merugikan dengan aktivitas tersebut.
Belum lama ini, sekelompok peneliti (Pollack et al., 2020) mengumpulkan bukti-bukti empiris mengenai dampak kedua jenis passion tersebut. Tim peneliti tersebut mengumpulkan 87 studi yang dilakukan selama hampir dua dekade terakhir dengan total sampel penelitian mencapai lebih dari 38.000 orang dan melakukan meta-analisis (studi atas studi-studi terdahulu). Hasilnya, harmonious passion secara empiris berhubungan positif dengan banyak hal positif, di antaranya emosi positif, engagement, kepuasan hidup, kepuasan kerja, kesejahteraan psikologis, kinerja, komitmen, konsentrasi, kreativitas, dan motivasi intrinsik. Selain itu, harmonious passion juga berhubungan negatif dengan beberapa hal seperti emosi negatif, burnout, stress, dan intensi untuk keluar dari pekerjaan. Tapi, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara harmonious passion dengan organizational citizenship behavior dan motivasi ekstrinsik. Sementara itu, obsessive passion secara empiris berhubungan positif dengan banyak hal negatif, yaitu antara lain emosi negatif, burnout, stress, sinisme, dan jumlah jam kerja per minggu. Namun, obsessive passion ternyata juga masih berhubungan positif dengan hal-hal positif, seperti misalkan komitmen dan self-efficacy. Lebih lanjut, obsessive passion tidak berhubungan dengan hal-hal seperti kinerja, kreativitas, organizational citizenship behavior, kepuasan kerja, maupun kepuasan hidup.
Kesimpulannya, harmonious passion memiliki dampak-dampak positif, sementara obsessive passion cenderung berdampak negatif walau juga memiliki beberapa dampak positif. Oleh karena itu, penting bagi leaders untuk mengembangkan harmonious passion anggota-anggota timnya. Salah satunya dengan cara menelusuri dan mengevaluasi akar harmonious passion, yaitu apakah karakteristik atau desain pekerjaan timnya sudah memenuhi unsur enjoyable dan challenging atau belum.
Referensi utama
Pollack, J. M., Ho, V. T., O’Boyle, E. H., & Kirkman, B. L. (2020). Passion at work: A meta‐analysis of individual work outcomes. Journal of Organizational Behavior, 41(4), 311-331.
Vallerand, R. J., Blanchard, C., Mageau, G. A., Koestner, R., Ratelle, C., Léonard, M., Gagné, M., & Marsolais, J. (2003). Les passions de l’ame: On obsessive and harmonious passion. Journal of Personality and Social Psychology, 85(4), 756.