Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

Benarkah Gen Z Adalah Genset Perusahaan di Masa Depan?

Pernahkah Anda merasa ‘tertampar’ ketika melihat trend tahun kelahiran pada CV yang masuk dalam 3-4 tahun terakhir? Jika melihat demografi para kandidat, khususnya fresh graduate, tentu tahun kelahiran 1996-2000 akan nampak mendominasi.

Pernahkah Anda merasa ‘tertampar’ ketika melihat trend tahun kelahiran pada CV yang masuk dalam 3-4 tahun terakhir? Jika melihat demografi para kandidat, khususnya fresh graduate, tentu tahun kelahiran 1996-2000 akan nampak mendominasi. Jika dilihat dari rentang usia tersebut, dapat dikatakan kita telah ‘kedatangan’ gelombang baru yang dikenal dengan sebutan “Gen Z”. 

Secara umum, Gen Z adalah generasi dengan rentang usia 10-24 tahun (yaitu generasi kelahiran tahun 1996-2010). 

Jika melihat sejenak pada gambaran dunia kerja saat ini, generasi milenial nampaknya harus mulai berbagi panggung dengan generasi Z. Bagaimana tidak? Jika melihat data saat ini, sebesar 27% (69 juta jiwa) dari penduduk Indonesia adalah Gen Z. Angka ini lebih besar dari jumlah gen Y, dan bahkan nyaris dua kali lipat Generasi X (kelahiran 1965-1976). Bahkan, di tahun 2020 ini, Generasi Z lah yang mendominasi hingga 32% dari populasi dunia.

Artinya, panggung di dunia kerja di masa depan akan didominasi oleh generasi Z ini dan spotlight akan beralih ke mereka. Yes, welcome to the new batch yet exciting era in the workplace! 

Baca Juga : Menyambut Gen Z di Dunia Karir: Employee Experience Sebagai Kunci Utama

Lantas, apakah ini akan berpengaruh pada dunia kerja? 

Kita telah melihat dan merasakan bagaimana generasi millennial sebelumnya mampu mengubah dunia, termasuk dunia kerja, dan ‘memaksa’ generasi sebelumnya untuk berubah mengikuti ‘gaya baru’ yang diciptakan secara tidak langsung oleh para millennial. Tidak jarang, baik individu maupun perusahaan yang gagal untuk mengikuti gaya baru tersebut harus gigit jari karena tergerus oleh zaman dan gagal untuk lolos seleksi alam.

Lalu, apakah ini sebuah ancaman? 

Sama halnya dengan penggunaan ponsel, mereka yang bertahan dengan menggunakan ponsel monophonic keluaran tahun 1990-an akan merasakan bagaimana informasi lowongan kerja yang mereka terima tidak secepat mereka para pengguna smartphone yang bisa mengakses berbagai informasi ter-update. Apakah pengguna ponsel monophonic ini akan tenggelam?

Ya, jika mereka tidak berubah mengikuti perkembangan zaman. Tidak, jika menemukan cara lain untuk dapat beradaptasi dengan persaingan di antara jobseeker lainnya yang secepat kilat dalam mendapatkan informasi iklan lowongan dan dengan mudahnya melamar pekerjaan melalui gadget mereka.

Sama halnya dengan perusahaan, pergeseran generasi ini tentu tidak akan menjadi ancaman jika perusahaan mau dan mampu untuk menggandeng gen Z untuk berkontribusi pada masa depan perusahaan. Bahkan, sama halnya dengan millennial, gen Z pun sangat mungkin untuk menjadi genset yang mampu membangkitkan perusahaan di masa depan.

Bagaimana gen Z dapat menjadi genset perusahaan di masa depan? Here we go!

1. Memiliki DNA digital 

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Dell EMC Indonesia, 94% generasi Z Indonesia mengatakan ingin bekerja menggunakan teknologi tercanggih. Untuk itu, gen Z Indonesia pun bersedia untuk turut berperan dalam membantu transformasi digital dalam perusahaan. Artinya, mereka adalah change agent yang ideal apabila perusahaan Anda ingin berlari untuk mengejar ketertinggalan teknologi.

2. Senang berbagi dan berdampak

Riset yang dilakukan Dell EMC Indonesia juga menyatakan bahwa 76% Gen Z Indonesia bersedia untuk menjadi mentor teknologi bagi rekan-rekan kerja mereka. Dengan demikian, adanya DNA digital yang dimiliki gen Z di perusahaan, dapat bermanfaat untuk menjadi penggerak dalam proses transformasi digital di perusahaan, sehingga baik perusahaan maupun generasi sebelumnya dapat berevolusi dengan tuntutan perkembangan teknologi.

3. Memiliki tinggal kemandirian yang cenderung tinggi

Banyak dari mereka lebih tertarik untuk mengelola pekerjaan mereka sendiri agar keterampilan dan kemampuan mereka dapat terlihat sebagai hasil dari kerja keras mereka. Dengan demikian, mereka bisa saja secara mandiri mengumpulkan informasi dan belajar dari berbagai sumber sehingga akan memperkaya knowledge dan kompetensi karyawan yang akan berkontribusi pada produktivitas perusahaan.

4. Memiliki daya tarik yang tinggi terhadap bisnis

Generasi Z 55% lebih lebih tertarik untuk berbisnis dibandingkan dengan milenial. Faktanya, 72% siswa sekolah menengah yang tergolong dalam generasi Z menyatakan ketertarikannya untuk memulai bisnis. Hal ini membawa mereka bersedia memberikan extra effort untuk menjadi bekal bagi mereka untuk menciptakan bisnis dan lapangan kerja baru di kemudian hari. Mereka cenderung bersedia untuk menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya tanpa terpaku pada job description yang diberikan pada mereka, bahkan bersedia untuk menghadapi tantangan dalam pekerjaan yang juga mungkin akan dihadapinya di masa depan. 

Baca Juga : Mengenal Generasi Z: Generasi Tech-savvy dengan Karakterisik yang Unik

Dengan demikian, hal tersebut mendorong generasi ini untuk tidak hanya terfokus pada target dan pekerjaan individual, namun juga tertarik untuk terlibat dan berkontribusi dalam business goal, strategi, dan business process secara lebih holistik. Semakin banyak ‘otak’ yang berkontribusi dan berinovasi, semakin berpotensi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan bukan? 

Untuk itu, sangat penting bagi perusahaan untuk menggandeng generasi ini agar dapat menjadi pembangkit energi dalam menciptakan hawa baru bagi perusahaan. Namun, sama juga halnya dengan bagaimana generasi milenial yang seringkali menjadi perdebatan dalam 1 dekade terakhir, butuh effort untuk dapat menarik perhatian dan mempertahankan generasi Z untuk menjadi genset di perusahaan.

Salah satu effort yang dapat Anda lakukan jika ingin menggaet generasi Z ke perusahaan Anda adalah dengan melakukan Early Talents Recruitment, dan  memperkenalkan Employer Brand Anda sejak dini. Bersama Early Talents/Campus Hiring Talentics, Anda dapat membangun engagement bersama generasi Z sejak dini dan dengan strategi Employer Branding yang tepat, Anda dapat membangun persepsi young talents terhadap brand Anda.

Bukankah butuh treatment yang tepat untuk mendapatkan perhatian serta mempertahankan long-term and healthy relationship? Dan bukankah butuh pendekatan dan memahami bahasa kasih mereka untuk dapat memberikan treatment yang tepat?

Bagaimana cara PDKT pada gen Z? Nantikan artikel berikutnya ya!
 

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Leave a Reply

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.