Survey yang dilakukan dari HR Dive menyatakan bahwa 72% hiring manager percaya bahwa mereka telah membuat lowongan dengan deskripsi pekerjaan yang jelas. Namun ketika sudut pandang diubah pada para pencari kerja, hanya 36% yang merasa mendapatkan informasi yang cukup jelas. Buntut dari perbedaan ini, 51% praktisi HR yang bertanggung jawab dalam mencari kandidat merasa kesulitan menemukan calon karyawan yang kompeten dan sesuai kebutuhan. Talent mapping merupakan salah satu metode yang bisa dilakukan untuk memperkecil perbedaan persepsi antara pencari kerja dan praktisi HR.
Apa itu Talent Mapping?
Talent Mapping adalah terminologi yang biasa digunakan oleh para praktisi HR yang berasal dari Bahasa Inggris. Apabila diterjemahkan secara harfiah, artinya pemetaan kandidat. Secara pelaksannya talent mapping merupakan pemutakhiran proses untuk menemukan dan mengevaluasi kandidat yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dengan menggunakan persona kandidat yang disusun secara matang, perusahaan dapat menentukan kualitas dan kompetensi yang diharapkan dari kandidat untuk posisi yang tersedia.
5 Panduan Melakukan Talent Mapping
Berikut adalah 5 langkah melakukan talent mapping yang dimulai dengan mengidentifikasi keadaan perusahaan, menemukan strategi, sampai dengan action penerapannya.
1. Kenali Keadaan Internal Perusahaan
Langkah awal melakukan talent mapping adalah dengan melakukan analisis terhadap kebutuhan dan kompetensi yang dibutuhkan dalam organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data survei atau kuesioner karyawan. Selanjutnya, data tersebut dianalisis untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Setelah itu, perusahaan dapat menentukan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi kekurangan talenta dan memanfaatkan kekuatan yang ada.
Baca juga: 3 Jenis Survei Karyawan Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Sebagai contoh apabila divisi sales memiliki turnover yang tinggi dan tidak ada karyawan yang mampu bertahan lebih dari satu tahun, perlu diperdalam bagaimana tim sales bekerja, apa saja skill yang dibutuhkan, dan hal apa yang kurang atau lebih pada divisi ini dibanding divisi yang lainnya. Ingatlah bahwa semua divisi perlu diaudit agar mendapatkan hasil yang komprehensif dan banyak strategi yang dapat diperoleh dari berbagai divisi.
2. Rencanakan Training yang Berkelanjutan
Karyawan dari generasi Baby Boomer akan pensiun dan karyawan generasi dibawahnya perlu mengambil alih peran baik pada posisi manajerial maupun operasional. Perubahan ini membutuhkan transfer pengetahuan secara masif dari generasi lama ke generasi baru untuk memastikan kondisi yang tepat untuk pertumbuhan berkelanjutan. Namun, hanya mentransfer pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kebijaksanaan dari satu generasi ke generasi lain tidaklah mudah.
Divisi HR pada proses transfer ini perlu merencanakan program training yang tidak hanya memberikan generasi baru langkah-langkah kerja yang berhasil pada masa lalu, namun perlu dilaksanakan secara bersamaan dengan pengenalan teknologi agar perusahaan dapat terus berkembang sesuai dengan perkembangan dan tren teknologi saat ini.
3. Persiapkan Career Path
Karyawan dengan performa yang baik perlu dipertahankan, dan salah satu cara mempertahankan mereka adalah mempersiapkan jenjang karir yang jelas dan dapat diraih. Perusahaan dapat mencapainya dengan menggabungkan data dari talent mapping dan program training karyawan, opsi lain adalah menyiapkan program mentoring yang memungkinkan staf senior memberikan bimbingan dan dukungan kepada karyawan baru dan staf junior. Para karyawan yang dapat memperlihatkan performa terbaik pada saat performance review, pada akhirnya akan dipilih dipromosikan dengan jabatan dan gaji yang lebih tinggi.
Baca juga: 9 Cara Melakukan Perfromance Appraisal yang Objektif dan Anti Bias
4. Ketahui Posisi Perusahaan di Market
Mengetahui apa yang dilakukan oleh pesaing perusahaan dapat membantu mengarahkan strategi talent mapping yang akurat. Hal ini akan memudahkan perusahaan dalam membuat strategi yang lebih efektif dan efisien. Analisis pesaing tidak hanya tentang mengidentifikasi pola atau alur kerja mereka, namun juga tentang evaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam hal rekrutmen. Perusahaan dapat menemukan peluang untuk meningkatkan proses tertentu seperti membuat proses aplikasi lebih mudah, menggunakan otomatisasi, bahkan meningkatkan proses onboarding.
Baca juga: Onboarding dan Offboarding Sama Pentingnya bagi Perusahaan
5. Buat Dokumen Talent Pool
Membuat dokumen talent pool yang berisikan kandidat pasif atau bukan aktif job seeker menjadi suatu keharusan. Sangat sulit untuk saat ini untuk mencari kandidat karyawan berdasarkan pendekatan respons saja, di mana perusahaan hanya mulai mencari kandidat setelah kebutuhan muncul. Menurut laporan LinkedIn, kandidat pasif mencakup 70% dari tenaga kerja global, artinya hanya 30% dari semua tenaga kerja yang secara aktif mencari pekerjaan baru.
Proses Talent Mapping adalah proses jangka panjang yang akan mempengaruhi strategi bisnis tidak hanya saat ini, namun juga masa yang akan datang. Jika dilakukan dengan terstruktur dengan arah yang benar, perusahaan akan mendapatkan karyawan yang tepat di posisi yang sesuai.
Baca juga: Lakukan Talent Mapping Untuk Terciptanya Efisiensi Rekrutmen