Setiap perusahaan pasti selalu memiliki tujuan untuk terus mengembangkan bisnisnya, hal itu dapat terus dilakukan jika perusahaan mempekerjakan orang-orang yang tepat dan cocok dengan bisnis yang dijalankan. Selain itu, selalu melakukan evaluasi pekerjaan juga menjadi hal yang penting untuk mewujudkan hal tersebut.
Istilah ‘datang dan pergi’ bukanlah istilah yang aneh di dunia kerja. Setiap perusahaan pasti akan melakukan perekrutan untuk mengisi, menambah, atau menggantikan posisi karyawan yang telah resign dari posisi sebelumnya. Dalam proses rekrutmen inilah perusahaan berkesempatan untuk mengembangkan bisnis melalui karyawan baru yang direkrutnya.
Tidak jarang perusahaan tertarik untuk merekrut talenta dengan pengalaman kerja yang masih kurang dari satu tahun, atau biasa disebut dengan fresh graduate (lulusan baru). Seperti yang telah dibahas dalam artikel sebelumnya, merupakan pencari kerja yang juga sedang beradaptasi dengan lingkungan kerja, sehingga pengalaman adalah hal yang paling mereka cari. Hal itu akan menguntungkan perusahaan yang ingin mempekerjakan karyawan dengan semangat kerja yang tinggi.
Baca Juga : Hal yang Membuat Suatu Perusahaan Menjadi Perusahaan Ideal untuk Fresh Graduate Bekerja
Selain itu, fresh graduate yang didominasi oleh Gen Z sekarang ini memiliki karakteristik unik. Mereka merupakan generasi yang yang independen, tech-savvy, serta terbuka dengan berbagai kesempatan. Dengan karakteristik yang unik tersebut, Gen Z dapat berkontribusi baik dalam memberikan ide-ide baru yang berasal dari point of view yang mereka miliki.
Namun, masih banyak pula perusahaan yang nampaknya ‘ragu’ ketika ingin mempekerjakan fresh graduate, dikarenakan kurangnya pengalaman kerja yang mereka miliki. Tentu saja, hal-hal seperti ini harus dijadikan pertimbangan terlebih dahulu sebelum merekrut fresh graduate untuk mengisi posisi yang sedang dibutuhkan, untuk meminimalisir terjadinya bad hiring yang akan berdampak pada cost-per-hire perusahaan.
Jika kita menarik garis yang lebih jauh ke dalam, ada satu hal yang masih sering menjadi tantangan ketika perusahaan ingin merekrut fresh graduate. Hal tersebut adalah titik fokus mengenai kompetensi atau latar belakang pendidikan. Ketika membaca CV seorang fresh graduate, sebagai HR Anda mungkin akan mungkin langsung terfokus pada latar belakang pendidikan dari lulusan baru tersebut dibandingkan informasi lain. Hal ini tentu akan membingungkan Anda jika hanya latar belakang saja yang dilihat, tanpa mencari tahu kompetensi dan skill yang benar-benar dimiliki oleh kandidat tersebut.
Mana yang lebih penting untuk dijadikan pertimbangan: latar belakang pendidikan atau kompetensi yang dimiliki fresh graduate?
Ketika membandingkan dua hal ini, tentunya akan mudah menjawab bahwa dua-duanya sama penting ketika melakukan pertimbangan untuk merekrut fresh graduate. Tetapi permasalahannya, mana yang kira-kira lebih diutamakan untuk dipertimbangkan?
Fresh graduate tentunya akan “menjual” latar belakang pendidikan mereka ketika pertama kali melamar pekerjaan di suatu perusahaan, tetapi hal itu tidak dapat diartikan bahwa kompetensi serta skill yang dimilikinya sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dipunya. Tidak jarang perusahaan justru menemukan kekecewaan ketika mempekerjakan fresh graduate dengan latar belakang pendidikan yang ternyata tidak memiliki kompetensi yang sesuai dan skill yang cukup baik di bidang tersebut. Begitu pula sebaliknya.
Banyak kemungkinan akan ditemukannya “hidden talents” ketika perusahaan Anda ingin mempekerjakan fresh graduate. Hal ini dikarenakan kandidat yang berasal dari lulusan baru belum sepenuhnya sadar dengan kompetensi yang mereka punya, dan hal tersebut bisa Anda gali lebih dalam ketika melakukan proses rekrutmen dengan mereka. Dari proses inilah biasanya Anda dapat menemukan kompetensi yang tidak tertulis di CV.
Artinya, Anda harus menjadi sangat jeli ketika melakukan proses screening CV atau data administratif lainnya. Hanya melihat latar belakang pendidikan saja belum tentu cukup untuk menemukan kandidat yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Terkadang, kandidat akan melampirkan portofolio yang mereka punya untuk mendukung profil mereka ketika mendaftar di suatu perusahaan. Portofolio yang diberikan dapat bertolak belakang dengan latar belakang pendidikan, maka dari itu, memfokuskan rekrutmen dengan kompetensi yang dibutuhkan rasanya lebih penting dibandingkan hanya melihat latar belakang pendidikan.
Terlebih lagi di zaman yang serba teknologi seperti sekarang ini, banyak skills yang dapat ditemukan, dipelajari, dan diasah hanya dengan bantuan jaringan internet. Gen Z sebagai generasi tech-savvy dengan kemampuan beradaptasi yang cepat merupakan generasi dengan kompetensi dan skillset baru, unik, dan tentunya sesuai untuk mengembangkan kemajuan bisnis perusahaan di era digital. Maka dari itu, untuk menemukan kompetensi tersebut tidak dapat dilakukan dalam sekali proses screening saja.
Lalu, bagaimana cara mengetahui kompetensi yang dimiliki talenta?
Kemajuan teknologi membantu memudahkan pekerjaan manusia di berbagai bidang, termasuk bidang rekrutmen. Mencari, menggali, dan memperdalam kompetensi kandidat dalam proses rekrutmen bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan. Banyak teknologi canggih yang tercipta untuk membantu praktisi HR menemukan kandidat terbaik dengan cepat dan tepat, yang tentunya akan meningkatkan proses rekrutmen dan menghindari terjadi bad hiring.
Berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan untuk menggali dan memperdalam kompetensi serta skill fresh graduate dalam proses rekrutmen:
Menggunakan assessment
Sudah bukan hal yang baru bahwa hanya dengan melihat profil kandidat belum cukup untuk memahami kapabilitas yang dimiliki oleh kandidat tersebut. Sebagai contoh, apabila seorang kandidat lulusan matematika memiliki minat untuk melakukan pekerjaan dalam bidang pemasaran, namun kandidat tersebut tidak memiliki latar belakang komunikasi dan networking yang biasanya lebih dekat dengan bidang tersebut. Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa kandidat tersebut memiliki kompetensi dan skill yang dibutuhkan? Salah satunya dengan asesmen.
Asesmen merupakan cara efektif yang dapat dilakukan menggali pengetahuan yang lebih dalam tentang kandidat yang sedang diproses. Biasanya, asesmen diberikan bukan hanya untuk mengetahui kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilamar, tetapi juga kemampuan lainnya yang lebih terfokus pada kemampuan diri kandidat hingga juga mengetahui potensi pengembangan skill dan kompetensinya. Hal ini tentu dapat membantu praktisi HR menemukan kandidat yang sesuai dengan kualifikasi dan budaya perusahaan mereka.
Baca Juga : Merekrut Fresh Graduate, Apa Kelebihan dan Kekurangannya?
Salah satu nilai plus dari asesmen adalah dapat membantu Anda dalam melihat hasil berupa data dan deskripsi akurat tanpa adanya bias. Hal ini tentunya akan meningkatkan pengambilan keputusan berdasarkan data, bukan hanya berdasarkan feeling atau subjektivitas Anda.
Memberikan simulasi kerja
Selain asesmen, Anda dapat menggunakan simulasi kerja atau roleplay ketika melakukan proses rekrutmen dengan kandidat fresh graduate. Pemberian tes yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan ketika kandidat bekerja di perusahaan juga merupakan salah satu simulasi kerja yang akan membantu kandidat untuk mendapatkan gambaran tentang pekerjaan yang akan dijalaninya.
Hal ini biasanya akan sangat membantu tim rekrutmen untuk dapat menemukan kandidat yang paling sesuai untuk mengisi posisi yang ada, melihat hasil tes yang telah dikerjakan. Dengan begitu, kandidat juga akan mendapatkan pengalaman positif dari proses rekrutmen yang dijalaninya.
Simulasi kerja juga dapat diberikan dalam bentuk case study dimana kandidat harus memecahkan problem solving dari kasus yang diberikan. Ini akan menggali kemampuan kandidat dalam mengevaluasi berbagai alternatif solusi dan bagaimana cara seorang kandidat berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu kasus atau masalah yang ada.
Baik skill maupun latar belakang pendidikan sama-sama memiliki peran yang penting sebagai bahan pertimbangan sebelum merekrut fresh graduate. Namun, Anda harus mengingat bahwa latar belakang pendidikan tidak selamanya dapat dijadikan acuan untuk beberapa posisi yang sedang populer di pasar kerja. Terlebih lagi, Gen Z merupakan generasi yang sangat mudah beradaptasi.
Talentics menawarkan online assessment dengan alat ukur yang valid dan reliabel, yang dapat membantu meningkatkan kinerja bisnis melalui analisis mendalam terkait kompetensi talenta perusahaan Anda. Bersama Talentics, Anda dapat terhubung dengan fresh graduate sebagai early talents dari perguruan tinggi terbaik di Indonesia melalui campus network Rencanamu yang dapat dilakukan dalam satu platform.
Article Editor: Nadia Fernanda
(Image by Shutterstock and Unsplash)