Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

Passion at Work

Apakah Passion at Work Menular?

Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, ada dua jenis passion, yaitu harmonious passion dan obsessive passion. Harmonious passion adalah

Arnold Sigisa – Menemukan Passion dalam Komunitas Profesional

Memiliki passion dalam bekerja merupakan hal yang penting dalam bekerja, proses penemuan passion akhirnya membawa Arnold Sigit berada pada posisinya sekarang sebagai Head of People di PT Nuri Gaya Citra (Nuri), perusahaan teknologi pertama di Indonesia yang menawarkan inovasi dan pengalaman baru belanja online melalui komunitas pemasaran afiliasi yang saling menguntungkan bagi pemilik brandresellerinfluencer, dan konsumen.

Pencarian Passion Akan Berbeda Bagi Setiap Individu

Pada pelaksanaanya, Arnold memahami bahwa proses pencarian passion merupakan sebuah perjalanan yang cukup personalized. Beberapa profesional yang beruntung menemukannya sejak mengambil jurusan di perguruan tinggi, namun tak sedikit pula yang perlu bekerja beberapa tahun sebelum mengokohkan passionnya.

Arnold merupakan salah satu yang menemukan passion seiring bertambahnya pengalaman karier profesional. Memulai pekerjaan pertamanya sebagai Group Leader Management Trainee di PT Saptaindra Sejati, beliau mempelajari dan mendalami berbagai posisi strategis di salah satu perusahaan tambang yang merupakan bagian dari PT. Adaro Energy Tbk. Lambat laun, akhirnya Arnold memahami bahwa passionnya adalah memahami dan memaksimalkan human touch dimanapun beliau berada.

Arnold sempat berlabuh pada beberapa jabatan strategis di perusahaan ternama seperti Learning and OD Section Head di Kobexindo Tractors, Training Manager di Grab, Human Resources Business Partner di Godrej, Human Resources Business Partner Lead di Shopee, sampai akhirnya memantapkan posisi Sebagai Head of People di Nuri. Satu benang merah yang dapat selalu ditarik, beliau memiliki keinginan untuk terus belajar, dan membagikan apa yang telah dipelajari kepada semua orang disekitarnya.

Dalam perjalanan karirnya yang cemerlang, beliau telah mengidentifikasi perubahan karier seseorang yang cukup umum berdasarkan kategori umur, yakni:

  • Dibawah 20 tahun merupakan periode belajar sebanyak-banyaknya
    • Umur 21-30 tahun merupakan periode mulai bekerja, menemukan passion, dan menjalani pekerjaan yang fulfilling. Arnold menyatakan bahwa beliau tidak anti jika melihat seseorang berpindah-pindah pekerjaan pada periode ini untuk menemukan pekerjaan, industri, dan passion yang benar-benar sesuai.
    • Umur 31-35 tahun merupakan periode memantapkan karier. Passion atau hal yang membuat seseorang bersemangat untuk bekerja biasanya sudah cukup jelas dan terarah. Pada periode ini, penting untuk mendapatkan leader yang memiliki kapasitas untuk membimbing kita menjadi calon pemimpin yang kompeten, sehingga kita dapat unlock our best performance to be the best version.
      Baca juga Bani Wicaksono: Memiliki Mentor Menjadi Kunci Sukses Dalam Karir
    • Umur 36-40 tahun merupakan waktunya menjadi top management dimana setiap profesional mulai mengerti proses bisnis perusahaan secara komprehensif dan menempati posisi lebih strategis dalam perusahaan.
    • Diatas 40 tahun merupakan periode penentuan, dengan pengalaman yang sudah terbilang beragam dan dalam, setiap individu dapat memilih untuk tetap berada di jalur profesional, atau memulai menjadi entrepreneur.

Menemukan Passion dalam Komunitas Profesional

Pengalaman bekerja setiap individu seringkali terbatas pada beberapa perusahaan, sehingga interaksi yang didapatkan pun memiliki batasan. Memahami bahwa passionnya sangat tinggi dalam belajar dan berbagi pengetahuan khususnya bidang nya saat ini di human resource, Arnold memilih untuk bergabung dengan komunitas profesional di bidang Human Resource  bernama Perhimpunan Manajemen Sumber Daya Manusia (PMSM) Indonesia.PMSM Indonesia menjadi wadah bagi Arnold untuk beraspirasi dan terus mengembangkan diri dalam dunia HR.

Komunitas ini memberikan dukungan sistematis yang meningkatkan kemampuan dan mempercepat perkembangannya sebagai seorang Profesional HR Practitioner. Salah satu keuntungan menjadi bagian dari PMSM Indonesia adalah para pengurusnya yang merupakan praktisi HR, juga memiliki dewan penasihat merupakan  para ahli HR berpengalaman, yang siap memberikan panduan dan arahan terukur dalam menghadapi berbagai tantangan dalam praktik HR.
Baca juga: Ardhini Retno Putri: HR Profesional Perlu Memiliki Growth Mindset

Dengan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dan acara di dalam PMSM Indonesia, Arnold telah membuktikan komitmennya untuk mengembangkan diri sebagai seorang HR Practitioner yang profesional dan progresif. Keterlibatan Arnold dalam PMSM Indonesia tidak hanya memperluas jaringan profesionalnya, tetapi juga memberikan inspirasi dan dorongan untuk terus berinovasi dalam praktik HR di Indonesia. Dukungan dari komunitas ini telah membantu Arnold menjalani perjalanan karirnya dengan penuh semangat dan dedikasi, serta memberikan kontribusi positif bagi perkembangan industri HR di tanah air.

Selain sebagai penegurus di PMSM Indonesia, Arnold merupakan Co-founder dari komunitas HR bernama HRVerse dan memiliki podcast yang membahas tentang pekerjaan yaitu PodcastHR dikanal youtube.

Tips Memilih Komunitas Profesional

Memilih komunitas profesional yang tepat merupakan langkah penting dalam pengembangan karier. Menurut Arnold, salah satu kriteria yang perlu diperhatikan adalah keberagaman anggotanya dalam hal generasi. Komunitas yang memiliki anggota dari berbagai generasi akan memberikan perspektif yang beragam sehingga memberikan pemahaman yang komprehensif. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa komunitas tersebut memberikan kesempatan bagi setiap anggota untuk menyampaikan pandangan dan gagasan secara profesional. Hal ini akan mendorong kolaborasi dan diskusi yang konstruktif dalam mencapai tujuan bersama.

Lebih lanjut, Arnold percaya bahwa komunitas yang memiliki tujuan yang jelas sangatlah penting. Tujuan ini menjadi pedoman bagi seluruh anggota untuk berfokus pada mencapai hasil yang diinginkan. Baginya, komunitas dengan tujuan yang terdefinisi dengan baik memiliki keunggulan dalam mengarahkan kegiatan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi anggotanya.

Arnold percaya bahwa berpartisipasi dalam komunitas memberikan kesempatan untuk terus berkembang secara pribadi. Dengan bersikap seperti gelas yang kosong, belajar dari pengalaman dan pengetahuan anggota lainnya dapat meningkatkan wawasan dan keahlian profesionalnya untuk mengisi gelas tersebut.

Dengan menjadi bagian dari komunitas, Arnold juga bisa mengasah berbagai perspektif dan positioning sebagai seorang HR Practitioner. Mendengarkan berbagai pandangan dan perspektif dari rekan-rekan sesama profesional membantu memperkaya sudut pandangnya dalam menghadapi tantangan dan perubahan dalam industri.
Baca juga: Reno Rafly: Mendobrak HR melalui “Curiosity”

Melalui partisipasi aktif dalam komunitas, Arnold memastikan bahwa dirinya selalu berada pada garis depan dalam memahami tren, pengetahuan terkini, dan perkembangan terbaru di bidang Human Resource. Dengan tetap terbuka dan mau belajar, Arnold menegaskan komitmennya untuk terus tumbuh dan berkembang sebagai seorang HR Practitioner yang profesional dan dengan bekerja dengan passion yang tinggi.

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Leave a Reply

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.