Perubahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, begitu juga dengan sifat-sifat manusia ketika dihadapkan dengan dunia kerja. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi seperti lingkungan, keadaan ekonomi, norma-norma sosial, penemuan dan penggunaan teknologi terbaru, sampai dengan peraturan yang dirilis oleh pemerintah. Artikel ini akan membahas tiga sifat yang berubah ketika seorang fresh graduate memulai karirnya secara profesional dan melepas staus fresh graduatenya menjadi experienced.
Perubahan Pertama: Lebih Memahami Skala Prioritas
Dari hasil General Competency Test yang dilaksanakan oleh praktisi Talentics, ditemukan perubahan pada sifat alturism yang nilainya semakin tinggi ketika statusmu bukan lagi fresh graduate. Altruism apabila didefinisikan dalam Bahasa Indonesia berarti sifat atau tindakan individu yang menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan dirinya sendiri.
Perubahan ini dapat menunjukan bahwa para pekerja secara kolektif cenderung mengetahui skala prioritas yang baik dan dapat menekan sifat egois. Apabila dilihat secara kontiniuitas, ada tren semakin tidak egois seiring bertambahnya pengalaman bekerja. Bahkan mereka yang telah bekerja lebih dari tiga tahun memiliki skor alturism 83.
Perubahan kedua: Lebih Membutuhkan Apresiasi
Perubahan ketiga merupakan hasil dari analisis sifat modesty yang nilainnya semakin menurun seiring lepasnya gelar fresh graduate pada karaywan experienced. Modesty merupakan sifat kerendahan hati, dimana seseorang tidak bersikap menonjolkan diri dengan menunjukkan atau memamerkan skill yang dimiliki kepada orang lain.
Dengan menurunnya poin modesty dari poin 75 sampai dengan 67, dapat disimpulkan bahwa sifat kerendahan hati mulai terkikis dan perlu tergantikan dengan apresiasi dan feedback dari rekan sejawat, atasan, maupun perusahaan.
Baca juga: Talentics Insight: Siapkah Fresh Graduate dengan Dunia Kerja?
Perubahan Ketiga: Idealisme Cenderung Menurun
Dari hasil tes yang sama, ditemukan juga bahwa ada kecenderungan sifat tender-mindedness yang menurun seiring bertambahnya tahun pengalaman bekerja. Tender-mindedness sendiri menurut the American Psychological Association diartikan sebagai karakter yang dicirikan oleh idealisme, intelektualisme, dan optimisme.
Para Fresh Graduate memulai karier dengan idealisme yang cukup tinggi pada dengan skor 81. Namun, satu sampai tiga tahun bekerja menyebabkan penurunan satu poin pada angka 81. Apabila telah bekerja lebih dari tiga tahun, rata-rata pekerja di Indonesia memiliki sifat tender-mindedness dibawah poin 80 yang artinya tidak lama setelah mendapatkan pekerjaan, rata-rata karyawan dihadapkan dengan kenyataan bahwa idealisme perlu diturunkan.
3 Strategi Mengelola Karyawan Fresh Graduate
Dengan ditemukannya perbedaan sifat antara fresh graduate dan tenaga kerja yang telah berpengalaman bertahun-tahun, dibutuhkan sebuah system improvement yang dapat mengelola fresh graduate untuk memaksimalkan potensi individual yang mereka miliki. Berikut adalah tiga hal yang dapat dipersiapkan oleh para praktisi HR maupun para top level management untuk mengelola karyawan fresh graduate.
- Bantu fresh graduate untuk memahami pentingnya prioritas. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan pelatihan dan panduan tentang cara menyusun dan mengerjakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan urgensi dan kebutuhan. Dalam pelatihan ini, para fresh graduate dapat belajar tentang cara mengidentifikasi tugas-tugas penting dan mendesain jadwal kerja mereka untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, para fresh graduate juga dapat belajar tentang cara mengelola waktu dengan efektif dan mengatasi stres yang terkait dengan pengaturan prioritas. Dengan demikian, fresh graduate akan memiliki fondasi yang kuat untuk mengelola tugas-tugas mereka dengan efektif dan mencapai kinerja yang baik di tempat kerja.
- Ciptakan komunikasi dua arah. Sadari bahwa rata-rata fresh graduate mungkin memiliki idealisme tinggi saat pertama kali masuk dunia kerja, tetapi perusahan dapat senantiasa hadir dan siap untuk mendukung mereka saat mereka menyesuaikan diri dengan kenyataan pekerjaan yang mungkin tidak selalu sesuai dengan apa yang mereka pikirkan sebelumnya. Menyediakan komunikasi yang terbuka dan dua arah merupakan jalan tengah yang dapat diambil untuk menjembatani perbedaan idealisme ini.
- Berikan feedback dan apresiasi atas hal-hal yang mereka kerjakan. Pahami bahwa fresh graduate mungkin awalnya tidak begitu membutuhkan feedback dan apresiasi, tetapi akan ada pergeseran saat mereka mendapatkan lebih banyak pengalaman di dunia kerja. Maka, meluangkan waktu khusus untuk memberikan feedback, apresiasi positif dan saran improvement bagi para fresh graduate dapat menjadi salah satu cara untuk mempertahankan karyawan-karyawan terbaik yang telah direkrut perusahaan. .
Baca juga: 7 Strategi untuk Meningkatkan Kebahagiaan di Tempat Bekerja
Sumber:
American Psychological Association 1
American Psychological Association 2
American Psychological Association 3