Penghujung akhir tahun 2022 sudah ada di depan mata, melakukan pemetaan akan startegi proses rekrutmen untuk tahun yang akan mendatang dengan memaksimalkan penggunaan teknologi akan menjadi highlight pekerjaan diranah rekrutmen.
Berkaca dari dampak pandemi dan perubahaan yang dibawanya atas pergeseran cara bekomunikasi dan berkolaborasi. Salah satu pergeseran yang semakin hari semakin jelas adalah penggunaan teknologi otomatisasi pekerjaan, termsuk di lini rekrutmen kandidat. Memaksimalkan teknologi untuk mempermudah pekerjaan tradisional yang repetitif telah menjadi salah satu langkah perusahaan untuk menjadi semakin produktif tanpa memerlukan penambahan sumber daya manusia.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tren yang proses hiring pada tahun 2023 dilengkapi dengan langkah-langkah yang dapat dilakukan praktisi HR untuk tetap bersaing ditengah gempuran informasi tentang resesi dan ketidakpastian ekonomi yang mungkin terjadi.
1. Model Pekerjaan Hybrid
Salah satu dampak paling signifikan setelah terjadinya pandemi Covid19 adalah semakin menjamurnya pekerjaan Work From Anywhere dimana karyawan tidak lagi diwajibkan untuk datang dan menampakan diri ke kantor. Para rekruter akan memiliki kewajiban untuk merekrut pekerja dengan model bekerja yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, baik itu hybrid, dari kantor, ataupun remote.
Talentics memahami bahwa tidak semua pekerjaan dapat dilakukan secara remote. Memperhatikan mulai menjamurnya pelaksanaan sistem hyrbid work di banyak perusahaan. Sistem ini merupakan jalan tengah yang dapat menguntungkan baik karyawan maupaun perusahaan. Kandidat terbaik di seluruh penjuru nusantara dapat disaring untuk jenis pekerjaan remote work, namun pekerjaan operasional yang perlu sumber daya manusia secara langsung dari kantor tetap berjalan seperti biasanya. Menggabungkan kedua sistem ini sesuai dengan kebutuhan sangat disarankan.
2. Penggunaan Artificial Intelligence untuk Analisis Data
Analisis data diperlukan pada berbagai sektor pekerjaan untuk menambah kuantitas, kualitias, sampai efisiensi. IBM Bahkan memprediksi bahwa sektor ecommerce dan retail akan mengalami improvement sekitar 80% baik dari sisi performa bisnis maupun operasional jika menggunakan teknologi AI untuk menganalisis data.
Proses efisiensi akan berpengaruh pada jumlah SDM yang dibutuhkan dan disinilah seorang HR dibutuhkan. Semua proses yang terjadi harus berdasrkan data yang valid. Contohnya proses penyortiran kandidat dalam pencarian karyawan baru. Menggunakan bantuan teknologi AI untuk mengolah data yang ada akan menjadi tren yang tidak dapat ditinggalkan.
3. Lebih memperhatikan kesehatan mental
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu anugrah dari masuknya generasi Z dalam dunia kerja adalah semakin sadarnya kita akan kesehatan mental. World Health Organization mengungkapkan bahwa 15% orang dewasa pada usia produktif memiliki masalah kesehatan mental. Maka ada kemungkinan untuk setidaknya 1 dari 10 orang dewasa pada usia produktif untuk mengalami masalah kesehatan mental. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya beban kerja yang terlampau berlebihan dari kurangnya staff, kurangnya challenge dari manajer, diskriminasi, sampai kurangnya remunerasi.
Baca juga: Perbedaan Antara Milenial dan Generasi Z di Dunia Kerja
Divisi HR tentu dapat melakukan tindakan preventif untuk hal-hal yang tidak dapat dihindari ini, diantaranya adalah menciptakan linkgungan kerja yang baik untuk kesehatan mental dan memberikan bantuan kepada karyawan yang tengah mengalami gangguan kesehatan mental. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melaukan review polis asuransi untuk lebih memfasilitasi pencegahan terjadinya masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan mental.
4. Penggunaan Cloud untuk bekerja
Banyak manfaat menggunakan sistem cloud untuk bekerja. PwC melakukan survey pada 688 praktisi HR yang telah menggunakan sistem Cloud untuk bekerja dan menanyakan hal positif apa saja yang telah diraih. Lebih dari 80% responden mengungkapkan bahwa mereka dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kebutuhan SDM, mengehmat budget, memperkuat kontrol, memproteksi data, sampai membuat karyawan lebih nyaman dalam bekerja dengan menggunakan cloud.
5. Perubahan Paradigma Rekrutmen
Dengan semakin mudahnya menemukan semua informasi tentang perusahaan, praktisi HR saat ini semakin dituntut untuk memberikan ‘pengalaman’ yang berkesan bagi karyawan maupun pada kandidat yang ditolak.
Survey yang dilakukan oleh Glassdoor menyatakan bahwa 86% HR profesional merasa bahwa proses rekrutmen saat ini sebagai salah satu metode branding dan marketing perusahaan. Maka dari itu semua tahapan rekrutmen harus dilaksanakan dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya namun tetap memberikan pengalaman yang profesional.
6. Keberagaman dan Inklusivitas
Menjunjung Bhinneka Tunggal Ika ternyata menjadi salah satu tren yang akan semakin mencuat pada tahun 2023. Survey yang dilakukan oleh Deloitte menunjukan bahwa keberagaman dan inklusivitas perusahaan merupakan hal yang diperhatikan oleh 80% pencari kerja. Peran HR akan terkristal untuk memastikan bahwa setiap karyawan memiliki hak dan ruang untuk menyampaikan semua pendapat profesionalnya secara aman serta mendapatkan apresiasi atas usaha yang telah dilakukan.
7. Pengembangan Soft-skill
Disaat melakukan upgrade kemampuan teknikal bekerja sangat mudah diakses dan dirasa sangat diperlukan. Diperlukan juga pengembangan soft-skill atau keterampilan non-teknis untuk mengimbangi kemampuan teknikal yang sudah berkali-kali mendapatkan training dan perbaikan.
Mengadakan training untuk memperbaiki cara berkomunikasi, melakukan negosiasi, dan memberikan pendapat ada baiknya untuk digelar dan mengikuti company culture yang telah dibangun agar tujuan utama perusahaan dapat terjaga dengan baik.
Teknologi tengah dan akan selalu berkembang, penemuan hal baru juga akan terus bertambah, hanya tinggal menunggu waktu sampai teknologi tersebut melakukan intrusi pada bidang Human Resources. Masa depan dunia HR akan terintegrasi dengan otomatisasi dan inovasi. Mari menjadi bagian dari otomatisasi dan inovasi dengan menggunakan Talentics sebagai sarana untuk mempermudah proses rekrutmen dan assesment kandidat sekarang juga.
Sumber: