Sebagai praktisi HR di Indonesia, pemahaman yang mendalam tentang employee engagement menjadi krusial. Hal ini dikarenakan efek positif yang didapat diantaranya karyawan yang engaged tidak hanya menunjukkan tingkat produktivitas dan inovasi yang lebih tinggi, namun juga cenderung mempertahankan loyalitas terhadap perusahaan dan memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi.
Perlu dipahami pula bahwa mengukur employee engagement bukanlah tugas yang sederhana. Ada berbagai metode yang dapat digunakan, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Artikel ini akan mengulas tujuh metode pengukuran employee engagement yang paling umum digunakan, sambil memberikan tips untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Daftar Isi:
1. Employee Engagement Survey
Employee engagement survey adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengukur employee engagement. Metode ini melibatkan penyebaran kuesioner kepada karyawan untuk mengumpulkan data tentang persepsi dan sikap mereka terhadap pekerjaan, perusahaan, dan manajemen.
Employee engagement survey umumnya dilakukan setidaknya satu tahun sekali. Hal ini dikarenakan metode ini membutuhkan waktu dan effort yang cukup besar untuk diimplementasikan. Namun, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk melakukannya sampai 2 kali dalam setahun untuk memantau perubahan tingkat engagement secara berkala.
Kelebihan:
- Dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang tingkat employee engagement
- Dapat digunakan untuk membandingkan tingkat engagement dari waktu ke waktu
Kekurangan:
- Sulit untuk diimplementasikan, terutama untuk organisasi dengan jumlah karyawan yang besar
- Tidak dapat memprediksi tren engagement untuk ke depan
- Tidak memberikan pemahaman komprehensif tentang alasan di balik tingkat employee engagement
Baca juga: 5 Panduan Mengembangkan Employee Engagement Survey
2. Pulse Engagement Survey
Pulse engagement survey adalah metode yang mirip dengan employee engagement survey, tetapi dilakukan secara lebih berkala, misalnya bulanan atau mingguan. Metode ini bertujuan untuk memberikan update yang lebih berkala tentang tingkat employee engagement.
Berbeda dengan employee engagement, pulse engagement menggunakan survei singkat dan frekuensinya lebih sering, seperti setiap bulan bahkan setiap minggu. Survei ini biasanya terdiri dari 5-15 pertanyaan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebuh real-time tentang perasaan karyawan terkait pekerjaan, tempat kerja, dan perusahaan mereka. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi potensi masalah lebih awal dan menanganinya dengan cepat, dengan harapan meningkatkan keterlibatan dan kepuasan karyawan secara keseluruhan.
Kelebihan:
- Dapat memberikan update berkala tentang tingkat employee engagement
- Lebih mudah untuk diimplementasikan dibandingkan dengan employee engagement survey
Kekurangan:
- Tidak dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang tingkat employee engagement
- Sulit untuk menganalisa secara komprehensif alasan dibalik naik atau turunnya nilai survei.
3. Employee Net Promotor Score (eNPS)
Employee Net Promoter Score (eNPS) adalah metode yang dirancang untuk mengukur sejauh mana karyawan bersedia merekomendasikan perusahaan, menggunakan skala 0-10. Metode ini berfokus pada pertanyaan khusus:
“Sejauh mana Anda bersedia merekomendasikan perusahaan ini kepada teman atau kolega Anda?”
Penilaian eNPS dilakukan secara berkala, umumnya setiap quartal yang berfungsi untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai sejauh mana karyawan bersedia mempromosikan organisasi.
Kelebihan:
- Mudah untuk diimplementasikan
- Dapat memberikan gambaran umum tentang tingkat kesetiaan karyawan
Kekurangan:
- Tidak dapat memberikan pemahaman komprehensif tentang tingkat employee engagement
- Sulit untuk melakukan validasi ketika nilai eNPs naik atau turun karena informasi yang didapatkan tidak menyeluruh
4. 1-on-1 Meetings
1-on-1 Meeting, atau pertemuan antara 2 orang, merupakan suatu metode yang digunakan dalam manajemen sumber daya manusia untuk memfasilitasi dialog terstruktur antara seorang karyawan dan manajer atau atasan langsungnya. Berbeda dengan metode pengukuran employee engagement yang , pertemuan ini bersifat lebih pribadi dan fokus pada interaksi individual.
Meeting ini biasanya diadakan secara rutin, seperti setiap 2 minggu, bulan atau sesuai kebutuhan, dengan tujuan untuk membahas berbagai aspek, termasuk kinerja individu, pengembangan karier, dan kepuasan kerja. Dalam konteks ini, fokusnya adalah pada hubungan antara karyawan dan manajer, serta memberikan umpan balik dan dukungan yang lebih terpersonal.
Kelebihan:
- Dapat memberikan feedback terpersonalisasi
- Dapat membangun hubungan yang lebih baik antara karyawan dan manajer
Kekurangan:
- Hanya berlaku dalam skala kecil
- Butuhnya alokasi waktu yang cukup signifikan, terutama jika anggota tim cukup banyak.
5. Performance Review
Performance Review, atau evaluasi kinerja, adalah suatu proses sistematik yang dilakukan oleh organisasi untuk menilai dan memberikan umpan balik terstruktur terkait kinerja karyawan. Proses ini biasanya dilaksanakan secara tahunan atau kuartalan dengan tujuan untuk mengevaluasi pencapaian, kekuatan, dan area pengembangan dari setiap karyawan.
Dalam sesi evaluasi ini, manajer atau atasan langsung akan menyajikan penilaian kinerja karyawan berdasarkan kriteria atau KPI yang telah ditetapkan sebelumnya. Pencapaian, kemajuan, dan potensi pengembangan individu dibahas secara rinci. Evaluasi ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan penghargaan, pengembangan karier, atau perencanaan pelatihan lebih lanjut.
Baca juga: Memahami Apa itu Key Performance Indicator
Kelebihan:
- Dapat memberikan feedback terpersonalisasi
- Dapat berfungsi sebagai dasar pemberian penghargaan
Kekurangan:
- Adanya potensi bias dan favoritism pada karaywan tertentu yang dekat dengan atasan.
- Hanya dilakukan pada periode tertentu
6. Exit Interview
Exit Interview, atau wawancara keluar, merupakan proses di mana organisasi mengumpulkan informasi dari karyawan yang akan meninggalkan perusahaan. Tujuannya adalah untuk memahami penyebab kepindahan karyawan, mengukur kepuasan mereka selama bekerja, dan mendapatkan umpan balik yang berharga untuk meningkatkan lingkungan kerja.
Wawancara ini biasanya dilakukan pada saat karyawan sudah mengambil keputusan untuk berhenti, dan dapat berlangsung secara tatap muka atau melalui formulir tertulis. Pertanyaan-pertanyaan dalam Exit Interview mencakup alasan meninggalkan perusahaan, pengalaman kerja, kepuasan terhadap manajemen, dan saran perbaikan.
Kelebihan:
- Memberikan wawasan mendalam tentang alasan di balik keputusan karyawan untuk meninggalkan perusahaan.
- Menyediakan kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang jujur dan konstruktif.
Kekurangan:
- Karyawan mungkin enggan memberikan umpan balik yang sebenarnya karena takut pengaruhnya terhadap referensi di masa depan.
- Tidak selalu mencakup kepuasan atau masalah yang mungkin timbul sepanjang masa kerja.
Baca juga: Apa itu Exit Interview?
7. Presensi Bulanan Karyawan
Presensi bulanan karyawan menjadi sebuah alat penting dalam tangan HR untuk merinci serta menginterpretasikan tingkat keterlibatan karyawan. Dengan data yang tersedia, HR dapat dengan mudah melihat tren dan mengenali area potensial yang memerlukan perhatian khusus.
Dengan melihat pola pengambilan izin dan cuti, HR dapat mengidentifikasi tingkat kepuasan dan kebutuhan karyawan. Tingkat cuti yang tinggi mungkin mencerminkan kebutuhan karyawan untuk istirahat atau adanya ketidakpuasan.
Data presensi juga dapat mencerminkan kesejahteraan karyawan. Kenaikan absensi karena alasan kesehatan bisa menjadi indikasi masalah kesejahteraan atau tingkat stres yang tinggi.
Kelebihan
- Menyajikan wawasan langsung tentang keterlibatan karyawan secara real time, memungkinkan HR untuk respons cepat.
- Data presensi bulanan menjadi landasan untuk keputusan manajemen sumber daya manusia untuk membuat keputusan strategis.
Kekurangan:
- Proses pengumpulan dan analisis data memerlukan investasi waktu dan sumber daya yang cukup besar.
- Data hadir tidak memberikan gambaran langsung tentang produktivitas atau kualitas keterlibatan karyawan.
Kesimpulan
Dengan memilih metode yang tepat dan mengimplementasikannya secara konsisten, organisasi dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tingkat employee engagement di organisasi. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan engagement, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada kinerja dan kesuksesan organisasi.
Pengukuran employee engagement adalah hal yang penting bagi organisasi yang ingin meningkatkan kinerja dan kesuksesannya. Dengan memahami berbagai metode pengukuran yang tersedia, organisasi dapat memilih metode yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya.