Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Related Posts

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Lakukan Employer Branding Dalam 9 Langkah

Definisi employer branding, 9 langkah untuk melakukan employer branding yang dapat diikuti, dan 2 contoh employer branding dari perusahaan terkemuka yang dapat dijadikan panduan: Canva dan HubSpot.

Membangun citra perusahaan merupakan salah satu upaya untuk menarik kandidat terbaik, semakin baik citra yang dimiliki perusahaan, semakin banyak juga kandidat-kandidat yang kompeten yang melamar menjadi karyawan. Artikel ini akan membahas definisi employer branding, 9 langkah untuk melakukan employer branding yang dapat diikuti, dan 2 contoh employer branding dari perusahaan terkemuka yang dapat dijadikan panduan.

Apa itu Employer Branding?

Employer branding adalah proses meningkatkan citra perusahaan sebagai tempat yang profesional namun tetap menarik untuk bekerja. Proses ini mencakup segala hal yang berkaitan dengan pengalaman karyawan seperti budaya perusahaan, kondisi kerja, kesempatan naik jabatan, sampai compensation and benefit yang ditawarkan.

Baca juga: 7 Strategi Merancang Compensation and Benefit yang Menarik

Employer branding merupakan proses yang penting untuk menarik kandidat yang sesuai dengan perusahaan, meningkatkan tingkat retensi karyawan, dan meningkatkan reputasi perusahaan sebagai tempat yang menyenangkan untuk bekerja. Para pembuat kebijakan harus menyadari bahwa employer branding merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan memerlukan komitmen dan investasi yang berkelanjutan.

9 Langkah Melakukan Employer Branding

Meningkatkan citra perusahaan merupakan proses yang tidak terjadi secara singkat, diperlukan banyak pemikiran, usaha, kerja keras, dan perbaikan pada banyak bidang. Namun buah manisnya akan terasa apabila dikerjakan secara sungguh-sungguh dan mendapatkan support dari pihak manajemen dan semua karyawan. Langkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan employer branding adalah:

1.   Kenali Keunikan Perusahaan

Employer Branding yang kuat dimulai dengan fokus pada pernyataan visi, misi, nilai-nilai, dan budaya perusahaan. Fokus ini dapat membantu untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis. Dengan jelasnya hal-hal tersebut akan ditemukan kandidat dengan kemampuan seperti apa yang dibutuhkan untuk memenuhi fokus-fokus perusahaan.

2.   Lakukan Riset Reputasi Perusahaan

Anda mungkin tidak sepenuhnya mengetahui reputasi perusahaan bagi kalangan pencari kerja atau bahkan karyawan perusahaan sendiri. Melakukan riset branding perusahaan di laman seperti Glassdoor dan mengadakan survei internal dapat menjadi dua cara untuk mengetahui pendapat orang-orang tentang perusahaan.

Baca juga: 3 Jenis Survei Karyawan Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan

3.   Rancang Employer Value Proposition

EVP (Employer Value Proposition) adalah pesan yang menjelaskan nilai-nilai unik perusahaan dan alasan mengapa karyawan harus bekerja di sana. Pesan ini merupakan tindak lanjut keunikan perusahaan yang didalamnya termasuk tujuan perusahaan, budaya, lingkungan kerja, kesempatan karir, dan manfaat lain yang ditawarkan agar menarik kandidat pelamar kerja.

4.   Mulai dari Website

EVP yang sudah dirancang perlu dipajang pada website perusahaan, secara spesifik pada laman “Tentang kami”, “Life at”, atau “Karier” dimana visi dan misi, company culture, dan sejarah dipajang dan dapat dibaca oleh kandidat-kandidat yang tertarik, atau calon customer perusahaan. Setelah tahap website selesai, sangat disarankan untuk menggunakan berbagai channel media sosial untuk menyebarluaskan semua hal yang telah dirancang.

5.   Berdayakan Karyawan Aktif

Survey yang dilakukan oleh Edlelman menyatakan bahwa informasi dari karyawan berpotensi tiga kali lebih kredibel dibanding hal-hal yang diutarakan oleh para CEO. Oleh karena itu, berdayakan karyawan dan pastikan mereka mendapatkan hal-hal yang telah disepakati pada saat tanda tangan perjanjian kontrak kerja agar mereka menyebarluaskan informasi yang positif dan selaras dengan apa yang telah dirancang.

Laman survey seperti Glassdoor atau forum forum online seperti Reddit, Quora atau Fomo merupakan tempat dimana barisan karyawan dan mantan karyawan dapat memberikan ulasan tentang pengalaman bekerja pada suatu perusahaan.

6.   Perbaikan Proses Onboarding

Menurut survey yang dilakukan oleh Glassdoor, proses onboarding yang optimal akan memperbaiki retention rate atau kemungkinan karyawan untuk bertahan pada perusahaan sampai 82% dan produktivitas karyawan sampai 70%. Menanamkan citra perusahaan yang positif perlu dimulai dengan proses onboarding yang baik. Membuat karyawan merasa terlibat dan bersemangat tentang job desc dan tim mereka penting pada hari pertama onboarding.

Baca juga: Onboarding dan Offboarding Sama Pentingnya bagi Perusahaan

7.   Selenggarakan Program Training dan Pengembangan

Salah satu alasan utama mengapa seseorang meninggalkan pekerjaannya adalah karena merasa bosan dan membutuhkan tantangan baru. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengejar kesempatan belajar dan menjadi ahli dalam keterampilan baru menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pembelajaran di tempat kerja dan pengembangan yang profesional. Dengan memberi tantangan kepada karyawan, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan tidak akan bosan dengan tugasnya. Selain itu, saat karyawan mengembangkan keterampilan baru, mereka menjadi karyawan yang memiliki kontribusi dan nilai lebih bagi perusahaan. Hal ini merupakan keuntungan bagi kedua belah pihak.

8.   Komitmen Membangun Tim yang Menjunjung Bhinneka Tunggal Ika

Komitmen untuk membangun tim yang beragam dan inklusif merupakan hal penting dalam membentuk employer branding yang kuat. Hal ini akan membuat karyawan merasa merasa diterima dan aman di tempat kerja. Karyawan yang merasa diperhatikan, diakui, dan dihormati oleh rekan kerjanya akan memberi kontribusi positif pada tim dan perusahaan.

9.   Komunikasi yang Transparan, Terbuka dan Jujur

Transparansi, kejujuran dan keterbukaan adalah faktor penting dalam meningkatkan citra perusahaan. Pendapat dan saran yang didapat dari karyawan harus dilakukan secara berkala. Adapun tujuannya untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja dan kebahagiaan karyawan.

Karyawan yang merasa puas dengan kinerja perusahaan akan mempromosikan perusahaan melalui mouth to mouth yang berujung pada perbaikan company branding. Sama halnya saat menarik calon pegawai, jangan memberikan janji yang tidak dapat dijalankan karena akan membuat citra perusahaan buruk di mata masyarakat. Upayakanlah kejujuran dan konsistensi dalam menjalankan budaya perusahaan.

Contoh Employer Branding: Canva

Laman karir Canva menjelaskan bahwa ada keajaiban dimana semua hal tiba-tiba terjadi dengan sangat baik pada platform untuk membuat desain secara praktis itu, namun ada dua hal yang mereka ketahui dengan pasti. Pertama, mereka benar-benar selektif dalam merekrut kandidat terbaik yang bertalenta. Kedua, company culture di Canva selalu memberi support kepada semua karyawan untuk terus melakukan yang terbaik.

Contoh Employer Branding: HubSpot

Laman karir HubSpot sangat menekankan bahwa tidak mentoleransi diskriminasi dalam bentuk apapun pada semua karyawannya. Mereka juga mengungkapkan bahwa setiap karyawan diberi kebebasan untuk bereksperimen selama tetap bertanggung jawab dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya. Satu hal yang pasti, semua karyawan diperlakukan secara layak sebagai manusia.

Membangun employer branding yang kuat melibatkan fokus pada visi, misi, nilai-nilai, budaya perusahaan dan menemukan talenta yang sesuai. Penting juga untuk menjaga kejujuran dan transparansi saat membuat dan menampilkan employer branding agar sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya.

Baca juga: Do’s and Don’ts Employer Branding di Sosial Media

 

Sumber:

Canva

Edelman

G2

HubSpot

HubSpot Career

Workable

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Leave a Reply

Scroll to Top

2024

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.