Permasalahan yang marak dihadapi oleh perusahaan akhir-akhir ini adalah peningkatan kasus PHK hingga gulung tikar. Hal ini memicu permasalahan baru, yaitu meningkatnya jumlah pengangguran. Pada Februari 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat peningkatan jumlah pengangguran sebesar 1,82 juta jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berjumlah 6,93 juta, tahun ini pengangguran menembus angka 8,75 juta jiwa.
Bertentangan dengan itu, fakta di lapangan menunjukkan bahwa ketersediaan lowongan kerja dipantau meningkat. Faridah Lim, Country Manager Jobstreet Indonesia membenarkan hal ini dengan menyatakan bahwa setiap bulannya, rata-rata terdapat kenaikan sebesar 31 persen dari segi jumlah lowongan kerja di Indonesia pada tahun 2021.
Volume talenta yang ada melebihi kapasitas, namun belum tentu mewakili kualitas mereka dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat peluang lebih untuk memilih yang terbaik di antara talenta yang ada. Peran divisi human resources dalam melakukan perekrutan pun diuji. Apa kiranya upaya yang perlu dilakukan untuk membangun sebuah ekosistem, di mana lowongan kerja yang ditawarkan dapat menarik talenta yang sesuai dengan kriteria kebutuhan perusahaan? Oleh karena itu, mari mempelajari lebih lanjut proses talent engagement.
Pentingnya Berinvestasi untuk Talent Engagement
Praktisi HR yang kompeten idealnya dapat menemukan talenta tepat untuk posisi yang tepat dalam jangka waktu yang tepat, tidak tergesa-gesa, ataupun boros waktu.
Secara definisi, talent engagement adalah proses menarik talenta yang benar-benar dibutuhkan untuk bergabung di perusahaan yang dikelola. Proses ini melibatkan talenta potensial untuk sepenuhnya terhubung dengan nilai, tujuan, dan prinsip perusahaan. Talent engagement dapat meningkatkan motivasi dan kinerja talenta, mengurangi pergantian talenta, dan pada akhirnya mempengaruhi tingkat keuntungan.
Talent engagement sendiri menggunakan pendekatan personal melalui saluran yang paling sering digunakan, seperti media sosial, surel, artikel, situs-situs pencari kerja, maupun real time layanan bantuan di situs resmi perusahaan. Isinya dapat berupa rilis perusahaan, tawaran lowongan pekerjaan, atau yang berhubungan dengan serba-serbi budaya kerja di perusahaan Anda.
Tujuan dari strategi ini sebenarnya agar terjadi simbiosis mutualisme di antara talenta dan perusahaan pemberi kerja untuk dapat saling mempelajari satu sama lain. Pada akhirnya, proses ini diharapkan berpengaruh pada afinitas dan advokasi merek perusahaan yang dikelola.
Lima Kunci Penting dalam Melakukan Talent Engagement
1. Merencanakan Kebutuhan Perusahaan
Menentukan kebutuhan perusahaan secara terperinci dalam proses perekrutan secara konkret memudahkan perusahaan untuk menemukan talenta terbaik. Kebutuhan talenta di divisi marketing akan berbeda dengan sales meski memiliki keterkaitan satu sama lain. Penting bagi divisi HR perusahaan untuk mengetahui spesifikasi pekerjaan dan kualifikasi talenta. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan tidak merugi atau bahkan salah memilih dalam proses perekrutan.
2. Bangun Citra Perusahaan
Talenta terbaik sudah dapat dipastikan ingin bekerja di tempat terbaik pula. Jika perusahaan Anda telah menentukan kebutuhan, kini Anda perlu melakukan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu cara yang paling sulit dilakukan namun dapat berefek jangka panjang adalah membangun citra. Perusahaan dengan citra yang baik mendapat penilaian positif dari pihak luar, dalam hal ini termasuk talenta baru yang potensial. Orang-orang akan menilai perusahaan Anda kredibel dan profesional di bidang yang digeluti.
Citra perusahaan didasarkan pada budaya perusahaan, perlakuan perusahaan pada pekerja, manfaat dan fasilitas yang ditawarkan, tempat kerja, dan lingkungan kerja. Lebih mudah untuk menarik dan merekrut kandidat berbakat yang ingin bekerja untuk Anda jika citra perusahaan yang Anda kelola baik. Lebih mudah membuat mereka ingin bekerja dengan Anda jika Anda memperhatikan apa diperlukan untuk talenta yang ada saat ini.
3. Sosok Pemimpin yang Egaliter
Talent engagement mengharuskan pemimpin untuk mengubah konsep bawahan bekerja untuknya, menjadi bawahan bekerja sama dengannya. Pemimpin yang mempraktikkan konsep egaliter lebih menarik dibandingkan pemimpin yang enggan memperlakukan bawahannya secara setara. Talenta akan merasa dilibatkan dan dihargai karena pemimpinnya mengakui keberadaan mereka esensial bagi perusahaan.
4. Menginisiasi Percakapan
Percakapan yang berlangsung bersifat kolaboratif daripada konfrontatif. Dalam hal ini, komunikasi terjadi secara dua arah sehingga terjadi umpan balik yang seimbang antara talenta dan perusahaan. Pada satu sisi pemimpin memiliki kewenangan untuk memberi instruksi dan di sisi lain talenta memperoleh kesempatan untuk berpendapat. Pemimpin perlu lebih banyak mendengarkan dan memberikan solusi terbaik. Pemimpin dengan kriteria demikian akan mengundang talenta terbaik untuk belajar darinya sehingga dapat memunculkan motivasi dalam bekerja.
5. Melatih Ketahanan
Semua perusahaan mengutamakan pekerja yang gigih. Bahkan resilience atau kemampuan bertahan di bawah tekanan dalam segala situasi merupakan salah satu poin asesmen yang diberlakukan banyak perusahaan saat ini. Namun pada kenyataannya, talenta potensial yang diincar perusahaan belum tentu memiliki ketahanan kerja yang baik.
Sebagai pemimpin perusahaan, Anda perlu membangun dan mempertajam keterampilan, memperbarui informasi penting, mempertahankan kualitas serta efisiensi tinggi perusahaan. Hal ini secara tidak langsung melatih talenta lama dalam perusahaan Anda menjadi tangguh. Talenta baru pun mendapat gambaran bahwa lingkungan kerjanya dipenuhi orang berbakat, kemudian tertarik untuk bergabung.
Pengaruh Karyawan sebagai Talenta yang Sudah Ada dalam Proses Talent Engagement
Talent engagement merupakan pendorong yang kuat dalam menciptakan pengalaman positif talenta dalam bekerja, membangun proposisi nilai perusahaan, dan meningkatkan efektivitas proses branding perusahaan. Talenta yang telah direkrut dapat menjadi perwakilan perusahaan, berinisiatif atas dasar kemauan mereka sendiri untuk menceritakan pengalaman positif mereka bekerja di perusahaan Anda. Mereka secara langsung atau tidak langsung menyebarkan bagaimana budaya kerja yang sehat berlangsung di perusahaan Anda, dan hal inilah yang membantu talenta-talenta baru untuk memahami apa yang diharapkan dari pemberi kerja sehingga otomatis membuat mereka tertarik untuk bergabung.
Dengan melakukan proses talent engagement, sebelum talenta potensial yang dibutuhkan memutuskan melamar di perusahaan yang Anda kelola, mereka sudah termotivasi untuk memberikan kinerja terbaik.
Langkah Melakukan Talent Engagement
Pertama, sebuah perusahaan perlu menentukan peran dengan jelas dalam hal tanggung jawab, akuntabilitas, dan wewenang. Hal ini memastikan berlangsungnya kolaborasi antar tim.
Kedua, menyediakan alat dan sumber daya yang cukup bagi talenta yang ada untuk melakukan pekerjaan mereka secara efektif dan efisien.
Ketiga, promosikan komunikasi yang terbuka dan jujur. Penting bagi pimpinan untuk memberikan umpan balik tentang kinerja talenta yang telah berkontribusi di perusahaan Anda. Memberikan talenta kesempatan untuk ikut pelatihan dalam rangka meningkatkan kinerja pun diperlukan.
Keempat, berikan penghargaan pada talenta dengan kinerja terbaik. Hal ini tidak hanya akan memotivasi mereka secara signifikan dan membuat mereka berkomitmen lebih pada organisasi, tetapi juga menginspirasi talenta lain untuk meningkatkan kinerja mereka sendiri. Pengalaman positif mereka pun dapat menjadi motivasi bagi talenta baru yang berminat pada perusahaan Anda.
Kelima, memberi kesempatan kepada talenta untuk tumbuh dan berkembang. Anda perlu mendorong mereka untuk mengeksplorasi solusi secara kreatif. Mereka juga harus ditunjukkan jenjang karir yang jelas, sehingga mereka tahu bahwa bekerja di perusahaan Anda menambah nilai mereka secara pribadi.
Apabila perusahaan Anda sudah siap dengan 5 langkah di atas, saatnya menginisiai strategi talent engagement bersama Talentics. Talentics membantu Anda membangun branding perusahaan Anda melalui company page yang dapat dipersonalisasi untuk menjaring talenta yang tidak hanya berkualitas namun juga beresonansi dengan visi misi hingga nilai perusahaan Anda.
Article Editor: Nadia Fernanda
Image credits: Pexels