Dunia kerja saat ini memberi kesempatan yang luas dan variatif bagi para talenta kerja untuk menentukan tempat kerja impian mereka. Berkaitan dengan hal ini, 70 persen tenaga kerja global sendiri terdiri dari talenta pasif yang tidak aktif mencari pekerjaan. Talenta-talenta ini pun memiliki kecenderungan untuk secara berkala berpindah posisi atau pekerjaan.
81 persen talenta kerja percaya bahwa perusahaan yang mengomunikasikan pembaruan status kepada mereka akan sangat meningkatkan keseluruhan candidate experience.
33 persen mereka menginginkan adanya konfirmasi otomatis melalui surel seketika mereka melamar.
52 persen talenta mengatakan bahwa frustrasi terbesar selama pencarian kerja adalah kurangnya komunikasi dari perusahaan pemberi kerja.
Dengan merujuk pada statistik ini, semakin jelas kebutuhan perusahaan akan taktik kampanye rekrutmen yang efektif dan efisien. Salah satu proses yang sering luput perhatian dari banyak perusahaan di Indonesia adalah candidate nurturing. Padahal langkah ini terbukti meningkatkan kredibilitas dan nilai perusahaan di mata talenta potensial.
Definisi Candidate Nurturing
Secara harfiah candidate nurturing berarti merawat talenta potensial. Apa maksudnya? Anda wajib menjaga, merawat hubungan baik dengan talenta potensial yang pernah atau sedang melamar pekerjaan di perusahaan Anda.
Ketika lamaran kerja telah lama diajukan, perasaan digantung, dalam arti tidak diberi informasi lebih lanjut mengenai status rekrutmen mereka atau terlalu lama menunggu kabar, oleh perusahaan pemberi kerja seringkali menjadi alasan mengapa talenta potensial kemudian menarik lamaran mereka di tengah proses rekrutmen.
Alih-alih memberi mereka candidate experience yang positif, mereka enggan kembali berurusan dengan perusahaan Anda. Hal ini dapat memutus kesempatan perusahaan untuk meraih talenta yang boleh jadi sesuai dengan kebutuhan perusahaan di masa depan.
Candidate nurturing dapat pula berarti melibatkan talenta kerja perusahaan lain, secara keseluruhan, selama proses perekrutan. Praktik ini relevan dalam beberapa tahun terakhir, yang menjadikan talenta yang tidak lolos seleksi maupun tidak menerima tawaran kerja di perusahaan lain terbuka dengan peluang baru di perusahaan Anda di kemudian hari.
Proses candidate nurturing sendiri menitikberatkan pada hubungan manusia, sehingga sekalipun dilakukan secara virtual, ada unsur humanis yang membantu talenta memahami bahkan berinteraksi langsung dengan semisal perwakilan perusahaan. Hal ini membuat perekrutan kerja jauh dari kesan mengintimidasi bagi para talenta potensial dan menjadi nilai lebih untuk perusahaan.
Baca juga: Langkah-Langkah Meningkatkan Candidate Experience pada Proses Rekrutmen
Manfaat Candidate Nurturing bagi Perusahaan
1. Memberikan peluang mendapatkan talenta potensial yang sesuai kebutuhan perusahaan
Selaku pemberi kerja, Anda ingin memastikan bahwa talenta yang bekerja adalah mereka yang mematuhi nilai dan budaya organisasi Anda. Penting bagi perusahaan untuk dapat menyelaraskan nilai-nilai dalam organisasi dengan nilai-nilai pribadi talentanya. Candidate nurturing berperan banyak di sini.
Proses ini lumrahnya dilakukan dengan memanfaatkan media sosial. Namun tidak jarang perusahaan pun melakukan kampanye nilai organisasi mereka melalui email, misalnya mengenai pencapaian, CSR, kontribusi, kerja sama yang pernah dijalin, dan visi misi.
Materi informasi tersebut efektif dalam proses penyelarasan budaya, yang dilakukan melalui campaign nurturing dalam bentuk newsletter atau drip campaign.
2. Membangun talent pipeline dan sumber talenta terbaik
Perusahaan pemberi kerja harus memahami bahwa saat ini kampanye perekrutan berfokus pada talenta, bukan hanya sekadar transaksi kontrak saja. Candidate nurturing membantu Anda mengembangkan talent pipeline dan merekrut talenta terbaik dengan membangun hubungan jangka panjang kepada talenta pasif tanpa penawaran lowongan pekerjaan tertentu.
Perusahaan dapat memulainya dengan memperkenalkan peran yang cocok atau relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan melihat bagaimana umpan balik yang diberikan. Seiring waktu, ketika Anda memiliki lowongan pekerjaan, Anda dapat menjangkau kelompok talenta pasif ini dengan mudah untuk mengisinya.
Proses ini terbukti secara signifikan mengurangi waktu untuk melakukan rekrutmen dan biaya per rekrutmen.
3. Mengurangi application withdrawal
Perusahaan sering lupa bahwa selama proses perekrutan, talenta pelamar dapat menarik lamaran mereka dengan mudah. Selama belum terikat kontrak apapun, talenta masih bebas memilih tempat kerja yang mereka inginkan. Kurangnya komunikasi secara reguler dan pemberitahuan tepat waktu biasanya melandasi keputusan untuk menarik kembali lamaran mereka.
Jika ini sering terjadi pada proses perekrutan perusahaan Anda, candidate nurturing merupakan solusi terbaik. Proses ini menghindarkan perusahaan mengalami kerugian seperti sulit menemukan pengganti ketika talenta yang diharapkan menolak tawaran kerja pada saat-saat terakhir, karena membuka peluang terjadinya komunikasi dua arah antara perusahaan dan talenta potensial.
Menjaga talenta tetap terlibat membantu mereka memahami budaya perusahaan Anda, apa yang diharapkan setelah mereka bergabung, dan bagaimana mereka melihat kecocokan diri dengan perusahaan yang Anda kelola.
4. Memberikan candidate experience yang positif bagi talenta potensial
Mengadopsi candidate nurturing ke dalam strategi rekrutmen perusahaan Anda membutuhkan waktu dan perencanaan yang matang. Tetapi pengaruhnya terhadap talenta yang Anda inginkan sekaligus perusahaan sangatlah berharga.
Candidate nurturing mengizinkan perusahaan Anda untuk membentuk talent pool dan memberi talenta perusahaan candidate experience yang positif. Menurut survei CareerArc, hampir 60 persen talenta potensial yang disurvei mengatakan mereka mengalami candidate experience yang buruk, 72 persen di antaranya membagikan candidate experience itu secara daring.
Candidate experience talenta selama rekrutmen tidak hanya menentukan kesediaan mereka untuk bergabung dengan perusahaan Anda, tetapi juga membentuk hubungan yang mereka miliki dengan brand perusahaan Anda. Bagaimana kesediaan mereka untuk tetap mengkonsumsi produk atau jasa yang perusahaan Anda tawarkan, setelah tidak berhasil menjadi karyawan di sana.
Boleh jadi mereka adalah bagian dari target konsumen perusahaan, maka Anda perlu berhati-hati dalam melakukan proses rekrutmen. Candidate experience buruk yang mereka bagikan di media sosial dapat berdampak negatif pada brand perusahaan Anda. Keadaan ini tidak boleh sampai terjadi jika ingin usaha Anda bertahan di tengah persaingan.
Baca juga: Seberapa Penting Candidate Experience dalam Proses Rekrutmen?
Perhatikan Hal-Hal berikut dalam Melakukan Candidate Nurturing
1. Bangun persona lowongan kerja
Menciptakan persona sebelum mulai mengiklankan lowongan yang terbuka di perusahaan Anda, membuat Anda memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang apa yang dicari, katakanlah oleh salah satu divisi perusahaan yang membutuhkan. Lalu, memudahkan penentuan jenis strategi apa yang paling sesuai dengan talenta ideal.
Menyesuaikan upaya Anda secara khusus dengan talenta yang Anda cari akan menarik kandidat pelamar berkualitas lebih tinggi dan mempermudah untuk menyeleksi kandidat yang tidak sesuai.
2. Menggunakan teknologi untuk mengirim nurture sequences otomatis
Nurture sequences adalah serangkaian pesan yang dikirim secara otomatis melalui surel yang dimaksudkan untuk terus melibatkan talenta pelamar di tiap tahap recruitment funnel. Pesan-pesan ini dapat membawa informasi yang berbeda, seperti konfirmasi diterimanya lamaran, pengumuman kelulusan ke tahap wawancara, dan sebagainya.
Urutan candidate nurture membantu Anda menjaga komunikasi aktif dengan pelamar, yang sangat penting bagi mereka. Menurut survei CareerBuilder, 82 persen pelamar mengharapkan pemberi kerja memberikan timeline yang jelas untuk proses perekrutan dan terus memperbaharuinya. 55 persen mengatakan mereka beralih ke peluang lain jika mereka tidak mendengar kabar dalam dua minggu.
Selain menjaga prospek online presence perusahaan, menggunakan otomatisasi ini untuk mengirim nurture sequences menghemat waktu dan menyelesaikan tugas follow-up secara efektif dan efisien.
3. Jangan lupakan pesan personalized dan kandidat yang tidak diterima
Alih-alih menggunakan pesan penolakan template bermodalkan copy-paste untuk talenta potensial, pastikan Anda menyisipkan sentuhan pribadi dalam pesan tersebut. Kirimkanlah pesan dari alamat email perekrutan sah milik praktisi HR atau petinggi perusahaan.
Anda dapat menelepon talenta potensial yang hampir terpilih dalam perekrutan, alih-alih mengirimkan mereka email. Dengan melakukan ini, besar harapan bahwa mereka dapat bekerja dengan Anda di kemudian hari berkat engagement yang telah dilancarkan.
Lalu, bagaimana dengan mereka yang tidak lolos? Dalam prinsip candidate nurturing, perusahaan Anda tetap wajib mengirimkan konfirmasi pada talenta yang batal direkrut atau gagal dalam seleksi tahapan perekrutan. Selain menjadi salah satu cara yang efektif untuk melakukan candidate nurturing, ini juga bermanfaat untuk membangun candidate experience yang baik dan meningkatkan image perusahaan Anda di mata jobseeker.
Lebih baik lagi jika Anda dapat menyisipkan alasan atau feedback mengapa perusahaan Anda menilai mereka belum cocok untuk perusahaan Anda terlepas keahlian dan pengalaman masing-masing. Kalimat yang bersifat encouragement lebih dihargai dibanding hanya berisi sebaris penolakan. Talenta pun dapat memperbaiki kekurangan mereka dengan belajar dari feedback yang diberikan.
Baca juga: Strategi Membangun Online Presence bagi Perusahaan untuk Menarik Talenta Potensial
4. Terapkan A/B testing pada seluruh pesan
Anda perlu menguji dan melakukan evaluasi yang berbeda pada setiap tahap rekrutmen. Hal ini dilakukan dengan pengujian A/B guna mengukur rasio buka email, rasio klik, dan rasio responnya.
Berdasarkan hasil tersebut, Anda dapat memilih pesan mana dengan rasio engagement terbaik dan menggunakannya sebagai default message dengan kandidat lain selama proses perekrutan. Otomatisasi pesan ini mengoptimalkan komunikasi talenta Anda, yang mempercepat proses perekrutan dan meningkatkan keterlibatan talenta pada saat yang bersamaan.
5. Gunakan drip campaign dan newsletter sebagai pengingat talenta potensial
LinkedIn dan beberapa situs pencarian kerja lainnya menggunakan metode ini untuk mengingatkan talenta pasif terhadap lowongan pekerjaan yang mungkin cocok untuk mereka.
Anda dapat meniru hal ini untuk menarik talenta potensial yang diinginkan perusahaan. Selain lebih proaktif dalam berkomunikasi, perusahaan Anda menyisipkan nilai personal yang dapat menjadi nilai lebih di mata talenta terkait.
6. Aktif memantau ulasan candidate experience talenta terhadap perusahaan Anda
Dalam sebuah studi tentang retensi talenta, ditemukan bahwa 74 persen pengguna Glassdoor membaca setidaknya empat ulasan tentang sebuah perusahaan sebelum menilainya.
Baca dan tanggapi ulasan perusahaan Anda secara teratur—baik positif maupun negatif. Melakukan hal ini membantu Anda memegang kendali brand perusahaan Anda dan mengambil peran aktif dalam menentukan nilai yang dilihat kandidat talenta di masa depan.
Baca juga: 8 Kesalahan dalam Recruitment Marketing yang Perlu Anda Hindari!
Talenta potensial secara keseluruhan percaya bahwa bagaimana Anda memperlakukan pelamar menunjukkan bagaimana Anda memperlakukan karyawan Anda. Jadi candidate nurturing itu penting, khususnya dengan pelamar yang tidak mendapatkan pekerjaan yang ditawarkan.
Reputasi kuat yang dihasilkan dari memperlakukan talenta-talenta ini dengan penuh penghargaan pada akhirnya akan membantu Anda merekrut lebih cepat dan lebih efektif di masa depan.
Mulailah terapkan candidate nurturing dalam proses rekrutmen perusahaan Anda dengan Talentics Recruitment Platform. Dilengkapi dengan fitur emailing sequence dan email templates untuk segala keperluan, Talentics sebagai all-in-one talent acquisition platform membantu perusahaan Anda mewujudkan proses rekrutmen yang ideal dan membangun engagement yang baik dengan seluruh talenta yang tertarik untuk berkarier di perusahaan Anda.
Article Editor: Nadia Fernanda
Image credits: Pexels