Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

Skill-Based vs Personality Hire: Panduan Strategi Rekrutmen 

Dalam lanskap bisnis yang kompetitif saat ini, para karyawan menjadi salah satu aset paling berharga bagi perusahaan. Kualitas dan kesesuaian karyawan dengan kebutuhan perusahaan dapat menjadi penentu utama kesuksesan atau kegagalan sebuah organisasi. Oleh karena itu, proses rekrutmen yang efektif dan strategis akan selalu krusial untuk membangun fondasi yang kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

Terdapat dua pendekatan utama dalam rekrutmen yang seringkali menjadi perdebatan di kalangan profesional HR: Skill-Based Hire dan Personality Hire. Masing-masing pendekatan memiliki fokus dan metodologi yang berbeda dalam memilih kandidat yang tepat. Skill-based hire menekankan pada kemampuan teknis dan pengalaman kerja, sementara personality hire lebih memperhatikan kesesuaian kepribadian dan budaya perusahaan.

Artikel ini akan membahas secara mendalam kedua pendekatan tersebut, mengungkap kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta memberikan panduan bagi perusahaan untuk menentukan strategi rekrutmen yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan saat ini. Dengan pemahaman yang komprehensif tentang kedua pendekatan ini, para praktisi HR dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam memilih kandidat terbaik yang akan membawa perusahaan menuju kesuksesan.

Skill-Based Hire: Fokus pada Kemampuan Teknis

Skill-based hire adalah pendekatan rekrutmen yang memprioritaskan kemampuan teknis, pengalaman kerja, dan kualifikasi formal kandidat. Perusahaan yang mengadopsi strategi ini percaya bahwa keterampilan yang tepat akan secara langsung berkontribusi pada produktivitas dan kinerja.

Personality Hire: Menekankan Kepribadian dan Kesesuaian Budaya

Personality hire adalah pendekatan rekrutmen yang menekankan pentingnya kepribadian, motivasi, nilai-nilai, dan kesesuaian budaya kandidat.

Kelebihan Skill-Based Hire

Prediktabilitas Kinerja: Keterampilan yang terukur memberikan indikasi yang lebih jelas tentang kemampuan kandidat untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, sehingga perusahaan dapat memperkirakan kinerja mereka dengan lebih akurat.

Onboarding yang Lebih Cepat: Karyawan baru dengan keterampilan yang relevan dapat langsung berkontribusi tanpa memerlukan pelatihan ekstensif, mempercepat proses adaptasi dan menghasilkan dampak yang lebih cepat.

Fokus pada Hasil: Pendekatan ini selaras dengan budaya perusahaan yang berorientasi pada pencapaian target dan hasil yang terukur, memastikan bahwa tim memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan.

Kelebihan Personality Hire

Budaya Perusahaan yang Kuat: Karyawan yang memiliki nilai-nilai yang selaras dengan perusahaan cenderung lebih loyal dan berkomitmen, menciptakan lingkungan kerja yang positif dan suportif.

Kolaborasi yang Lebih Baik: Tim yang terdiri dari individu dengan kepribadian yang saling melengkapi cenderung bekerja sama lebih efektif, berbagi ide dengan lebih terbuka, dan menyelesaikan konflik dengan lebih baik.

Inovasi dan Kreativitas: Lingkungan kerja yang positif dan suportif dapat mendorong inovasi dan kreativitas, karena karyawan merasa nyaman untuk mengekspresikan ide-ide mereka dan mengambil risiko.

Keterbatasan Skill-Based Hire

Mengabaikan Potensi: Kandidat dengan potensi tinggi namun kurang pengalaman mungkin terlewatkan karena fokus pada keterampilan yang sudah terbukti.

Kurangnya Kesesuaian Budaya: Karyawan yang hanya fokus pada keterampilan mungkin tidak cocok dengan budaya perusahaan, yang dapat memengaruhi semangat tim dan kolaborasi.

Keterampilan yang Cepat Berubah: Dalam industri yang dinamis, keterampilan teknis dapat cepat menjadi usang, sehingga perusahaan perlu terus berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan.

Keterbatasan Personality Hire

Subjektivitas: Penilaian kepribadian dapat dipengaruhi oleh bias dan preferensi pribadi, sehingga sulit untuk menjamin objektivitas dalam proses seleksi.

Kesulitan Pengukuran: Tidak seperti keterampilan teknis, kepribadian lebih sulit diukur dan dievaluasi secara objektif, memerlukan alat dan metode yang andal untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Potensi Konflik: Kepribadian yang terlalu mirip dalam sebuah tim dapat menghambat keragaman pemikiran dan perspektif, membatasi kemampuan tim untuk beradaptasi dengan perubahan dan memecahkan masalah kompleks.

Contoh Penggunaan Skill Based vs Personality Hire

Untuk lebih memahami bagaimana kedua pendekatan ini dapat diterapkan dalam dunia kerja, simak penerapan skill-based hire dan personality hire pada dua perusahaan ternama yang memiliki strategi rekrutmen yang berbeda.

Google

Salah satu perusahaan raksasa teknologi dunia, menerapkan pendekatan hybrid dalam rekrutmennya yang menggabungkan skill-based hire dan personality hire. Namun, penekanan utama tetap pada skill-based hire, di mana kemampuan teknis kandidat menjadi faktor penentu utama. Hal ini terlihat dari proses rekrutmen yang ketat, dimulai dengan Google Hiring Assessment untuk mengukur kemampuan teknis seperti coding dan analisis data, dilanjutkan dengan wawancara mendalam yang berfokus pada penilaian keterampilan teknis, pemecahan masalah, dan kemampuan berpikir kritis.

Meskipun fokus pada keterampilan, Google tetap memperhatikan aspek kepribadian dan kesesuaian budaya. Melalui percakapan singkat (short virtual chats) dan pertanyaan perilaku dalam wawancara, Google berusaha memahami nilai-nilai, motivasi, dan kemampuan kandidat untuk berkolaborasi dalam lingkungan kerja Google yang unik. Pendekatan ini memastikan bahwa kandidat yang terpilih tidak hanya memiliki keahlian yang dibutuhkan, tetapi juga dapat berkembang dan bekerja sama secara efektif dalam tim.

Dengan menggabungkan kedua pendekatan ini, Google berhasil menarik dan mempertahankan talenta-talenta terbaik di industri teknologi. Penekanan pada skill-based hire memastikan bahwa karyawan baru memiliki kemampuan teknis yang mumpuni untuk berkontribusi secara langsung pada proyek-proyek inovatif, sementara perhatian terhadap kesesuaian budaya membantu membangun tim yang kuat, kolaboratif, dan selaras dengan nilai-nilai perusahaan.

Southwest Airlines

Southwest Airlines dikenal dengan budaya perusahaan yang unik dan berfokus pada kepuasan karyawan. Strategi rekrutmen mereka mencerminkan hal ini dengan menekankan pada kesesuaian budaya (cultural fit) dan kepribadian yang positif. Southwest mencari individu yang tidak hanya memiliki keterampilan yang dibutuhkan, tetapi juga memiliki semangat juang, hati melayani, dan sikap yang menyenangkan.

Proses rekrutmen mereka meliputi wawancara perilaku yang mendalam, di mana kandidat diminta untuk menceritakan pengalaman nyata yang menunjukkan ketiga atribut tersebut. Misalnya, untuk mengukur semangat juang, kandidat mungkin ditanya tentang saat mereka menghadapi tantangan dan bagaimana mereka mengatasinya. Selain itu, Southwest juga melakukan wawancara motivasi karir untuk memastikan bahwa kandidat benar-benar memahami pekerjaan yang dilamar dan apakah pekerjaan tersebut sejalan dengan tujuan karir mereka.

Southwest Airlines yakin bahwa merekrut karyawan yang memiliki nilai-nilai yang setujuan dengan perusahaan akan membuat karyawan merasa lebih engaged, berdedikasi, sehingga mereka  akan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan. Dengan metode yang lebih menekankan pada personality hire, hasil survei karyawan dari Southwest Airlines menunjukkan bahwa hampir 75% karyawan menganggap pekerjaan mereka sebagai “panggilan” dan 86% merasa bangga bekerja di Southwest Airlines, membuktikan efektivitas strategi rekrutmen mereka.

Menentukan Formula Skill-Based vs. Personality Hire yang Tepat untuk Perusahaan

Setelah mengetahui dua contoh penerapan yang berbeda, perlu dipahami bawah tidak ada metode yang akan berhasil apabila perusahaan mengikuti metode perusahaan lain, hal ini karena setiap perusahaan berada pada kondisi yang berbeda dengan berbagai dinamika didalamnya. Keputusan rekrutmen idealnya disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan unik setiap perusahaan dan posisi pekerjaan. Namun ada empat hal yang dapat diidentifikasi:

Jenis Industri dan Posisi Pekerjaan

Industri yang Dinamis: Perusahaan teknologi atau startup yang bergerak di industri yang cepat berubah mungkin lebih condong ke arah skill-based hire. Kemampuan teknis yang relevan dan terkini, seperti coding, data science, atau machine learning, sangat penting untuk tetap kompetitif di pasar yang terus berkembang.

Posisi yang Membutuhkan Keahlian Khusus: Peran seperti software engineer, network engineer, atau data analyst membutuhkan keahlian teknis yang spesifik. Dalam kasus ini, skill-based hire menjadi prioritas utama untuk memastikan kandidat memiliki kompetensi yang dibutuhkan.

Posisi yang Membutuhkan Soft Skill: Peran yang melibatkan banyak interaksi dengan pelanggan, seperti customer service representative atau sales representative, mungkin lebih menekankan pada personality hire. Keterampilan interpersonal, empati, dan kemampuan berkomunikasi yang baik sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan.

Budaya Perusahaan dan Nilai-Nilai

Budaya Kolaboratif: Jika perusahaan memiliki budaya yang sangat kolaboratif dan berorientasi pada tim, personality hire dapat membantu memastikan bahwa karyawan baru dapat bekerja sama secara efektif dengan anggota tim lainnya.

Budaya Inovatif: Perusahaan yang menghargai kreativitas dan inovasi mungkin lebih memilih personality hire, mencari individu yang memiliki pemikiran out-of-the-box dan bersedia mengambil risiko.

Budaya yang Berorientasi pada Pelanggan: Perusahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan mungkin lebih menekankan pada personality hire, mencari individu yang ramah, bersemangat, dan berorientasi pada pelayanan.

Tahap Pertumbuhan Perusahaan

Startup: Perusahaan rintisan yang masih dalam tahap awal mungkin lebih fokus pada skill-based hire untuk membangun fondasi tim yang kuat dengan keahlian teknis yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk atau layanan.

Perusahaan Korporasi: Perusahaan yang sudah lebih established  mungkin lebih memperhatikan personality hire untuk memperkuat budaya perusahaan, meningkatkan employee engagement, dan mempertahankan talenta terbaik.

Anggaran dan Sumber Daya

Ketersediaan Anggaran: Personality hire dapat memerlukan investasi yang lebih besar dalam hal waktu dan sumber daya untuk melakukan penilaian kepribadian yang komprehensif. Perusahaan perlu mempertimbangkan apakah mereka memiliki anggaran yang cukup untuk mendukung pendekatan ini.

Ketersediaan Alat dan Metode: Perusahaan perlu memastikan bahwa mereka memiliki alat dan metode yang andal untuk menilai kepribadian kandidat secara objektif. Hal ini dapat melibatkan penggunaan tes kepribadian yang terstandarisasi, behavioral interview, atau penilaian lainnya.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, perusahaan dapat merancang strategi rekrutmen yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka. Pendekatan hybrid yang menggabungkan skill-based hire dan personality hire seringkali menjadi pilihan terbaik untuk mendapatkan manfaat dari kedua pendekatan tersebut.

Talentics: Solusi untuk Kebutuhan Rekrutmen

Untuk membantu perusahaan dalam mengukur kompetensi dan kepribadian kandidat secara objektif, Talentics menawarkan tes General Competency. Tes ini dirancang untuk memberikan gambaran secara komprehensif tentang kompetensi individu yang dibutuhkan dalam dunia kerja, termasuk:

  • Work Competence: Kemampuan pemecahan masalah dan adaptasi.
  • People & Relationship: Kemampuan interpersonal, kolaborasi, komunikasi, dan lainnya.
  • Drive & Emotion: Motivasi berprestasi, proaktif, manajemen stres, dan pertumbuhan pribadi.
  • Leadership: Kemampuan perencanaan, pengambilan keputusan, mempengaruhi, dan orientasi perubahan.
  • Business Acumen: Pemahaman tentang bisnis dan industri.
  • Digital Mindset: Keterbukaan terhadap perkembangan digital.

Dengan implementasi tes General Competency dari Talentics, perusahaan dapat memperoleh informasi yang komprehensif tentang kandidat, baik dari segi keterampilan maupun kepribadian, sehingga dapat membuat keputusan rekrutmen yang lebih tepat dan strategis.

Kesimpulan

Skill-based hire dan personality hire adalah dua pendekatan rekrutmen yang menawarkan keuntungan berbeda. Skill-based hire berfokus pada kemampuan teknis dan pengalaman kerja, cocok untuk posisi yang membutuhkan keahlian khusus dan di perusahaan yang berorientasi pada hasil. Sementara itu, personality hire menekankan kesesuaian budaya dan kepribadian, ideal untuk perusahaan yang mengutamakan kolaborasi dan budaya yang kuat, terutama pada posisi yang membutuhkan soft skill.

Tidak ada pendekatan yang lebih unggul secara universal. Perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk jenis industri, posisi yang dibutuhkan, budaya perusahaan, tahap pertumbuhan, serta anggaran dan sumber daya yang tersedia, untuk menentukan strategi rekrutmen yang paling sesuai. Pendekatan hybrid yang menggabungkan kedua pendekatan ini seringkali menjadi pilihan terbaik untuk mendapatkan manfaat dari keduanya.

References:

https://www.google.com/about/careers/applications/how-we-hire

https://hbr.org/2022/02/skills-based-hiring-is-on-the-rise

https://hbr.org/2015/12/how-southwest-airlines-hires-such-dedicated-people

https://careers.southwestair.com/hiring-process

https://study.com/academy/lesson/hrm-case-study-southwest-innovative-recruitment-methods.html

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.