Banyak informasi yang bertebaran tentang bagaimana cara menjadi pemimpin atau leader yang baik namun masih sedikit informasi yang bisa didapat tentang cara menangani karyawan dengan tipe berkomunikasi dan karakternya masing-masing, mengetahui bahwa setiap orang unik dan memiliki tipe pendekatannya masing-masing dalam bekerja secara profesional. Artikel ini akan membahas 5 karakter karyawan berdasarkan teori psikologi dilengkapi dengan data hasil tes yang memberikan gambaran secara umum bagaimana kondisi karakter karyawan berdasarkan pendekatan tingkatan pendidikan.
5 Karakter Karyawan
Berdasarkan teori model kontingensi yang dicetuskan oleh Fielder pada tahun 1967 yang kemudian dimutakhirkan oleh Silvio De Bono, Stephanie Jones, dan Beatrice Van Der Heidjen dalam bukunya yang berjudul Managing Cultural Diversity. Ditemukan bahwa karakter karyawan dapat diidentifikasi berdasarkan perilaku dan respon yang muncul ketika mendapatkan penugasan dari manajernya.
Secara umum, terdapat lima kelompok besar dalam pengidentifikasian karakter yang dimaksud. Pengelompokan ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi cara berkomunikasi dan berinteraksi yang profesional, efisien, dan minim multi interpretasi. Lima karakter tersebut adalah:
1. The Executor Subordinates
Karyawan dengan tipe Executor cenderung bekerja konvensional, sabar, dan fokus pada penyelesaian tugas. Mereka mengeksekusi ide orang lain dan menggunakan kemampuan terbaik untuk menyelesaikan tugas sesuai prosedur yang berlaku. Karyawan dengan nilai tinggi pada tipe ini menyukai sistem dan prosedur kerja yang jelas dan cenderung cocok sebagai pelaksana ide yang telah terkonsep dengan baik. Namun, mereka akan kesulitan jika instruksi kerja belum jelas dan tidak cocok untuk memikirkan atau membentuk konsep ide sendiri.
2. The Liberalist Subordinate
Karyawan tipe The Liberalist adalah mereka yang senang berkontribusi dengan ide dan inovasi. Mereka lebih menyukai kebebasan dalam berpikir dan bekerja untuk mencapai tujuan daripada lingkungan yang kaku. Karyawan dengan nilai yang tinggi pada tipe ini cenderung lebih cocok bekerja di lingkungan yang mengizinkan mereka mengekspresikan ide secara bebas dan terhindar dari batasan atau peraturan yang ketat. Jika kebebasan mereka terganggu, mereka akan merasa tidak puas dan tersinggung.
3. The Participative Subordinate
Karyawan Tipe The Participative adalah individu yang menyukai kolaborasi dan mengutamakan proses diskusi yang melibatkan seluruh anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Mereka sangat menghargai keterbukaan dalam menerima ide, perbedaan pendapat, serta kritik yang membangun. Karyawan dengan tipe ini cenderung suka bertukar pikiran dengan rekan kerja, ataupun atasannya, serta menyukai lingkungan kerja yang terbuka dan menerima keberagaman.
4. The Consultative Subordinates
Karyawan tipe The Consultative dapat diandalkan dalam memberikan analisis kritis pada ide dan informasi sehingga solusi yang diberikan akurat. Karyawan dengan nilai tinggi pada tipe ini cenderung memberikan masukan yang jelas dan logis kepada atasannya dengan kemampuan berpikir kritis, membantu menemukan solusi untuk masalah di pekerjaan.
Baca juga: Skills Digital Mindset Pencari Kerja Perlu Ditingkatkan untuk Persaingan 2023
5. The Interactive Subordinate
The Interactive adalah tipe karyawan yang suka berinteraksi dan mengemukakan ide-ide serta berupaya mencari solusi terbaik melalui negosiasi. Mereka memiliki pandangan yang kuat dan terbuka terhadap kritik. Karyawan dengan nilai tinggi pada tipe ini cenderung tenang, menerima masukan dan dapat mencapai titik tengah dalam masalah yang dihadapi. Interaksi dengan karyawan tipe ini dapat memberikan sudut pandang baru.
Baca juga: Talentics Insight: Gaya Kepemimpinan Lintas Generasi
Karakter Karyawan Berdasarkan Status Pendidikan Terakhir
Dalam Talentics Team Dynamic Test yang dilakukan dalam periode 2021-2022 dengan n=742. Ditemukan bahwa karyawan dengan pendidikan setara SMA/SMK berjumlah 6%, Diploma 18%, S1 58%, S2 15%, dan S3 2%.
Tingkat SMA/SMK: The Executor – Participative Subordinate
3 tipe karyawan yang paling sering muncul pada karyawan dengan status pendidikan terakhir SMA/SMK secara berurutan dari yang paling tinggi adalah the executor, the participative, dan the interactive.
Secara umum dalam berkolaborasi dengan mereka, cukup disarankan untuk memastikan pemberian arahan dan penugasan yang jelas, tujuan yang spesifik, dan panduan yang terstruktur. Selain itu, berikan mereka tanggung jawab yang jelas dan peran yang sesuai dengan keahlian mereka. Hal ini dapat memotivasi mereka untuk bekerja keras dan menghasilkan kinerja yang baik. Selain itu, ketika memberikan masukan atau umpan balik, pastikan untuk bersikap jelas dan langsung, serta memberikan solusi dan saran konstruktif untuk meningkatkan kinerja mereka.
Baca juga: 9 Cara Melakukan Perfromance Appraisal yang Objektif dan Anti Bias
Tingkat Diploma: The Interactive – Participative Subordinate
3 tipe karyawan yang paling sering muncul pada karyawan dengan status pendidikan terakhir diploma secara berurutan dari yang paling tinggi adalah the interactive, the participative, dan the executor
kolaborasi dengan karyawan lulusan Diploma dapat dilakukan dengan memahami tipe-tipe karyawan yang dominan dalam kelompok tersebut. Karyawan dengan tipe The Interactive cenderung merasa perlu diikutsertakan dalam proses diskusi dan dapat mengemukakan ide-ide yang dimilikinya. Karyawan dengan tipe The Participative dapat diajak untuk berkolaborasi dalam tim dengan memperhatikan keterbukaan dan penghormatan terhadap perbedaan pendapat. Sedangkan karyawan dengan tipe The Executor dapat diberikan tugas-tugas yang jelas dan detail untuk memastikan tugas-tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penting bagi para manajer untuk memahami kekuatan dan kelemahan dari setiap tipe karyawan agar dapat memaksimalkan kolaborasi dan kinerja tim secara efektif.
Tingkat S1: The Participative – Consultative Subordinate
3 tipe karyawan yang paling sering muncul pada karyawan dengan status pendidikan terakhir diploma secara berurutan dari yang paling tinggi adalah the participative, the consultative, dan the interactive.
Secara general, jika tipe bawahan yang paling dominan adalah The Participative, maka penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang mempromosikan kolaborasi dan diskusi terbuka, sehingga setiap anggota tim merasa dihargai dan memiliki peran yang penting dalam mencapai tujuan bersama. Jika tipe bawahan yang paling dominan adalah The Consultative, maka perlu memberikan kesempatan bagi mereka untuk memberikan masukan dan ide secara teratur, serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu mereka terus berkembang. Jika tipe bawahan yang paling dominan adalah The Interactive, maka perlu memastikan adanya kesempatan untuk berinteraksi dan berdiskusi secara terbuka dan konstruktif untuk mencapai tujuan bersama.
Tingkat S2-S3: The Consultative – Liberalist Subordinate
kolaborasi dengan bawahan yang memiliki latar belakang pendidikan magister ke atas perlu memperhatikan tipe subordinat yang dominan pada kelompok tersebut. Karyawan dengan tipe The Consultative cenderung mengutamakan pemikiran kritis dan memberikan analisis yang mendalam, sehingga memperoleh masukan dari mereka dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Sedangkan karyawan dengan tipe The Liberalist cenderung lebih terbuka dan berani dalam mengambil risiko serta memiliki pandangan yang luas dan tidak terlalu kaku. Oleh karena itu, perlu memberikan ruang untuk karyawan jenis ini untuk berinovasi dan memberikan gagasan-gagasan baru. Karyawan dengan tipe The Participative pada umumnya sangat menghargai proses diskusi dan partisipasi dari seluruh anggota kelompok, sehingga membangun suatu kerja sama yang solid dan inklusif. Menyadari dan memahami tipe-tipe tersebut akan membantu kita untuk berkolaborasi dengan lebih efektif dan membangun hubungan kerja yang positif.
Bagaimana Cara Mengetahui Karakter Karyawan Secara Spesifik?
Terkadang, cara terbaik untuk mengetahui karakter seorang karyawan adalah dengan mengamati perilakunya sehari-hari di tempat kerja. Dalam jangka waktu yang lama, sifat asli seseorang akan mulai terungkap dan dapat memberikan gambaran tentang karakternya. Namun, metode ini membutuhkan waktu dan kesabaran.
Ada opsi lain dengan pilihan waktu yang lebih singkat dan akurat yakni dengan assesment yang merujuk pada teori psikologi. Hasil tes ini dapat digunakan sebagai sumber informasi yang baik dalam mengetahui karakter seorang karyawan, terutama dalam berkolaborasi dengan tim dan manajer. Pembacaan hasil akan memberikan gambaran yang lebih terperinci tentang kepribadian seseorang, dan dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan minim bias Namun, penting untuk diingat bahwa tes psikologi ini perlu dibuat, diperiksa dan dianalisis oleh seorang praktisi yang memiliki pengalaman dan memahami bidangnya secara kompeten.
Talentics.id memiliki assessment yang dapat melihat kecenderungan seorang profesional ketika menjadi manajer, karyawan biasa atau subordinat, maupun saat berkolaborasi dalam tim. Gunakan Talentics Team Dynamic Test untuk menentukan potensi kolaborasi yang paling efektif dalam menjalankan bisnis dengan tim yang memiliki kolaborasi yang sesuai dengan budaya perusahaan.
Baca juga: Panduan Talent Mapping 2023