Beberapa hari yang lalu di linimasa twitter muncul cuitan yang ramai dan menjadi trending topic. Cuitannya seperti ini: "Hey guys, wanna feel old? I’m 40. You’re welcome." Mengapa menjadi trending? Ya, karena cuitan itu diunggah oleh Macaulay Culkin, pemeran karakter Kevin dari film Home Alone yang selama puluhan tahun menemani kita di sekitar liburan Natal dan Tahun Baru.
Cuitan tersebut sangat mengena bagi saya dan mungkin Anda yang lahir di era 80-90an. Sosok Kevin begitu related dengan kita karena kedekatan usianya, dan kita patut berterima kasih pada Mac karena mengingatkan bahwa kita sudah tua, dan sudah harus sadar kita bukan lagi generasi yang paling muda di kantor.
Disadari atau tidak, sudah mulai berdatangan generasi baru setelah generasi millennial. Generasi ini populer dengan sebutan Generasi Z, atau biasa disingkat menjadi Gen Z. Berdasarkan data dari Survei Angkatan Kerja nasional (SAKERNAS) tahun 2019, Gen Z yang lahir di atas tahun 1997 telah mengisi kurang lebih 12 juta posisi produktif dan siap kerja di Indonesia. Menariknya, dari 12 juta Generasi Z yang produktif dan siap kerja tersebut, 57% dari mereka telah menjadi pekerja tetap. Angka ini merupakan angka persentase tertinggi jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
Baca Juga : Ingin Perusahaan Anda Sukses? Segera Rekrut Generasi Z!
Data dari SAKERNAS juga menyebutkan jumlah angkatan kerja di Indonesia saat ini memang masih didominasi oleh Generasi X dan millennial, dimana kedua generasi tersebut memegang porsi kurang lebih 84% dari total keseluruhan angkatan kerja. Generasi Z sebagai angkatan kerja paling muda, memang masih belum mendapatkan banyak tempat, namun bukan berarti perhatian untuk mereka dapat kita abaikan begitu saja.
Dalam beberapa tahun ke depan, angkatan kerja akan didominasi oleh Gen Z. Data dari LinkedIn Talent Report 2020 menyebutkan bahwa saat ini 56% perusahaan yang disurvei mulai beralih fokus untuk merekrut Gen Z ke perusahaan mereka. Angka tersebut menjadi nomor dua tertinggi setelah generasi millennial. Data ini memperlihatkan bahwa ternyata Gen Z sudah mulai mendapatkan perhatian dari banyak talent professional.
Merekrut dan menarik perhatian Gen Z tidak dapat begitu saja disamakan dengan generasi sebelumnya. Gen Z merupakan generasi yang lahir dan tumbuh beriringan dengan kemajuan teknologi. Karakter, minat, dan aspirasi mereka pun berbeda jika dibandingkan dengan para seniornya. Beberapa hal yang membedakan mereka dari generasi lainnya dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
1. Aspirasi dan prioritas
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Millennial Survey Deloitte pada tahun 2019, menyatakan bahwa Gen Z memiliki ambisi yang mirip dengan seniornya yaitu Generasi Millennials. Ketertarikan tertinggi mereka adalah travelling untuk melihat dunia, kemudian baru keinginan untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi agar dapat hidup sejahtera. Keinginan untuk memiliki rumah ternyata bukan prioritas untuk Generasi Z dan hanya menempati urutan ketiga. Generasi ini juga cukup tertarik untuk memberikan dampak yang positif bagi lingkungan atau masyarakat, lebih tinggi dibandingkan keinginan untuk memiliki anak atau memulai sebuah keluarga baru.
2. Isu-isu yang menjadi perhatian utama
Generasi Z sangat tertarik terhadap isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim dan global warming. Menariknya, isu terorisme menjadi isu yang cukup menarik perhatian mereka juga, sama menariknya dengan isu-isu terkait tingginya angka pengangguran. Lalu, isu-isu lain terkait dengan ketidaksetaraan penghasilan dan isu tentang diskriminasi juga mendapatkan perhatian yang cukup tinggi dari Generasi Z.
3. Harapan terhadap Bisnis
Gen Z mengharapkan bisnis yang saat ini berjalan dapat menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi, faktor ini yang mereka anggap paling penting dari sebuah bisnis. Harapan mereka, bisnis juga dapat membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi pengangguran. Gen Z juga memiliki harapan bahwa perusahaan-perusahaan memberikan kesejahteraan yang layak untuk karyawannya serta membantu karyawannya untuk berkembang bersama dengan bisnisnya.
4. Pendangan terhadap Bisnis
Jika sebelumnya Gen Z menyampaikan harapannya terhadap bisnis, mereka juga menyatakan pandangannya terhadap apa yang sebenarnya bisnis lakukan. Gen Z menganggap bisnis hanya mementingkan profit dibanding faktor lain. Baru kemudian mereka menganggap bisnis mampu menciptakan inovasi-inovasi baru dalam produk dan jasa mereka. Bisnis juga dilihat oleh Gen Z sebagai suatu aktivitas yang terus melakukan efisiensi dalam setiap prosesnya. Pandangan ini cukup bertentangan dengan harapan yang mereka berikan terhadap bisnis yaitu untuk memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat dan lingkungan, dibandingkan dengan terus mencari profit yang setinggi-tingginya.
Baca Juga : Talent Acquisition : Profesi Pemburu Talenta
Aspirasi, perhatian, dan harapan Generasi Z di atas sepatutnya menjadi pertimbangan bagi para pemangku bisnis. Akses informasi yang begitu luas membuat Gen Z mampu menilai suatu perusahaan apakah sesuai dengan nilai-nilai dan aspirasi mereka. Kesesuaian nilai-nilai tersebut menjadi kunci utama untuk merekrut dan mempertahankan Gen Z. Selain hal-hal tersebut, ada beberapa faktor yang layak diperhatikan oleh perusahaan Anda ketika berniat merekrut Gen Z:
1. Bagaimana Gen Z menemukan pekerjaan
Hampir setengah dari Gen Z (47,7%) mencari pekerjaan melalui platform online, jauh lebih tinggi dari media yang lain. Familiarnya mereka dengan teknologi dan kemudahan yang ditawarkan dengan bantuan teknologi ini dianggap dapat menghemat waktu dalam proses menemukan pekerjaan sampai dengan melakukan proses rekrutmen.
2. Faktor yang menentukan dalam pencarian pekerjaan
83% Gen Z menganggap bahwa gaji menjadi faktor yang paling menentukan dalam mencari pekerjaan yang tepat. Kesesuaian tipe pekerjaan menjadi faktor penentu berikutnya, selanjutnya baru brand perusahaan.
3. Faktor yang menyebabkan pindah/keluar dari pekerjaan
Gen Z paling mudah untuk pindah jika mereka merasa tidak dapat berkembang di perusahaan tempatnya bekerja. Lingkungan kerja menjadi faktor kedua yang paling menentukan bagi Gen Z untuk bertahan atau pindah dari tempat kerja. Faktor lain yang menentukan adalah passion yang tidak sesuai, disusul faktor gaji yang menjadi pertimbangan bagi mereka.
Hadirnya generasi baru dengan berbagai karakteristiknya yang unik dan berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya menjadi tantangan yang cukup besar sekaligus menarik bagi perusahaan. Sebagai generasi yang akan mendominasi angkatan kerja di beberapa waktu mendatang, kehadiran generasi Z harus diakomodir dengan strategi dan pendekatan yang tepat agar dapat menjaring talenta-talenta terbaik yang dapat mengisi posisi-posisi strategis di masa mendatang.
Salah satu cara terbaik dalam menggaet Generasi Z adalah dengan melakukan pendekatan dan membangun engagement dengan mereka sejak dini. Memperkenalkan Employer Brand Anda kepada Gen Z juga akan sangat membantu dalam membentuk persepsi yang positif mengenai perusahaan Anda.
Bersama Talentics, Anda dapat mewujudkan hal itu dengan lebih efisien. Melalui program Early Talents/Campus Hiring Talentics, kami akan membantu Anda untuk mengenalkan brand Anda kepada pada young talents berkualitas dan para calon future leaders terbaik. Dengan membantu engagement sejak dini, dan disupport dengan strategi Employer Branding yang efektif, maka menggaet Gen Z akan terasa lebih mudah.
Jadi, sudah siapkah Anda menyambut kedatangan Generasi Z?