Dunia kerja yang kian kompetitif menambah sulitnya mempekerjakan dan mempertahankan talenta terbaik. Melihat dari sisi lain, hasil dari bad hire berdampak semua lini bisnis yang dilakukan. Katakanlah penurunan produktivitas hingga buruknya reputasi dan turnover rates yang tinggi. Perusahaan kemudian tidak hanya menanggung kerugian sebatas materi saja.
Oleh karena itu, sangat penting untuk berhenti menggunakan metode perekrutan dan seleksi konvensional, terutama dalam mendapatkan talenta yang tepat untuk posisi yang tepat. Metode perekrutan konvensional tidak lagi memadai kebutuhan dan tuntutan zaman.
Penggunaan strategi perekrutan berbasis data pasti dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan dalam perekrutan talenta terbaik. Perusahaan Anda dapat mulai mempelajari teknologi predictive hiring karena sistem ini menawarkan pendekatan terbaik untuk meningkatkan perolehan talenta potensial baik secara kualitas maupun kuantitas.
Apa Itu Predictive Hiring?
Menurut Human Capital Benchmarking Report dari Society for Human Resource Management (SHRM), dibutuhkan rata-rata 42 hari untuk mengisi posisi baru. Jika Anda mempekerjakan pengganti untuk talenta yang sudah ada, jumlah itu naik berkali lipat.
Laporan lain oleh SHRM menyatakan bahwa dibutuhkan 50-60% dari gaji tahunan talenta yang ada untuk menemukan pengganti langsung, yang berarti bahwa turnover rates yang tinggi dapat menyebabkan tingginya biaya perekrutan dalam jangka panjang.
Predictive hiring adalah teknologi rekrutmen berbasis data dan analisis untuk meningkatkan hasil rekrutmen dengan merekomendasikan talenta yang paling sesuai kepada praktisi HR dan user bidang terkait di perusahaan Anda.
Predictive hiring merupakan sebuah sistem atau proses yang mengacu pada proses pengulangan. Maksudnya, ini menekankan bagaimana perusahaan berulang kali merekrut talenta dan menggunakan karakteristik mereka untuk memprediksi hasil masa depan yang diinginkan. Karakteristik seorang talenta adalah segala sesuatu yang dapat diketahui sebelum mempekerjakan mereka. Karakteristik ini adalah fondasi untuk prediksi tentang seberapa baik seorang talenta melakukan pekerjaannya.
Sementara praktik perekrutan konvensional lebih mengutamakan screening CV dan tidak jarang menjadi rawan bias selama wawancara, analisis predictive hiring untuk perekrutan memanfaatkan data historis, algoritme statistik, dan teknik machine learning untuk mengidentifikasi kemungkinan yang dihasilkan talenta potensial di masa depan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apa yang pernah mereka kerjakan sebelumnya, yang kemudian dapat dijadikan dasar dalam memberikan penilaian terhadap kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.
Artinya, sistem ini mengizinkan perusahaan untuk membuat prediksi tentang talenta potensial dan meningkatkan efektivitas proses talent acquisition melalui pengambilan keputusan berbasis data.
Mengapa Predictive Hiring adalah Masa Depan Proses Rekrutmen Perusahaan Anda
Perusahaan seringkali mengelola lebih dari satu lowongan pekerjaan di satu waktu dan statistik lamaran kerja menunjukkan bahwa pada tiap posisi terbuka, perusahaan dapat menerima lamaran dari 250 talenta potensial.
Sayangnya, sebagian besar dari total yang tidak sedikit itu kemungkinan tidak memenuhi persyaratan dasar yang dibutuhkan. Dengan kata lain, melakukan screening CV secara manual sama dengan membuang waktu secara percuma. Aspek inilah yang dapat ditingkatkan sistem predictive hiring untuk membuat proses perekrutan menjadi lebih efisien.
Secara singkat, Anda dapat meringkas pengalaman hiring bertahun-tahun dari seorang praktisi HR hanya dengan menerapkan sistem predictive hiring sebagai rutinitas perekrutan perusahaan. Setelah talenta potensial diseleksi oleh sistem ini, Anda dapat memfokuskan energi dan upaya Anda pada talenta terbaik yang masuk ke tiga atau lima terbesar dari segi potensi.
Manfaat utama lain dari predictive hiring dalam talent acquisition perusahaan Anda adalah:
- Memprediksi kinerja talenta
Prediksi berdasarkan firasat yang umumnya terjadi saat membaca CV seseorang umum terjadi dalam perekrutan. Hal ini yang menjadi penyebab mengapa screening CV saja tidak cukup mewakili kinerja seseorang. Suka atau tidak suka, perekrutan konvensional memang rawan bias.
CV sendiri tidak selalu berisi informasi relevan, karena 1 dari 3 pelamar tidak segan mencantumkan informasi yang membuat dirinya terlihat lebih baik dari kenyataan. Tak jarang CV pun tidak diperbarui berkala dan satu CV dipakai melamar banyak posisi di berbagai perusahaan.
Predictive hiring didasarkan pada data aktual dan hasil assessment. Talenta yang keluar sebagai yang paling cocok untuk pekerjaan dan perusahaan Anda cenderung berhasil dalam melakukan pekerjaan mereka, sehingga meningkatkan kualitas perekrutan.
Baca juga: Memanfaatkan Analisis Data Karyawan untuk Produktivitas Kinerja
- Meningkatkan kualitas perekrutan (quality of hire)
Kualitas perekrutan adalah elemen metrik utama dalam sebuah perekrutan. Metrik ini mengukur added value oleh talenta baru ke perusahaan, untuk mengevaluasi seberapa besar kontribusi mereka terhadap kesuksesan jangka panjang perusahaan berdasarkan kinerja dan masa kerja mereka di perusahaan.
Kualitas perekrutan juga digunakan untuk mengukur keberhasilan upaya perekrutan perusahaan secara keseluruhan.
Predictive hiring didasarkan pada data aktual dan hasil assessment. Talenta yang keluar sebagai yang paling cocok untuk pekerjaan dan perusahaan cenderung berhasil dalam peran mereka dalam pekerjaan yang diambil, sehingga meningkatkan kualitas perekrutan.
Dengan melacak kinerja talenta baru perusahaan dalam rentang 6-9 bulan ke depan, Anda mendapatkan insight berguna yang memungkinkan perusahaan mengoptimalkan upaya predictive hiring Anda.
Misalnya ketika talenta yang di atas rata-rata pada aspek stress resistance' selama proses assessment, mereka berpotensi memiliki kinerja jauh lebih baik daripada mereka yang memiliki nilai lebih rendah. Kriteria predictive hiring yang dilakukan pun dapat diubah sesuai dengan hasil tersebut.
Baca juga: Hindari Kesalahan Ini dalam Menggunakan Asesmen untuk Proses Rekrutmen
- Memberikan dampak yang konsisten, baik dari segi candidate experience maupun brand perusahaan
Predictive hiring menggunakan data sebagai dasar analisis. Selain keputusan perekrutan menjadi lebih konsisten. Data dan algoritma tidak berubah berdasarkan intuisi, terlebih lagi perasaan atau asumsi apakah seorang talenta berkualitas atau tidak.
Seperti yang telah kita lihat di atas, predictive hiring meningkatkan kualitas perekrutan. Proses ini akan, dari waktu ke waktu, membantu mempermudah proses membuat keputusan perekrutan yang lebih konsisten.
Sebagai hasil dari proses perekrutan konsisten yang efisien dan waktu perekrutan yang lebih cepat, perusahaan akan memiliki lebih banyak waktu untuk berbicara dengan talenta potensial mereka. Hal ini tentu saja berpengaruh pada candidate experience.
Penggunaan predictive hiring assessment tools juga dapat meningkatkan candidate experience talenta karena mereka dapat menjalani seluruh proses secara online, sehingga mereka mendapatkan gambaran bagus tentang perusahaan, pekerjaan, dan calon rekan kerja mereka di masa depan.
Baca juga: Panduan Membangun End-to-End Candidate Experience yang Baik dalam Proses Rekrutmen
- Mengurangi turnover rates
Employee turnover dapat membebani perusahaan sekitar 150% dari gaji tahunan talenta karena waktu dan uang yang dihabiskan untuk merekrut pengganti. Penelitian juga menunjukkan bahwa 75% penyebab turnover sebenarnya dapat dicegah.
Dengan menggunakan analisis predictive hiring, perusahaan dapat memprediksi talenta mana yang paling berisiko mengundurkan diri atau pensiun, termasuk dampak keuangan yang akan ditimbulkannya. Dengan merinci faktor dan variabel tenaga kerja yang mungkin menyebabkan setiap potensi pengunduran diri, predictive hiring juga dapat memfasilitasi retensi yang ditargetkan dan/atau rencana perekrutan.
Baca juga: 5 Kesalahan dalam Proses Rekrutmen yang Bisa Dicegah dengan Recruitment Metrics
- Mempercepat dan menghemat proses rekrutmen
Durasi perekrutan adalah metrik penting lainnya yang harus diperhitungkan, berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengisi posisi terbuka. Rentang waktu mencakup semuanya mulai dari dicetuskannya informasi mengenai kebutuhan akan talenta baru hingga hari pertama talenta tersebut onboarding di perusahaan.
Menggunakan predictive hiring untuk perekrutan memungkinkan perusahaan merekrut lebih cepat dan baik. Pertama, karena otomatisasi sistem assessment pelamar.
Kedua, predictive hiring mempercepat proses pengambilan keputusan terutama saat memutuskan talenta potensial mana yang lolos ke tahap berikutnya. Sistem ini mencantumkan talenta pelamar yang mendapat nilai terbaik, memberi hasil akhir berupa data.
Sehingga dapat dipastikan menghemat pengeluaran perusahaan dalam jangka panjang, karena ketika perusahaan tidak mengalami bad hire dan durasi perekrutan tidak memakan waktu lama, maka otomatis biaya per perekrutan (cost per hire) yang menjadi beban pun lebih rendah.
Kiat Melakukan Predictive Hiring di Perusahaan Anda
Perusahaan biasanya mencari talenta dengan tingkat pengalaman tertentu sehubungan dengan jumlah tahun yang mereka jalani di tempat kerja sebelumnya, melihat level posisi mereka, jenis perusahaan tempat mereka bekerja, dan latar pendidikan mereka.
Namun pada kenyataannya, menurut penelitian, pengalaman bertahun-tahun hanya dapat memprediksi 3% perbedaan kinerja antara talenta terbaik dan terburuk.
Proses predictive hiring menggabungkan faktor-faktor berbasis bukti, menggunakan data yang dikumpulkan dari penelitian ekstensif dalam psikologi industri organisasi sebagai dasar untuk menentukan secara ilmiah faktor mana yang lebih mungkin untuk memprediksi kinerja talenta secara tepat.
Meskipun mengembangkan predictive hiring relatif mudah, namun perusahaan Anda perlu memperhatikan hal-hal berikut dalam pelaksanaannya:
- Menentukan hasil akhir dari pekerjaan yang esensial bagi perusahaan Anda.
- Mengidentifikasi potensi dalam data yang Anda terima (misalnya informasi di CV berkaitan pendidikan dan pengalaman talenta saat ini). Data harus bersifat valid dan bersumber kredibel
- Mengidentifikasi penilaian terkait pekerjaan baru yang dapat menambah potensi prediksi dari sistem perekrutan baru. Melakukan penelitian singkat untuk menghasilkan algoritma dan memastikan proses perekrutan berpeluang berimbang untuk semua talenta.
- Melatih praktisi HR di perusahaan Anda dalam menerapkan sistem predictive hiring. Jika tidak memungkinkan, maka perusahaan wajib menjalin kerja sama dengan pihak ketiga yang ahli dalam penerapan sistem ini.
- Terakhir yang tak kalah penting, perusahaan Anda perlu berinvestasi pada teknologi yang tepat untuk mempermudah predictive hiring yang dilakukan.
Article Editor: Nadia Fernanda
Image credits: Pexels