Secara garis besar, dalam melakukan rekrutmen, perusahaan pasti telah merancang proses rekrutmen terbaik agar menarik bagi talenta potensial. Namun sebenarnya ada beberapa detail dari proses rekrutmen yang bisa ditingkatkan agar proses rekrutmen yang dijalani lebih efektif maupun efisien dan mempermudah perusahaan mendapatkan talenta terbaik.
Survei Jobvite menemukan 67% praktisi HR merasa tantangan terbesar mereka dalam proses perekrutan adalah menemukan talenta yang terampil dan berkualitas tinggi. Hal ini didukung dengan temuan bahwa volume talenta kerja saat ini dinilai seimbang dengan kapasitas lowongan kerja yang tersedia. Namun jumlah volume talenta ini belum tentu mewakili kualitas mereka dalam bekerja.
Perusahaan dapat peluang lebih untuk memilih yang terbaik di antara talenta yang ada. Peran Anda selaku pimpinan maupun praktisi human resources perekrutan perusahaan diuji. Apa kiranya tips efektif yang dapat meningkatkan kualitas proses rekrutmen dan mempermudah perusahaan Anda untuk mendapatkan talenta potensial terbaik?
Baca juga: Mengapa Perusahaan Anda Sulit Menemukan Talenta yang Tepat?
Sekiranya ada empat aspek terpenting bagi para praktisi HR dalam melakukan rekrutmen, yaitu kualitas (quality of hire), tingkat retensi (retention rate), durasi perekrutan (time-to-hire), dan biaya per perekrutan (cost per hire).
Talenta terbaik merupakan aset esensial bagi perusahaan. Sebuah studi baru-baru ini terhadap lebih dari 600.000 orang dari berbagai profesi menemukan bahwa mereka berkinerja 400% lebih produktif daripada orang rata-rata.
Studi ini pun mengungkapkan bahwa produktivitas meningkat seiring dengan kompleksitas pekerjaan. Dalam pekerjaan yang sangat kompleks—C-level, manajer, software developer, dan sejenisnya, yang pertukaran informasi dan interaksinya berlangsung intensif—produktivitas dapat meningkat sebesar 800%. Hal ini mempengaruhi kualitas kinerja perusahaan dalam mencapai KPI dan objektif perusahaan secara keseluruhan.
Kemudian muncul pertanyaan baru, bagaimana rekrutmen perusahaan sendiri selama ini berlangsung?
Proses ini melibatkan teori Attraction-Selection-Attrision milik Schneider. Ia menjelaskan bagaimana tiga kekuatan yang saling terkait menentukan karakter talenta yang bekerja dalam sebuah organisasi.
1. Attraction
Kekuatan pertama adalah daya tarik (attraction). Talenta potensial dapat melamar ke perusahaan manapun, tetapi mereka hanya akan memilih satu yang paling mereka idam-idamkan, boleh jadi karena karena perusahaan tersebut menawarkan sesuatu yang berbeda dari yang lain. Misalnya brand image yang kuat dan proposisi nilai yang konsisten bagi karyawan.
2. Selection
Kekuatan kedua adalah seleksi (selection). Setelah talenta kerja melamar, setelahnya perusahaan bertanggung jawab untuk memilih talenta potensial yang sesuai dengan peran dan nilai-nilai yang berlaku dalam perusahaan. Hal ini berbicara banyak tentang kecocokan talenta dengan pekerjaan yang tersedia dan kecocokan talenta dengan kultur di perusahaan Anda.
3. Attrition
Kekuatan ketiga adalah atrisi (attrition). Jika tidak terdapat kecocokan antara talenta potensial yang melamar, dengan lowongan pekerjaan atau perusahaan Anda, akan ada yang kalah dari proses ini, entah talenta tersebut mengundurkan diri atau perusahaan memutus hubungan kerja yang disepakati. Artinya perusahaan hanya akan mempertahankan orang-orang yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan.
Ketiga kekuatan ini adalah pilar fundamental dari proses rekrutmen yang ditujukan untuk menarik talenta potensial. Baik perusahaan maupun talenta akan memilih yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Jika proses rekrutmen dilakukan dengan baik, hal ini berimbas pada kecocokan, yang mengarah ke pengurangan atrisi, produktivitas yang lebih tinggi, dan peningkatan employee engagement.
Lalu, bagaimana cara perusahaan meningkatkan kualitas proses rekrutmen dan mendapatkan talenta terbaik?
- Memahami skema pasar kerja yang semakin kompetitif dan pergeseran angkatan kerja
Persaingan kerja talenta potensial meningkat secara signifikan. Hal ini menambah sulit perusahaan untuk menarik talenta berbakat yang memang tepat. Sehubungan dengan ini, benefit di mata generasi muda sudah tidak terbatas pada gaji. Tak jarang mereka memprioritaskan kultur perusahaan yang baik, kehidupan pribadi dan kerja yang seimbang, dan pilihan kerja yang fleksibel (bahkan bisa dilakukan dari rumah).
Faktanya, penelitian telah menemukan 71% talenta setuju bahwa pilihan untuk bekerja secara remote akan lebih menarik mereka melamar pekerjaan dan 76% dari mereka mengakui akan lebih setia kepada perusahaan jika opsi ini ditawarkan.
Untuk merekrut dan mempertahankan talenta terbaik, sudah waktunya untuk mengevaluasi kembali standar perusahaan Anda yang menyangkut kesejahteraan talenta di dalamnya. Selain menguntungkan talenta, aspek ini dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya yang ditanggung perusahaan.
Pergeseran tenaga kerja dari Baby Boomers dan Generasi X ke Milenial dan Generasi Z memperjelas keadaan bahwa talenta senior semakin berkurang di banyak perusahaan, entah karena pensiun, tutup usia, atau mengundurkan diri.
Pertimbangan career advancement di perusahaan Anda menjadi elemen penting untuk diperhatikan dalam merekrut (recruit), melibatkan (engage), dan mempertahankan (retain) talenta muda. Hal ini dipengaruhi kecenderungan generasi muda yang mengharapkan kesempatan jenjang karir berkelanjutan.
Misalnya generasi Z yang dikenal memiliki motivasi besar untuk mengembangkan karir mereka. 76% melihat pembelajaran sebagai kunci dari kehidupan sosial, akademik, dan profesional. Upaya menghadirkan pengalaman engagement yang intuitif dan berkualitas dapat menarik generasi muda untuk melamar di perusahaan Anda.
Reskilling dan upskilling pun perlu disesuaikan dengan pergeseran angkatan kerja. 59% perusahaan menempatkan pelatihan dan pengembangan talentanya sebagai prioritas utama pada tahun 2021. Jika perusahaan Anda tidak berinvestasi dalam program pelatihan atau pengembangan talenta, besar kemungkinan mereka akan mencari peluang di perusahaan lain.
Anda pun tidak boleh melupakan para talenta pencari kerja pasif yang penting untuk meningkatkan efektivitas rekrutmen Anda terutama di dengan kondisi pasar kerja saat ini yang menyebabkan talenta potensial tersegmentasi ke dalam banyak perusahaan karena rekrutmen dilakukan secara virtual.
Baca juga: Tips Memilih Platform Assessment Online yang Terbaik
- Memahami dan memetakan kebutuhan perusahaan dengan menyusun workforce planning
Memetakan kebutuhan perusahaan secara terperinci dalam proses perekrutan secara konkret memudahkan perusahaan untuk menemukan talenta terbaik. Kebutuhan talenta di divisi marketing akan berbeda dengan sales meski memiliki keterkaitan satu sama lain.
Penting bagi praktisi HR perusahaan untuk mengetahui spesifikasi pekerjaan dan kualifikasi talenta. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan tidak merugi atau bahkan salah memilih dalam proses perekrutan.
Penting bagi perusahaan untuk membangun talent pipeline menggunakan workforce planning, yang merupakan prediksi kebutuhan perusahaan dan mengidentifikasikan keterampilan yang dibutuhkan melalui analisa terhadap talenta perusahaan yang ada saat ini, terutama untuk peran dengan turnover rate yang tinggi.
Pertimbangkan pula culture fit perusahaan sebagai acuan dalam proses merekrut talenta potensial. Anda dapat memprediksi hal ini dengan menerapkan employee referral program, yang merupakan sumber talenta potensial berkualitas, karena waktu perekrutan yang lebih cepat, biaya per perekrutan yang lebih rendah, dan retensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumber lain.
Referral program adalah mengizinkan talenta perusahaan Anda merekomendasikan seseorang yang ia kenal dengan baik untuk bergabung. Berdasarkan SHRM, 96% perusahaan dengan 10.000 karyawan atau lebih mengatakan bahwa program referral ini adalah sumber perekrutan nomor satu di perusahaan mereka.
Baca juga: Online Proctoring dengan Teknologi Anti-Cheating dalam Asesmen Online
- Menerapkan talent engagement dan employer branding dengan baik
Secara definisi, talent engagement adalah proses menarik talenta yang benar-benar dibutuhkan untuk bergabung di perusahaan yang dikelola. Proses ini melibatkan talenta potensial untuk sepenuhnya terhubung dengan nilai, tujuan, dan prinsip perusahaan. Talent engagement dapat meningkatkan motivasi dan kinerja talenta, mengurangi pergantian talenta, dan pada akhirnya mempengaruhi tingkat keuntungan.
Talent engagement sendiri menggunakan pendekatan personal melalui saluran yang paling sering digunakan, seperti media sosial, surel, artikel, situs-situs pencari kerja, maupun real time layanan bantuan di situs resmi perusahaan. Isinya dapat berupa rilis perusahaan, tawaran lowongan pekerjaan, atau yang berhubungan dengan serba-serbi budaya kerja di perusahaan Anda.
Tujuan dari strategi ini sebenarnya agar terjadi simbiosis mutualisme di antara talenta dan perusahaan pemberi kerja untuk dapat saling mempelajari satu sama lain. Pada akhirnya, proses ini diharapkan berpengaruh pada afinitas dan advokasi merek perusahaan yang dikelola.
Selanjutnya, penerapan talent engagement yang baik akan berpengaruh pada employer branding, begitu pula sebaliknya. Brand perusahaan Anda adalah citra eksternal yang menarik talenta potensial aktif dan mengubah talenta pasif menjadi pelamar. Brand mencakup dampak perusahaan Anda pada karyawan, pelanggan, dan masyarakat.
Untuk menentukan brand perusahaan Anda, pahamilah visi, misi, dan nilai perusahaan. Seseorang juga dapat merujuk pada employer branding sebagai bagaimana perilaku perusahaan terhadap pihak internalnya sebelum menjangkau pihak eksternal–pelanggan, investor, dan pemangku kepentingan misalnya.
Memiliki halaman karir resmi adalah keharusan, namun saat ini Anda dapat melakukan branding melalui semua saluran media sosial dalam narasi yang Anda bagikan secara langsung.
Misalnya, perusahaan Anda dapat memposting testimonial tertulis dan video di situs dan jejaring sosial Anda resmi perusahaan . Kontennya dapat berupa suasana kerja dan employee experience dari talenta perusahaan Anda, mengapa mereka menikmati pekerjaan yang digeluti.
Baca juga: Kiat Menjalankan Strategi Employer Branding di Masa Pandemi
- Menyertakan informasi job description, benefit, dan keterampilan yang dibutuhkan posisi terkait dengan lengkap
Dengan menyertakan informasi yang lengkap dan hanya yang dibutuhkan, hal ini sejalan dengan hasil studi yang menunjukkan bahwa talenta potensial, terutama wanita, cenderung tidak akan melamar pekerjaan yang kriteerianya tidak 100% cocok dengan mereka, sementara pada pria, mereka akan melamar pekerjaan yang 60% kriterianya ada pada mereka.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan Anda untuk menyertakan detail yang memang lengkap dan mencakup hal-hal yang dibutuhkan. Anda tidak perlu mematok sertifikasi yang harus dimiliki karena perusahaan Anda dapat memberikan pelatihan atau hal-hal seperti tanggung jawab sekunder. Hal ini dapat secara drastis mempersempit talenta potensial yang dapat mengikuti rekrutmen perusahaan Anda..
Penting pula bagi perusahaan Anda untuk memperhatikan isi dari application form. Formulir yang baik mencakup rincian sederhana namun secara lengkap dapat dijadikan acuan atas informasi data pribadi talenta potensial.
- Memanfaatkan teknologi HR yang ada
Teknologi dapat mempermudah tugas Anda sebagai praktisi HR, jika Anda mau mempelajari lebih lanjut apa saja yang termasuk di dalamnya dan bagaimana cara mengoperasikannya. Misalnya, sistem applicant tracking system (ATS). yang memberikan akses pada praktisi HR perusahaan untuk membangun database berisi kandidat talenta terbaik berdasarkan isi curriculum vitae yang mereka lampirkan.
Anda dapat dengan mudah menghubungi talenta-talenta tersebut ketika membuka lowongan kerja, melalui informasi kontak yang disertakan. Manfaat lainnya adalah melalui sistem ini Anda dapat mengatur jadwal wawancara, memantau umpan balik setelah wawancara, dan menyusun daftar talenta potensial sesuai dengan peringkat.
Jika perusahaan Anda menambahkan penilaian atau kualifikasi tertentu, sistem dapat melacak hasilnya secara otomatis. Jenis alat ini dapat membantu perusahaan Anda memproses perekrutan dan memastikan Anda mendapatkan orang yang tepat untuk posisi yang tepat.
Jika perusahaan telah melakukan perekrutan namun pendapatan perusahaan masih saja stagnan, Anda dapat melakukan pengecekan kinerja talenta perusahaan melalui teknologi HR, seperti Talent Acquisition Software. Melalui teknologi ini Anda dapat mengakses data yang tersedia untuk membantu Anda menentukan apa yang terjadi dan dari mana isu tersebut berasal.
Dengan menyimpan informasi talenta perusahaan Anda dalam database terintegrasi, Anda tidak hanya dapat melacak biaya, tetapi juga karakteristik talenta yang dalam jangka panjang berkontribusi mencapai target perusahaan.
Baca juga: 5 Teknologi HR Terbaik di Tahun 2021 untuk Mempermudah Proses Rekrutmen Perusahaan Anda
Article Editor: Nadia Fernanda
Image credits: Pexels