Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Related Posts

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

4 Metriks Utama HR dalam Proses Rekrutmen

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, tim HR tidak hanya bertanggung jawab dalam merekrut dan mengelola karyawan, tetapi juga idealnya mampu membuktikan kontribusinya terhadap keberhasilan organisasi. Di sinilah HR metrics menjadi sangat penting. Dengan menggunakan data sebagai dasar evaluasi, HR metrics membantu mengukur efektivitas tim HR dan sejauh mana aktivitas mereka mendukung tujuan bisnis.

Artikel ini akan membahas berbagai HR metrics kunci yang digunakan untuk menilai kinerja tim HR secara lebih dalam. Setiap metrik akan dibahas secara rinci, dari tujuannya hingga cara menghitung dan mengevaluasinya. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang metrik-metrik ini, diharapkan para profesional HR dapat meningkatkan strategi mereka dalam manajemen talenta dan menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi bagi organisasi.

Mengapa HR Metrics Penting

Tidak hanya sebagai pelengkap administratif, HR metrics memiliki peran strategis dalam mengukur efektivitas kegiatan HR seperti: 

  • Kredibilitas dan Transparansi: HR metrics menciptakan keterbukaan dalam aktivitas HR, meningkatkan kredibilitas tim HR di mata pimpinan perusahaan sebagai mitra strategis yang andal.
  • Pengambilan Keputusan Berbasis Data: Dengan metrik yang terukur, tim HR dapat memberikan rekomendasi yang didukung data konkret, memudahkan manajemen untuk mengambil keputusan strategis terkait tenaga kerja.
  • Identifikasi Area Perbaikan: Melalui analisis HR metrics, area yang membutuhkan peningkatan, seperti produktivitas tim atau tingkat retensi, dapat diidentifikasi secara akurat dan diatasi dengan tepat.
  • Efisiensi Biaya: Dengan memantau metrik seperti biaya rekrutmen dan waktu untuk mengisi posisi, perusahaan dapat lebih efisien dalam pengelolaan anggaran dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
  1. Retention Rate

Retention Rate dapat diterjemahkan sebagai Tingkat retensi. Metrik yang tinggi pada poin ini menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menjaga karyawan untuk bertahan di perusahaan, hal ini secara otomatis mengurangi biaya rekrutmen dan pelatihan ulang karyawan baru. Tingkat retensi yang baik juga berperan dalam mempertahankan pengetahuan internal dan menjaga kelancaran operasional, yang secara keseluruhan meningkatkan produktivitas dan kinerja tim.

Tingkat retensi karyawan idealnya berkisar antara 85%-95% untuk sebagian besar perusahaan, tergantung pada industri dan sifat pekerjaan. Angka ini dianggap sehat, menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mempertahankan sebagian besar karyawannya dalam periode tertentu, yang menandakan stabilitas organisasi dan efektivitas strategi manajemen sumber daya manusia.

Baca juga: Mengenal Employee Retention, Manfaat, Metrik, dan Cara Memperbaiki

Jika tingkat retensi berada di bawah 85%, ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah dalam kepuasan kerja, kebijakan pengembangan karier, atau budaya organisasi. Di sisi lain, tingkat retensi yang terlalu tinggi, mendekati atau mencapai 100%, juga tidak selalu ideal, karena dapat mengindikasikan sedikitnya dinamika dan inovasi di dalam perusahaan. Karyawan yang merasa terlalu nyaman cenderung kurang termotivasi untuk beradaptasi dengan perubahan atau meningkatkan keterampilan mereka. Evaluasi tingkat retensi yang optimal harus mempertimbangkan konteks industri dan tujuan perusahaan secara menyeluruh, serta disesuaikan dengan strategi pengembangan karyawan dan budaya inovasi yang ingin dipupuk oleh perusahaan.

  1. Durasi Proses Rekrutmen

Waktu merupakan indikator yang penting dalam mengevaluasi kecepatan perusahaan dalam menyelesaikan proses perekrutan dari proses membuka lamaran pekerjaan hingga kandidat menandatangani surat penawaran kerja atau lebih biasa disebut offer letter. 

Baca juga: Contoh Offer Letter yang Profesional

Durasi rekrutmen yang pendek dapat meningkatkan daya saing perusahaan dalam merekrut talenta terbaik, sementara kebalikannya dapat menyebabkan kehilangan kandidat yang potensial.

Idealnya, proses rekrutmen berada pada kisaran 30 hingga 45 hari untuk posisi yang cukup umum. Untuk peran yang lebih teknis atau manajerial, proses ini bisa memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 60 hingga 90 hari, tergantung pada kompleksitas dan keterampilan yang diperlukan. Jika perusahaan memerlukan waktu yang jauh lebih lama dari standar ini, maka ada baiknya tim HR mengevaluasi kembali proses perekrutan, termasuk keefektifan strategi pencarian kandidat dan komunikasi selama wawancara.

Time to Hire yang terlalu singkat, misalnya di bawah 15 hari, bisa menjadi sinyal bahwa proses rekrutmen mungkin terlalu tergesa-gesa atau tidak melalui penyaringan yang cukup ketat. Hal ini berisiko menyebabkan ketidakcocokan antara kandidat dan kebutuhan posisi dikemudian hari. Evaluasi yang optimal terhadap durasi proses rekrutmen perlu memperhatikan keseimbangan antara kecepatan dan ketelitian, dengan tetap mengutamakan kualitas kandidat yang dipilih.

  1. Biaya Rekrutmen

Metrik ini penting dalam proses perekrutan karena menunjukkan total biaya yang dihabiskan perusahaan untuk merekrut seorang karyawan baru, sehingga memungkinkan pemimpin perusahaan di level strategis untuk menilai apakah strategi perekrutan saat ini efektif atau membutuhkan penyesuaian agar lebih hemat biaya tanpa mengorbankan kualitas kandidat.

Contoh Biaya Rekrutmen:

Biaya Internal: biaya administrasi, biaya perjalanan tim rekrutmen

Biaya eksternal: promosi lowongan pekerjaan, biaya penggunaan software penunjang, kroscek kontak referensi,  insentif perekrutan seperti signing bonus, biaya jasa agensi.

Perlu dipahami bersama bahwa tujuan utama metrik ini bukan hanya untuk menekan biaya, namun untuk mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas kandidat. Perusahaan yang mampu menjaga keseimbangan biaya dan kualitas karyawan yang direkrut menunjukan efektivitas dan keberhasilan strategi rekrutmennya. Di sisi lain, jika biaya per rekrutmen terlalu tinggi, ini bisa menjadi indikasi ketidakefisienan, seperti proses seleksi yang memakan waktu terlalu lama atau ketergantungan pada agensi yang mahal. 

  1. Kualitas Karyawan yang Direkrut

Kualitas karyawan adalah salah satu indikator utama kesuksesan proses rekrutmen yang metriknsy dapat diidentifikasi. Mempekerjakan talenta yang tepat tidak hanya meningkatkan produktivitas, namun juga membantu membangun tim yang solid dan berdedikasi. Karyawan berkualitas yang mampu memenuhi atau bahkan melampaui ekspektasi cenderung berkontribusi lebih besar terhadap tujuan jangka panjang perusahaan.

Cara Mengukur:

Evaluasi Kinerja Pasca-Probation: Persentase karyawan baru yang berhasil memenuhi standar kinerja dalam tiga hingga enam bulan pertama.

Baca juga: Panduan Meningkatkan Kinerja Karyawan dan Perusahaan

Employee Lifetime Value (ELTV): Perhitungan kontribusi produktivitas dan kinerja karyawan selama masa kerjanya.

Feedback Manajer dan Tim: Penilaian langsung dari manajer dan tim mengenai kontribusi serta efektivitas karyawan baru.

Retention Rate Pasca-Setahun: Tingkat retensi karyawan baru dalam satu tahun pertama, yang menunjukkan tingkat kecocokan dan kepuasan karyawan terhadap peran dan lingkungan kerja.

Kualitas karyawan yang direkrut seringkali berbanding lurus dengan efektivitas keseluruhan proses rekrutmen. Dengan mengutamakan kualitas, perusahaan tidak hanya mengurangi pergantian karyawan dan biaya rekrutmen ulang, tetapi juga meningkatkan kinerja dan stabilitas tim. Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa karyawan baru sulit mencapai ekspektasi, ini mungkin menandakan adanya masalah dalam seleksi, seperti kriteria yang kurang tepat atau proses penilaian yang kurang komprehensif. Di sisi lain, jika sebagian besar karyawan baru mampu mencapai dan bahkan melampaui ekspektasi, ini menunjukkan keberhasilan rekrutmen dalam menghadirkan talenta yang berkualitas, sejalan dengan visi dan kebutuhan perusahaan.

Kesimpulan

HR metrics memiliki peran strategis dalam mengukur efektivitas serta efisiensi manajemen sumber daya manusia di perusahaan. Melalui metrik-metrik kunci seperti tingkat retensi karyawan, durasi proses rekrutmen, biaya per rekrutmen, dan kualitas karyawan yang direkrut, Praktisi HR dapat secara akurat menilai apakah strategi dan praktik yang diterapkan telah berhasil mendukung pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Tingkat retensi yang sehat menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, sementara durasi rekrutmen yang tepat memperlihatkan kelincahan dalam menarik talenta berkualitas. Biaya per rekrutmen yang seimbang juga menjadi indikator efisiensi proses, tanpa mengabaikan kualitas kandidat. 

Dengan menggunakan HR metrics ini, tim HR bukan hanya berfungsi administratif, tetapi menjadi mitra strategis yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi keberhasilan organisasi dalam jangka panjang. Memahami dan mengaplikasikan metrik ini secara mendalam memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan sumber daya, menciptakan tim yang solid, serta mempertahankan talenta yang selaras dengan visi dan kebutuhan organisasi.

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Scroll to Top

2024

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.