Dalam beberapa tahun terakhir, recruitment marketing telah mengubah cara perusahaan menjangkau kandidat potensial. Platform media sosial dan perkembangan teknologi lainnya yang hadir memainkan peran utama dan krusial dalam proses berjalannya recruitment marketing di perusahaan.
Sebenarnya, hal yang terpenting adalah dimana calon kandidat harus dapat melihat dan mengakses informasi mengenai perusahaan Anda dengan mudah secara online, sehingga kandidat akan merasa adanya ketertarikan untuk bergabung dengan perusahaan Anda.
Seperti yang sudah dibahas pada artikel sebelumnya, para pencari kerja lebih menyukai ketika mereka mendapatkan treatment layaknya seorang konsumen. Maka dari itu, Anda harus pintar memilih strategi marketing yang relevan untuk diterapkan pada strategi rekrutmen Anda.
Anda mungkin merasa sudah memiliki rencana bisnis yang solid dan strategi perekrutan yang luar biasa, tetapi tidak akan ada artinya jika Anda membuat kesalahan dalam recruitment marketing ini.
Bukan hal yang mustahil apabila Anda sedang menjalankan strategi recruitment marketing, tanpa sadar Anda melakukan beberapa hal yang justru akan menghambat atau menggagalkan usaha yang sudah Anda lakukan sebelumnya. Alih-alih menemukan kandidat potensial dengan cepat, Anda justru malah menghabiskan waktu untuk sesuatu yang kurang efektif.
Baca Juga : Kunci Penting dalam Membuat Strategi Rekrutmen Marketing
Untuk lengkapnya, inilah 8 kesalahan dalam recruitment marketing yang dapat menghambat bisnis dan perlu Anda hindari.
1. Memasang konten yang tidak menarik
Saat ini, konten menjadi kunci kesuksesan dalam memikat audiens yang Anda tuju. Kemajuan teknologi menyebabkan keadaan dimana audiens mampu memilih konten yang mereka ingin konsumsi. Sebagai seorang praktisi HR atau tim rekruter, penting bagi Anda untuk menyediakan konten yang menarik dan tentunya sesuai dengan identitas perusahaan Anda.
Di dalam dunia marketing, visual yang bagus akan menarik dan mendorong pelanggan untuk engage dengan produk yang dipasarkan, hal ini tidak begitu berbeda dalam recruitment marketing. Walaupun memang goals utama adalah untuk memasarkan konten, tetapi jangan lupa bahwa visual akan lebih menarik perhatian banyak orang untuk mempelajari kontennya lebih jauh.
2. Memasang persyaratan dan ekspektasi yang tidak realistis
Kesalahan ini berkaitan dengan kriteria deskripsi pekerjaan yang biasa Anda pasarkan lewat job portal atau recruiting channel lainnya. Ingatlah bahwa deskripsi pekerjaan tidak seharusnya mengandung persyaratan atau ekspektasi yang tidak realistis.
Contoh yang paling sering ditemukan adalah kebutuhan akan kandidat fresh graduate namun dengan minimal pengalaman kerja 2-3 tahun. Tentu hal tersebut akan menghambat fresh graduate dengan kompetensi bagus namun belum punya pengalaman sama sekali untuk mendaftar di lowongan tersebut. Maka dari itu, buatlah ekspektasi yang realistis dan masuk akal.
3. Penggunaan media sosial yang kurang maksimal
Tidak hanya untuk mencari pekerjaan, para pencari kerja aktif dan pasif yang menguasai sosial media biasanya juga akan mencari tahu lebih banyak tentang suatu perusahaan (employer branding), budaya, dan lingkungan di perusahaan tersebut lewat media sosial.
Biasanya para pencari kerja tersebut akan lebih tertarik dengan konten yang fresh, menarik (baik secara visual maupun lisan), dan relevan. Ini berarti Anda harus memaksimalkan penggunaan media sosial untuk memastikan konten-konten yang Anda pasarkan melalui platform ini adalah konten yang up-to-date dan sesuai dengan apa yang dicari audiens Anda.
Campaign yang dilakukan lewat media sosial biasanya cepat menarik kandidat untuk bergabung dengan perusahaan Anda, jadi pastikan untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Baca Juga : Rekrutmen 101: Strategi Menjaring dan Menyaring Kandidat yang Tepat
4. Terlalu bergantung dengan telepon dan email
Meskipun melibatkan telepon dan email masih merupakan metode yang baik, metode ini dapat dikatakan tidak cukup untuk kandidat di zaman sekarang yang selalu aktif di media sosial. Dapat disimpulkan bahwa dengan membangun engagement yang lebih besar di media sosial, akan membantu keberhasilan dari metode recruitment marketing yang Anda lakukan untuk memasarkan employer brand Anda.
Candidate experience juga tentu akan terbentuk dengan adanya komunikasi antara kandidat dengan perusahaan. Contoh sederhananya seperti balas membalas komentar di Instagram, Twitter, Facebook, dan platform media sosial lainnya.
5. Time-to-Hire yang terlalu lama
Tidak dapat dipungkiri bahwa proses rekrutmen merupakan proses yang menghabiskan waktu lama, tetapi jangan terlalu terpaku dengan istilah tersebut, terutama di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini. Talenta terbaik harus dipekerjakan dengan cepat sebelum talenta tersebut diberikan tawaran pekerjaan dari perusahaan lain. Time-to-Hire yang terlalu lama juga akan membentuk candidate experience yang kurang baik yang akan menyebabkan kandidat enggan untuk mendaftar kembali ke perusahaan Anda di masa depan.
6. Tidak memiliki website perusahaan yang informatif dan up-to-date
Memposting lowongan pekerjaan di job portal atau recruiting channel lainnya bukanlah satu-satunya cara untuk menarik kandidat agar mendaftar ke perusahaan Anda. Sebaliknya, Anda harus membuat laman karier tersendiri melalui website perusahaan karena biasanya, ketika kandidat mencari tahu mengenai perusahaan Anda melalui website perusahaan, mereka juga akan mencari tahu posisi pekerjaan yang mungkin sedang terbuka melalui website tersebut.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk memiliki website perusahaan yang menarik dan lengkap untuk memberikan informasi yang cukup kepada para pencari kerja, serta melakukan pembaruan informasi ataupun konten yang relevan secara berkala.
7. Melupakan Email Marketing
Pemasaran melalui email adalah saluran rekrutmen lain yang sebenarnya efektif, namun tidak terlalu diperhatikan. Ini adalah kesalahan jika Anda merupakan salah satu perusahaan yang mengabaikan pentingnya email marketing. Melalui email marketing, Anda dapat melakukan nurture kepada kandidat untuk membentuk, membangun, dan menjaga engagement yang baik sehingga candidate experience yang positif akan terbentuk. Ini adalah salah satu cara terbaik untuk memperkuat hubungan dengan memberi mereka informasi mengenai perusahaan dan peluang kerja yang mungkin ada.
8. Tidak engage dengan kandidat
Ketika berbicara mengenai recruitment marketing, tentu engagement adalah hal yang sangat penting disini. Sebagian besar kandidat yang menjadi target berada di media sosial, dan setiap aktivitas yang dilakukan di media sosial biasanya akan terus berlanjut hingga menciptakan candidate experience atau pengalaman rekrutmen bagi kandidat.
Maksudnya disini adalah Anda harus menjaga hubungan baik dengan para kandidat, agar tercipta candidate experience yang baik juga. Ketika Anda hanya memberikan konten lalu meninggalkannya begitu saja tanpa ada usaha untuk membangun engagement dengan mereka, maka disinilah kesalahan dalam recruitment marketing yang tanpa disadari Anda lakukan.
Itulah beberapa kesalahan dalam recruitment marketing yang tanpa disadari sering dilakukan dalam prosesnya. Salah satu hal yang terpenting untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut adalah dengan belajar dari pengalaman. Lakukanlah evaluasi secara berkelanjutan untuk mengetahui seberapa berhasil strategi recruitment marketing yang sudah Anda lakukan.
Jika Anda masih kesulitan dalam membangun employer brand Anda yang merupakan salah satu pilar penting untuk menjalankan recruitment marketing, dengan Talentics Anda dapat mempersonifikasi employer landing page sesuai dengan keinginan perusahaan Anda yang didesain khusus untuk meningkatkan dan mengenalkan employer brand kepada talenta, sehingga tidak perlu khawatir akan ketidakcocokan dalam delivering employer brand Anda.
Article Editor: Nadia Fernanda
(Image by Shutterstock)