Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

Tren “Big Stay”: Dampak Positif dari Great Resignation

Membahas tren big stay sebagai dampak positif dari great resignation dan bagaimana praktisi HR dapat mengaplikasikan konsep ini sebagai upaya positif dalam menghadapi perubahan dinamika tenaga kerja di tanah air.

Meskipun fenomena great resignation tidak secara resmi melanda Indonesia, selalu ada hal yang dapat dipelajari dan peluang yang dapat diambil dari perubahan yang terjadi. Salah satu aspek menarik yang muncul adalah tren big stay. 

Artikel ini akan membahas tren big stay sebagai dampak positif dari great resignation dan bagaimana praktisi HR dapat mengaplikasikan konsep ini sebagai upaya positif dalam menghadapi perubahan dinamika tenaga kerja di tanah air.

Apa itu Big Stay?

Big stay menggambarkan fenomena di mana sejumlah besar karyawan memilih untuk tetap bertahan dan berkontribusi di perusahaan mereka, bahkan di tengah gejolak great resignation. Tren Ini adalah reaksi positif yang menandai komitmen para karyawan untuk membangun karir jangka panjang dalam lingkungan perusahaan yang cukup familiar.

Mengapa Big Stay dapat Menjadi Tren?

Tren big stay muncul sebagai respons akan berbagai faktor yang secara tajam membentuk pandangan baru karyawan terhadap pekerjaan dan lingkungan kerja. Pandemi Covid-19 yang membawa tantangan mengubah persepsi para profesional terhadap value sebenarnya dari pekerjaan dan keseimbangan hidup.

Lebih lanjut, gelombang pemutusan hubungan kerja teknologi (tech layoff) yang melanda Indonesia sejak akhir 2022 menjadi salah satu penggerak yang signifikan. Fakta bahwa berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain tidak selalu dianggap sebagai jaminan atas keamanan karir dan stabilitas finansial, membuka mata banyak profesional akan pentingnya mempertimbangkan karir secara jangka panjang.
Baca juga Talentics Insight: Dampak PHK Terhadap Anxiety Pencari Kerja

Muncul kecenderungan kuat di antara para karyawan untuk memprioritaskan nilai-nilai mendasar seperti stabilitas pekerjaan, peluang pengembangan karir, dan ikatan emosional yang kuat dengan perusahaan. Melalui big stay, para profesional menunjukkan tekad untuk berkomitmen dengan organisasi yang menyediakan lingkungan kerja yang mendukung perkembangan pribadi dan profesional.

Bagaimana Praktisi HR perlu Bereaksi dengan Tren Big Stay?

Dalam menghadapi tren global ini dan mengaplikasikannya secara efektif dalam konteks lokal, praktisi HR perlu mengambil tindakan yang proaktif dan terukur.

1.   Perbaiki Proses Rekrutmen

Dalam era big stay, memastikan proses rekrutmen yang efisien dan responsif menjadi krusial. Praktisi HR perlu memahami bahwa pelamar dan kandidat memiliki harapan yang lebih tinggi terhadap kecepatan dan kualitas informasi dari perusahaan.

Mengidentifikasi dan memperbaiki tahapan-tahapan yang memungkinkan rekrutmen berjalan lebih lancar, serta memperpendek waktu respons terhadap kandidat, dapat menjadi langkah yang tidak hanya membuat pekerjaan menjadi lebih efisien, namun juga memberi candidate experience yang baik.
Baca juga: Panduan End-to-End Candidate Experience dalam Proses Rekrutmen

2.   Pertajam Fokus Employee Retention

Selain memperbaiki proses rekrutmen, praktisi HR juga perlu memberikan perhatian serius pada employee retention atau upaya mempertahankan karyawan yang sudah ada. Dalam era big stay, dimana karyawan lebih cenderung untuk tetap bekerja di perusahaan mereka saat ini, mempertahankan talenta yang ada menjadi kunci keberhasilan. 

Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah dengan menyediakan peluang pengembangan karir yang jelas. Karyawan yang melihat adanya kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam perusahaan cenderung lebih termotivasi untuk tetap bertahan. Strategi Ini dapat dilakukan melalui program pelatihan, mentoring, dan pengembangan skill yang relevan dengan kebutuhan perusahaan.
Baca juga: Mengenal Employee Retention, Manfaat, Metrik, dan Cara Memperbaiki

3.   Persempit Kemungkinan Employee Burnout

Di tengah lingkungan kerja yang penuh dengan tantangan dan tuntutan, penting bagi praktisi HR untuk menjaga kesejahteraan mental dan emosional karyawan dengan mengurangi risiko employee burnout. Dalam era big stay, dimana karyawan lebih cenderung untuk tetap bekerja di perusahaan mereka saat ini, menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan individu menjadi hal yang patut dipertimbangkan secara matang.

Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan memastikan adanya beban kerja yang seimbang. Memantau dan mengelola distribusi tugas dan tanggung jawab secara bijaksana dapat mencegah karyawan merasa terbebani dengan beban kerja yang berlebihan. Menyediakan pelatihan tentang manajemen waktu dan keterampilan stres juga dapat membantu karyawan menghadapi tantangan dengan lebih baik.
Baca juga: Mengenal Job Burnout, Cara Mengidentifikasi dan Menanganinya

4.   Perbanyak Kesempatan Internal Hiring

Sebagai tanggapan terhadap tren big stay, praktisi HR perlu mengoptimalkan penggunaan sumber daya internal melalui praktik internal hiring yang lebih proaktif. Dalam lingkungan dimana karyawan cenderung untuk tetap berada dalam perusahaan, kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan karir di dalam organisasi menjadi salah satu aspek yang juga perlu dipehatikan.

Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan menjalin komunikasi yang kuat dengan departemen dan tim yang berbeda. Dengan memahami keahlian dan minat masing-masing karyawan, HR dapat memfasilitasi transfer karyawan antar departemen atau proyek yang sesuai dengan bakat mereka. Hal ini tidak hanya membuka jalan untuk pertumbuhan karyawan, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas kolaborasi dan produktivitas di seluruh organisasi.

Kesimpulan

Tren big stay mengindikasikan pergeseran positif dalam pandangan karyawan terhadap stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang di tempat kerja. Praktisi HR perlu merespons dengan tindakan proaktif.

Pertama, buat langkah nyata untuk memperbaiki proses rekrutmen dalam memberikan pengalaman kandidat yang baik dengan tanggapan cepat dan efisien. Selanjutnya, fokus pada retensi karyawan melalui pengembangan karir yang jelas dan mengatasi burnout sangat penting.

Terakhir, optimalisasi internal hiring juga mendukung adaptasi perusahaan terhadap big stay dengan memberikan peluang pertumbuhan yang menarik bagi karyawan. Dengan demikian, praktisi HR berperan penting dalam mewujudkan lingkungan kerja yang berkelanjutan dan memenuhi harapan karyawan.

References:

CNBC – The ‘great resignation’ has become the ‘big stay,’
Forbes – The Big Quit Becomes The Big Stay
Forbes – The ‘Big Stay’: More Workers Are Hunkering Down And Staying In Their Current Jobs
HR Today – Introducing: The Big Stay
HR Morning – ‘The Big Stay’ – finally a trend HR will love! 6 ways to maximize it
Science of People – The Big Stay: Why Americans Don’t Quit Their Jobs in 2023
Work Life – Lessons learned from the great resignation, as we usher in the ‘big stay’
Unleash AI – Bye Great Resignation, hello Big Stay?

Image © Fauxels via Pexels

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Leave a Reply

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.