Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Related Posts

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Pentingnya Decision-Making Skill di Dunia Kerja

Pembahasan apa itu decision making skill, analisis data, dan bagaimana kemampuan ini dapat berkontribusi positif bagi perusahaan.

Membuat sebuah keputusan merupakan hal yang biasa dilakukan oleh karyawan, manajer, maupun C-level, beberapa mungkin merasa bahwa decision making skill merupakan hal yang terjadi tanpa perlu dipikirkan.

Pada pelaksanaannya, diperlukan banyak pertimbangan dalam menentukan keputusan berdasarkan justifikasi yang profesional dan diperkuat dengan data yang akurat. Artikel ini akan membahas apa itu decision making skill dan bagaimana kemampuan ini dapat berkontribusi positif bagi perusahaan.

Apa itu Decision-Making Skill?

Decision making skill dapat didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk mengumpulkan informasi, mengevaluasi situasi, mempertimbangkan berbagai opsi, dan membuat keputusan yang tepat dan efektif.

Kemampuan ini sangat penting dalam dunia kerja karena hampir semua pekerjaan akan melibatkan pengambilan keputusan, baik dalam hal strategi bisnis, manajemen tim, atau dalam situasi-situasi krisis.

Karyawan yang memiliki kemampuan decision making skill yang baik cenderung dapat bekerja lebih efisien dan efektif, karena mereka mampu mengambil keputusan yang tepat dengan cepat dan mengurangi risiko kesalahan atau kegagalan.

Oleh karena itu, banyak perusahaan mencari kandidat dengan kemampuan ini, karena dapat membantu perusahaan mencapai tujuan bisnis mereka dan meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan.

Baca juga: Teamwork: Definisi, Manfaat, Peran, dan Data

5 Strategi Pendekatan Decision-Making

Telah disebutkan sebelumnya bahwa kemampuan pengambilan keputusan yang efektif melibatkan analisis situasi, mengidentifikasi opsi, mengevaluasi risiko dan manfaat, serta memilih tindakan terbaik. Ketika bekerja secara profesional, terdapat 5 strategi dan model pengambilan keputusan, yaitu:

1.   Pengambilan Keputusan Rasional

Pendekatan ini melibatkan pengumpulan dan analisis data, mengidentifikasi semua opsi, mengevaluasi pro dan kontra dari setiap opsi, serta memilih opsi yang memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko dengan contoh kasus dibawah ini.

Seorang manajer di perusahaan makanan dan minuman harus memilih antara dua supplier bahan baku. Perlu dilakukan pengumpulan data tentang kualitas produk, harga, dan review secara digital kualitas pengiriman setiap supplier.

Setelah mendapatkan dan menganalisis data yang didapat, manajer tersebut mengevaluasi pro dan kontra dari masing-masing dan memilih berdasarkan judgement rasional dan manfaat yang paling banyak bagi perusahaan.

Manfaatnya, perusahaan dapat memproduksi produk dengan kualitas yang terstandar dengan baik meskipun biaya produksi diturunkan.

2.   Pengambilan Keputusan Intuitif

Pendekatan ini mengandalkan pengalaman, pengetahuan, dan insting untuk membuat keputusan cepat tanpa analisis formal. Strategi ini cukup efektif dalam situasi di mana waktu terbatas dan belum ada data yang dapat dijadikan acuan.

Seorang HR practitioner sedang melakukan wawancara dengan seorang calon karyawan untuk posisi penting dalam perusahaan. Selama wawancara, dirasakan ada “chemistry” atau “klik” yang terjadi antara mereka, dan merasa yakin bahwa calon karyawan tersebut akan cocok dengan budaya perusahaan. Meskipun, jika dilihat dari hasil tes psikologis dan pengalaman kerja sebelumnya, calon karyawan tersebut tidak memiliki kualifikasi yang sangat istimewa.

Dalam situasi ini, pengambilan keputusan intuitif bisa menjadi strategi yang efektif, dengan memanfaatkan insting praktisi HR untuk membuat keputusan cepat tanpa perlu melakukan analisis formal terlebih dahulu.

3.   Pengambilan Keputusan Kolaboratif

Pendekatan ini melibatkan beberapa pemangku kepentingan, berbagi informasi dan perspektif, serta bekerja sama untuk mencapai konsensus bersama. Strategi ini efektif dalam situasi dimana terdapat beberapa pendapat dan kepentingan yang berbeda.

Sebagai contoh, tim manajemen perusahaan terdiri dari beberapa divisi yang masing-masing memiliki kepentingan dan perspektif yang berbeda dalam hal manajemen kinerja karyawan. Ada yang berpendapat bahwa sistem saat ini sudah cukup efektif dan tidak perlu diubah, namun ada juga yang merasa perlu melakukan perubahan besar-besaran.

Untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi perusahaan dan karyawan, tim manajemen memutuskan untuk menggunakan pendekatan kolaboratif dengan mengadakan rapat dan membahas berbagai perspektif dan kepentingan dari masing-masing divisi, serta memberikan informasi dan data yang relevan.

Mereka juga meminta masukan dari karyawan dan HR practitioner mengenai pengalaman mereka dengan sistem manajemen kinerja saat ini. Setelah berdiskusi dan mendengarkan semua pandangan, tim manajemen berhasil mencapai konsensus untuk merombak sistem manajemen kinerja secara bertahap, dengan fokus pada meningkatkan keterlibatan karyawan dan memberikan feedback  yang lebih efektif.

Pendekatan kolaboratif membantu tim manajemen untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang situasi dan mencapai keputusan yang terbaik untuk perusahaan secara keseluruhan.

Baca juga: 3 Langkah Menjadi Perusahaan Inklusif

4.   Pengambilan Keputusan Bare-Minimum

Pengambilan keputusan bare-minimum adalah suatu pendekatan yang mengambil keputusan berdasarkan kriteria minimal yang memenuhi kriteria dasar  yang sudah ditentukan saja.

Pendekatan ini biasa digunakan ketika waktu dan sumber daya terbatas atau ketika tidak memungkinkan untuk memperoleh semua kriteria paling ideal yang diperlukan untuk membuat keputusan yang optimal.

Ketika menentukan suatu keputusan ini, alternatif yang dipilih hanya akan memenuhi standar minimal dan memberikan hasil yang dapat diterima, meskipun bukan alternatif yang terbaik.

Contoh kasus, Seorang manajer HR di perusahaan sedang mencari karyawan baru untuk mengisi posisi kosong di departemennya dalam waktu singkat dan biaya yang terbatas. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh kandidat, seperti pengalaman kerja dan keterampilan tertentu.

Setelah mempelajari beberapa lamaran dan mengadakan wawancara, manajer HR menemukan seorang kandidat yang cukup memenuhi kriteria yang dibutuhkan dan memutuskan untuk merekrutnya meskipun kandidat tersebut bukanlah yang paling ideal, beliau merasa cukup puas dengan keputusannya karena kandidat tersebut cukup memenuhi kriteria yang dibutuhkan saat ini.

5.   Pengambilan keputusan metode kombinasi

Penentuan keputusan juga dapat mengkombinasikan beberapa metode yang telah disebutkan sebelumnya sesuai dengan kebutuhan situasi yang dihadapi. Misalnya, ketika menghadapi masalah yang kompleks, pengambil keputusan dapat menggabungkan metode rasional dan kolaboratif untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada data dan fakta yang valid dan akan membawa hasil yang positif.

Talentics Insight: Decision Making dipengaruhi Pendidikan dan Gender

  • Berdasarkan Tingkat Pendidikan, hasil General Competency Test yang telah dianalisis oleh praktisi Talentics menyatakan adanya peningkatan kemampuan decision making yang naik dengan bertambahnya gelar pendidikan seseorang. Nilai rata-rata kemampuan menentukan keputusan berdasarkan tingkat pendidikan adalah:

    50.30 untuk lulusan Sekolah Menengah Atas/Sederajat
    51.29 untuk lulusan D3
    52.63 untuk lulusan S1
    56.32 untuk lulusan S2 dan S3


    Adapun data yang dianalisis berasal dari 1995 total individu dengan persentase tingkat pendidikan 32% lulusan SMA/Sederajat, 2% lulusan D3, 62% lulusan S1, dan 3% lulusan Pasca Sarjana.


  • Berdasarkan gender, laki-laki memiliki rata-rata kemampuan decision making 5 poin lebih tinggi daripada perempuan dengan detail:

    58.32 untuk laki-laki
    52.91 untuk perempuan


    Adapun data yang dianalisis berasal dari 1995 total individu dengan persentase 43% laki-laki dan 57% perempuan dengan skala tertinggi pada poin 100.


Kesimpulan

Kemampuan pengambilan keputusan yang efektif sangat penting di dunia kerja, karena hampir semua pekerjaan akan melibatkan pengambilan keputusan. Karyawan yang memiliki kemampuan decision-making yang baik dapat bekerja lebih efisien dan efektif, karena mereka mampu mengambil keputusan yang tepat dengan cepat dan mengurangi risiko kesalahan atau kegagalan.

Ada lima strategi pendekatan dalam pengambilan keputusan, yaitu pengambilan keputusan rasional, intuitif, kolaboratif, bare-minimum dan pengambilan keputusan metode kombinasi.

Gunakan General Competency Test dari Talentics.id dalam proses perekrutan karyawan untuk mendapatkan hasil komprehensif dan memfilter kandidat terbaik yang dapat mengambil keputusan dengan judgement yang profesional.

Baca juga: Personal Growth 2023: Definisi, Data, dan Cara Meningkatkan

References: 

Everyday Interview Tips – 5 Types of Decision-Making Skills You Need To Know
McKinsey – What is decision-making?
Tech Target – Decision-making Process

Image Copyright Andrea Piacquadio via Pexels

Talentics Internal Data – General Competency Test Result

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Scroll to Top

2024

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.