Layaknya semua pekerjaan pada umumnya, menjadi seorang Human Resource baik jabatannya staff ataupun manajer memiliki sesi rewarding dan challengingnya masing-masing.
Simak perjalan karier Ardhini Retno Putri yang menjabat sebagai Talent Acquisition and People Development Manager di perusahaan multinasional – Wipro Consumer Care, yang terus memperbaiki diri secara holistik dengan menginkorporasi growth mindset dalam kehidupan profesional.
Lulusan Fakultas Teknik, Menyebrang ke Human Resources
Mengambil jurusan Environmental Engineering di Institut Teknologi Bandung, Ardhini menyadari bahwa menentukan jenis pekerjaan tidak sepenuhnya selalu terpaku pada jurusan yang linier dan perlu disesuaikan dengan passion.
Memiliki pengalaman yang kurang lebih sama dengan lulusan sarjana pada umumnya, beliau perlu melakukan kontemplasi sebelum menentukan karier antara mengambil jenjang pendidikan lebih tinggi, bekerja sesuai jurusan, atau mengikuti passion. Belum lagi, informasi tentang switching career belum semudah sekarang untuk diakses secara publik.
Ardhini memulai pekerjaan pertamanya di dunia HR sebagai Recruitment Consultant di GLC Consulting selama 2 tahun dan mengemban tanggung jawab utama sebagai headhunter sebelum akhirnya meneruskan karier sebagai Talent Acquisition Supervisor di PT Amerta Indah Otsuka (Pocari Sweat) dimana beliau mendapatkan upgrade tanggung jawab untuk headhunting posisi manajerial selama hampir tiga tahun.
Sejak 2017, beliau bekerja untuk PT Unza Vitalis, sebuah bisnis unit dari Wipro Consumer Care dengan perkembangan karier yang terbilang pesat, Ardhini terhitung telah 4x naik jabatan dan sekarang memiliki tanggung jawab sebagai manajer untuk Talent Acquisition and People Development.
Baca juga: Talent Acquisition: Apa Itu, Bagaimana Prosesnya, dan Apa Manfaatnya
Suka Duka Menjadi Talent Acquisition sampai Menjadi Manajer
Perlu diingat bahwa HR merupakan jembatan antara calon karyawan, karyawan, dan pimpinan perusahaan. Salah satu pengalaman pahit yang pernah dialami Ardhini adalah ketika perlu membatalkan offer yang telah di-sign oleh kandidat, karena ternyata kandidat tersebut ditemui pernah melakukan fraud di perusahaan sebelumnya saat proses reference checking. Meskipun hal ini memakan waktu dan energi yang tidak sedikit, Ardhini melihatnya sebagai bagian dari tanggung jawabnya untuk menjamin integritas dan kredibilitas perusahaan.
Baca juga: Apa Saja yang Perlu Diperiksa Dalam Employee Background Check?
Tak terhitung pengalaman positif yang didapatkan ketika menjadi HR, beberapa diantaranya adalah merasa bermanfaat karena berhasil mengisi kekosongan di berbagai posisi yang perusahaan butuhkan, apalagi jika berhasil menggaet kandidat untuk posisi pimpinan seperti manajer atau direktur, tentunya tanpa mendiskreditkan jabatan staff yang ada karena semua posisi dibutuhkan secara proporsional agar perusahaan dapat terus melakukan kegiatan operasional secara produktif.
Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jam terbang, Ardhini merasa bahwa menjadi seorang Talent Acquisition telah membuatnya semakin peka terhadap kebutuhan perusahaan dan kandidat. Ia pun semakin terampil dalam memilih kandidat yang tepat dan memiliki potensi untuk berkembang di perusahaan.
Berbekal pengalaman sebagai Talent Acquisition juga membuat Ardhini mampu menyelesaikan proses rekrutmen dengan lebih efektif dan efisien.
Pentingnya Growth Mindset yang Holistik bagi Perkembangan Karier
Ardhini adalah sosok yang memiliki growth mindset yang kuat dalam perkembangan karier. Sebelumnya, beliau telah melakukan perubahan karir dari bidang teknik menjadi Human Resources, dan berhasil mencapai kesuksesan di bidang yang baru. Keyakinan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan diri adalah salah satu kunci sukses Ardhini dalam menghadapi tantangan di setiap posisi dan perusahaan yang beliau tempati.
Dalam melangkah di karier, Ardhini selalu memulainya dengan niat dan tujuan yang jelas. Beliau juga memiliki pandangan holistik dalam melihat setiap situasi dan tantangan yang dihadapinya.
Menurutnya, kesalahan dan kegagalan tidak dijadikan sebagai proses kemunduran, namun baginya hal tersebut dijadikan sebagai kesempatan dan jembatan untuk belajar serta memperbaiki diri. Dalam menghadapi tugas dan tanggung jawab baru, Ardhini juga memilih untuk selalu bersemangat mengeksplorasi dan mencari tahu hal-hal yang sebelumnya tidak ia kuasai.
Dengan sikap terbuka dan semangat belajar yang tinggi, Ardhini berhasil mengembangkan keterampilan dan pengalaman yang berguna dalam mengelola proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kandidat yang direkrut. Ardhini adalah contoh nyata bahwa dengan growth mindset dan sikap terus belajar, siapa pun dapat mencapai kesuksesan di karier yang diimpikan.
Baca juga: Analisis Penggunaan Metode SWOT bagi HR Practitioner