Perubahan merupakan suatu hal yang kekal, termasuk didalamnya perubahan komposisi karyawan pada tempat kita bekerja. Awal abad 21 dimulai dengan masuknya para milenial atau generasi Y yang memasuki dunia kerja secara profesional. Beberapa tahun terakhir, dunia kerja perlu memulai adjustment terbaru sebab generasi Z telah memulai perjalanan karirnya dan mulai berkontribusi secara profesional.
Siapa yang Termasuk Generasi Z?
Informasi yang dilansir dari PewResearch mengemukakan bahwa generasi Z lahir pada rentang tahun 1997 sampai dengan 2012. Ketika artikel ini ditulis, angkatan pertama dari generasi Z telah berumur 25 tahun yang artinya sebagian besar dari mereka telah menyelesaikan pendidikan menengah dan tinggi dan menjadi bagian dari workforce pada saat ini.
Generasi |
Tahun lahir |
Umur pada tahun 2022 |
Generasi Z |
1997 – 2012 |
10 – 25 |
Generasi Y (Milenal) |
1981 – 1996 |
26 – 41 |
Generasi X |
1964 – 1980 |
42 – 58 |
Boomer |
1946 – 1964 |
59 – 76 |
Analisis Tingkat Emosi Gen-Z
Terdapat tiga jenis emosi yang dianalisis oleh praktisi Talentics untuk melihat pattern perbedaan antara generasi Z yang sedang mencari pekerjaan dibandingkan generasi sebelumnya, yakni tingkat anxiety, tingkat kemarahan, dan tingkat kestabilan emosi. Jumlah data yang diperoleh sebanyak 65.159 unique individual dengan proporsi 59% generasi Z, 38% generasi milenial, hampir 3% generasi X, dan kurang dari 1% untuk Generasi Boomer.
Gen-Z 11% Lebih Mudah Panik dibanding Milenial
Hasil Talentics Personality Test menyatakan bahwa tingkat anxiety atau kepanikan rata-rata kolektif generasi Z berada di angka 70 dari skala tertinggi 100. Level ini merupakan penurunan setara 11% dari Generasi Milenial sekaligus 37% lebih rendah dibanding generasi X.
Baca juga: Hiring Tips: Do’s & Don'ts Merekrut Talenta Gen Z
Gen-Z 2 Poin Lebih Sabar Dibanding Milenial
Secara kelompok, ternyata Generasi Z memiliki tingkat kecenderungan untuk marah yang lebih rendah dibanding generasi Milenial. Hasil eksplorasi data yang diperoleh menyatakan bahwa Tingkat kemarahan Generasi X berada di angka 45, Generasi Milenial 51, dan Generasi Z menyentuh angka 49 dari nilai tertinggi 100.
Kestabilan Emosional Merosot 25% Dibanding Generasi X
Terdapat tren penurunan kestabiilan emosi lintas generasi. Generasi X dirasa cukup stabil secara emosional dengan poin 70 dari skala tertinggi 100 Kestabilan emosional generasi milenial merosot ke angka 66, kemerosotan lebih curam ditemukan pada Gen-Z yang hanya memiliki poin rat-rata52 saja atau ekuivalen penurunan sekitar 25% dibanding Generasi X.
5 Langkah Memaksmalkan Potensi Gen Z di Dunia Kerja
Perlu diingat bahwa setiap generasi memiliki kolektibiltas kelebihan dan kekurangnnya masing-masing. Seiring berjalannya waktu generasi Z akan terus melakukan intrusi pada dunia kerja. Ada 5 langkah yang dapat dilakukan untuk memastikan kehadiran Gen Z di dunia kerja menjadi potensi positif agar perusahaan terus berkembang dan sustain pada kondisi ekonomi global yang masih kurang prima.
1. Mulai dengan Impresi yang Baik
Memberikan kesan yang tepat merupakan cara yang efektif untuk memaksimalkan potensi generasi Z di dunia kerja. Hal ini dikarenakan memberikan kesan yang positif dapat membantu memperkuat reputasi dan citra perusaaan, sehingga para Gen-Z yang tleah direkrut dapat terus meningkatkan kesempatan untuk terus berkembang sesuai dengan bidang pekerjaan. Maka dari itu pastikan proses rekrutmen dan onboarding berjalan dengan mulus terutama ketika mencari kandidat dari Gen-Z.
2. Prioritaskan Kesehatan Mental
Memberikan prioritas pada kesehatan mental merupakan cara yang sangat efektif untuk memaksimalkan potensi Gen Z. Hal ini dikarenakan kesehatan mental yang dikoordinir secara kompeten akan membantu semua orang dari generasi manapun untuk lebih fokus, terorganisir, dan memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap beban pekerjaan. Contohnya, dengan memastikan adanya work life balance, memberikan paket asuransi dengan polis tambahan kesehatan mental, atau bekerja sama dengan kantor psikolog profesional dimana semua karyawan dapat mengaksesnya ketika membutuhkan support kesehatan mental secara profesional suatu waktu.
3. Berikan Kompensasi dan Benefit yang Menarik
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu alasan seseorang bekerja adalah untuk mendapat penghidupan dari gaji yang didapat. Namun memberikan kompensasi dan benefit lain seperti bonus, membership gym, atau insentif menarik lainnya yang masih dalam budget perusahaan dan range industri tetap dianjurkan.
4. Tingkatkan Diversity, Equity, and Inclusion
Gen Z merupakan salah satu generasi yang sangat menjunjung tinggi keadilan dan menjadikan inkulusifitas salah satu poin penting saat pengambilan keputusan. Pastikan perusahaan anda menjauhi kolusi dan nepotisme dalam kegiatan profesional bekerja. Akan lebih baik lagi apabila setiap individu sangat dihargai secara kemampuan, kapabilitas, dan tanggungjawabnya dalam bekerja, bukan berdasarkan umur, ras, atau kedekatan dengan para pimpinan perusahaan.
5. Selenggarakan Survei Secara Berkala
Hak untuk didengar idealnya diberikan kepada semua karyawan. Pastikan manajemen perusahaan mengadakan survei kepada karyawannya secara berkala. Memiliki tim dengan komposisi Gen Z didalamnya memerlukan treatment khusus dan beberapa peruabahan. Memaksimalkan potensi Gen Z dengan mendengarkan saran-saran yang baik sehingga perusahaan dapat terus berkembang secara sustainable adalah salah satu langkah yang bijak untuk diprioritaskan.
Baca juga: 3 Jenis Survei Karyawan Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Sumber:
Society for Human Resource Management