Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

Panduan Organizational Development bagi Praktisi HR

Panduan organizational development secara lengkap mulai dari definisi, tujuan, konsep, manfaat, proses, dan perbedaan lingkup antara HR vs organizational development.

Banyak perusahaan besar yang mulai menyadari bahwa mereka perlu mulai mengadopsi perubahan dan transformasi digital untuk tetap relevan dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Namun, tak sdeikit yang masih cukup awam darimana harus memulai dan bagaimana mengimplementasikan perubahan tersebut.

Organizational development hadir sebagai pendekatan strategis dalam mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan organisasi secara menyeluruh. Melalui perubahan budaya, struktur, proses, dan sistem. Proses ini membantu organisasi mencapai tujuan mereka dengan lebih efektif dan menciptakan lingkungan kerja yang inovatif, adaptif, dan karyawan yang lebih terlibat.

Artikel ini akan mengungkap organizational development secara lengkap mulai dari definisi, tujuan, konsep, manfaat, proses, dan perbedaan lingkup antara HR vs organizational development dengan harapan dapat memberikan wawasan yang komprehensif kepada para praktisi HR dan jajaran pemimpin yang ingin tetap relevan dengan perubahan.

Definisi dan Tujuan Organizational Development

Organizational development merupakan suatu proses yang terencana dan sistematis dalam mengubah berbagai aspek di dalam perusahaan, termasuk nilai-nilai, budaya perusahaan, dan manajerial operasional karyawan.

Tujuan utama dari organizational development adalah untuk meningkatkan efektivitas organisasi secara holistik dan mencakup berbagai aspek bisnis. Hal ini meliputi peningkatan kinerja keuangan, kepuasan pelanggan, etos kerja karyawan, serta kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan agile.
Baca juga: Ingin Merekrut Talenta Terbaik? Pahami Pentingnya Agility

Konsep dan Manfaat Organizational Development

Konsep organizational development yang dikemukakan oleh Thomas G. Cummings dan Christopher G. Worley dalam bukunya "Organization Development and Change" merupakan  proses berbasis data yang hanya diimplementasikan jika didukung oleh data yang handal, terstruktur, dan terbukti dapat memperbaiki perusahaan secara keseluruhan. Berbeda dengan mengikuti tren yang sedang populer secara langsung, organizational development hanya menggunakan data yang telah teruji sebagai bagian dari proses perbaikan.

Organizational development yang diterapkan menggunakan data akan bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas organisasi dengan fokus pada berbagai kegiatan operasional. Seperti peningkatan profitabilitas, kepuasan pelanggan, etos kerja karyawan, dan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan secara lebih agile.

Dengan mengembangkan, memperbaiki, dan memperkuat strategi, struktur, serta proses yang ada secara terus menerus, organizational development akan berperan sebagai pendekatan sistemik untuk memastikan perubahan terjadi secara holistik dan melibatkan seluruh komponen perusahaan, termasuk departemen, cabang, sampai direktur.
Baca juga: Mengenal Kompetensi Leadership dan Pengaruhnya di Lingkungan Kerja

Perbedaan HR dan Organizational Development

Jika diidentifikasi secara sekilas, HR dan organizational development cukup beririsan dan memiliki tanggung jawab yang serupa, namun terdapat perbedaan yang cukup signifikan dimana HR lebih berfokus pada manajemen sumber daya manusia dan kebijakan yang berdampak pada karyawan, sementara organizational development berfokus pada perubahan dan pengembangan organisasi secara keseluruhan, termasuk analisis organisasi, intervensi perubahan, dan manajemen budaya.

HR

Organizational Development

Fokus pada manajemen kegiatan dan fungsi sumber daya manusia.

Fokus pada perubahan dan pengembangan organisasi.

Meliputi rekrutmen, pelatihan, kompensasi, dan kebijakan HR.

Meliputi analisis organisasi, intervensi perubahan, dan manajemen budaya.

Memastikan kepatuhan hukum dan kebijakan perusahaan.

Mendorong perubahan budaya, struktur, dan proses bisnis.

Berorientasi pada kebutuhan individu dan hubungan karyawan.

Berorientasi pada kebutuhan organisasi dan perubahan organisasi.

Fokus pada tugas operasional dan administrasi terkait karyawan.

Fokus pada strategi jangka panjang dan transformasi organisasi.

Baca juga: Pengertian Job Description, 6 Bagian dan Cara Membuatnya

Kapan Organizational Development dibutuhkan?

Proses ini dibutuhkan ketika sebuah perusahaan menghadapi tantangan atau perubahan yang cukup signifikan yang mempengaruhi kinerja dan keberlanjutan mereka. Beberapa situasi diantaranya:

  • Transformasi organisasi: Ketika perusahaan mengalami perubahan strategis, restrukturisasi, atau merger, organizational development dapat membantu dalam mengelola perubahan tersebut dan memastikan integrasi yang sukses.
  • Peningkatan kinerja: Jika organisasi mengalami masalah dalam hal produktivitas, efisiensi, atau kepuasan pelanggan, organizational development dapat membantu mengidentifikasi masalah yang mendasarinya dan merancang solusi untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
  • Perubahan budaya organisasi: Jika organisasi ingin mengubah budaya perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inovatif, kolaboratif, atau berorientasi pada pelanggan, organizational development dapat membantu dalam merancang dan menerapkan perubahan budaya yang diinginkan.
  • Perubahan teknologi: Ketika perusahaan ingin mengadopsi teknologi baru atau melakukan transformasi digital, organizational development dapat membantu dalam mengelola perubahan tersebut dengan mempersiapkan karyawan, mengubah proses kerja, dan mengintegrasikan teknologi ke dalam operasi sehari-hari.

5 Proses Organizational Development

Proses pelaksanaan organizational development membutuhkan dedikasi dan waktu yang signifikan karena data yang diperoleh harus diolah dan diimplementasikan dengan akurasi yang tinggi. Secara spesifik kelima proses tersebut adalah:

1.   Diagnosis

Fase ini melibatkan analisis komprehensif terhadap kondisi organisasi saat ini, termasuk kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT analysis). Diagnosis dilakukan melalui berbagai metode pengumpulan data, seperti survei, wawancara, dan observasi. Contohnya, sebuah perusahaan yang mengalami penurunan produktivitas dan ketidakharmonisan tim dapat mendiagnosis penyebab akar dan faktor yang mempengaruhi kinerja.
Baca juga: Analisis Penggunaan Metode SWOT bagi HR Practitioner

2.   Perencanaan

Setelah diagnosis, organisasi mengembangkan rencana strategis yang mencakup tujuan jangka panjang, taktik, dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Perencanaan yang efektif harus mempertimbangkan aspek budaya, struktural, dan manusiawi dalam organisasi. Contohnya, sebuah perusahaan yang bertujuan meningkatkan budaya inovasi dapat merencanakan program pelatihan tentang kreativitas, mendesain lingkungan kerja kolaboratif, dan mengimplementasikan sistem penghargaan yang mendorong ide-ide baru.
Baca juga: Pentingnya Planning Skill

3.   Intervensi

Fase ini melibatkan implementasi tindakan nyata untuk mendorong perubahan yang diinginkan. Intervensi dapat meliputi pelatihan dan pengembangan karyawan, restrukturisasi organisasi, perbaikan proses, atau pengenalan program pengakuan kinerja. Contohnya, sebuah perusahaan yang ingin meningkatkan komunikasi tim dapat mengadakan pelatihan komunikasi efektif, mendorong pertemuan tim secara teratur, dan mengimplementasikan platform kolaborasi online

4.   Evaluasi

Proses ini memainkan peran penting dalam mengukur keberhasilan intervensi dan memastikan pencapaian tujuan pengembangan. Evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi relevan, seperti survei kepuasan karyawan, indikator kinerja, atau analisis data bisnis. Dengan data ini, organisasi dapat mengidentifikasi efektivitas perubahan yang diimplementasikan dan melakukan penyesuaian atau perbaikan yang diperlukan.

5.   Pemberdayaan dan Penguatan

Setelah intervensi dan evaluasi, fokus beralih ke penguatan perubahan dan memastikan keberlanjutan. Hal ini melibatkan pemberdayaan karyawan melalui pelatihan dan pengembangan berkelanjutan, membangun budaya organisasi yang mendukung perubahan, dan memastikan sistem penghargaan dan insentif yang konsisten sejalan dengan tujuan pengembangan. Contohnya, sebuah perusahaan dapat menyediakan program mentoring untuk membantu karyawan memperoleh keterampilan baru dan meningkatkan pertumbuhan karier.

Kesimpulan

Organizational development adalah  pendekatan strategis untuk mengubah, mengembangkan, dan memperkuat organisasi yang dibutuhkan ketika perusahaan menghadapi perubahan dan tantangan bisnis secara masif. Proes ini melibatkan diagnosis, perencanaan, intervensi, evaluasi, dan pemberdayaan.

Berbeda dengan fungsi HR, organizational development lebih fokus pada perubahan organisasi secara menyeluruh. Dengan melakukan transformasi menggunakan organizational development, perusahaan dapat mencapai tujuan secara efektif, menciptakan lingkungan kerja yang inovatif, dan meningkatkan etos kerja karyawan.

References:

AI HR – What is Organizational Development? A Complete Guide
ATD – What Is Organization Development?
Maryville University – Organizational Development Guide: Definition, Process & Development Models

Image Copyright – RDNE Stock Project via Pexels

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Leave a Reply

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.