Akibat pandemi Covid-19, sebagian besar perusahaan yang masih aktif melakukan rekrutmen mau tidak mau memindahkan prosesnya menjadi online. Hal ini dilakukan dengan alasan keamanan dan kemudahan proses rekrutmen, mengingat adanya pembatasan aktivitas di luar rumah di berbagai daerah dengan kasus Covid-19 yang cukup tinggi.
Di awal tahun 2020, ada lebih dari 600 ribu karyawan di Indonesia yang akhirnya harus bekerja dari rumah. Dengan adanya PSBB yang masih berlaku di banyak wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta, kapasitas perkantoran pun dibatasi dan berdampak pada proses rekrutmen offline. Hal-hal tersebut menjadi penguat alasan mengapa banyak perusahaan yang beralih melakukan rekrutmen dan seleksi secara online.
Meskipun begitu, masih ada perdebatan mengenai apakah proses rekrutmen online akan mampu memberikan kualitas yang sebanding dengan rekrutmen offline.
Pro dan Kontra Rekrutmen Online
Saat ini, pendapat paling kuat untuk mendukung rekrutmen online adalah untuk keamanan, baik bagi kandidat maupun untuk perusahaan. Sebagian besar perusahaan pun telah beralih melakukan rekrutmen secara online untuk memastikan tidak ada resiko kesehatan yang diambil.
Proses rekrutmen online, jika menggunakan platform yang tepat, juga dapat meningkatkan efisiensi dan memudahkan kandidat dan HR.
Wawancara, rangkaian proses rekrutmen yang paling umum dilakukan, rata-rata akan membutuhkan waktu hingga 40 menit. Jika dilakukan secara online atau melalui telepon, baik kandidat maupun pewawancara dapat meluangkan waktu dengan lebih mudah. Proses seleksi dapat dilakukan dengan lebih fleksibel dan dari kediaman masing-masing.
Banyaknya platform asesmen online juga memudahkan perusahaan untuk melakukan tes seleksi secara jarak jauh. Kandidat dapat meluangkan waktu dengan lebih fleksibel untuk mengerjakan tes, tanpa harus menyempatkan untuk hadir secara langsung.
Rekrutmen online juga bisa menjangkau lebih banyak kandidat. Indonesia adalah salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak sedunia, sehingga dengan membagikan lowongan secara online, kemungkinan perusahaan bisa menjangkau kandidat yang kompeten lebih tinggi.
Baca juga: Tips Memilih Platform Assessment Online yang Terbaik
Akan tetapi, ada beberapa pertimbangan yang membuat sebagian perusahaan meragukan kualitas hasil rekrutmen online.
Banyaknya kandidat yang bisa mengakses lowongan pekerjaan bisa menjadi keuntungan maupun kerugian. Seringkali, membagikan lowongan online melalui website perusahaan atau media sosial seperti LinkedIn menjadi kurang efektif karena banyaknya jumlah lamaran yang masuk.
Dari banyaknya pelamar, mungkin hanya sebagian kecil yang memenuhi kualifikasi. Ketika Anda harus memeriksa lamaran yang masuk satu persatu, hal tersebut akan memerlukan banyak waktu dan pada akhirnya mengurangi efektivitas proses rekrutmen.
Selain itu, proses rekrutmen yang dilakukan sepenuhnya secara online berarti memindahkan proses seleksi yang biasa dilakukan offline menjadi online, termasuk asesmen. Jika dilakukan secara offline, asesmen akan dilakukan di bawah pengawasan administrator tes. Kemungkinan kandidat untuk melakukan kecurangan akan lebih rendah karena ada pengawasan langsung.
Keaslian jawaban yang diberikan kandidat ketika mengerjakan asesmen online juga menjadi perdebatan. Jika tidak ada pengawasan, kandidat akan lebih mudah melakukan kecurangan selama mengerjakan tes. Peserta tes bisa dengan mudah mengakses tab lain untuk mencari jawaban soal. Permasalahan seperti joki tes, atau tes yang dikerjakan oleh orang lain selain peserta, juga mungkin muncul ketika pelaksanaan tes tidak diawasi.
Terakhir, menggunakan platform rekrutmen online yang kurang tepat juga bisa menurunkan efektivitas proses rekrutmen. Proses pendaftaran yang rumit dan informasi terkait pekerjaan/perusahaan yang kurang lengkap di halaman pendaftaran bisa membuat kandidat enggan mendaftar, sehingga Anda bisa kehilangan kesempatan mendapatkan kandidat dengan kualifikasi yang tepat.
Tips Menjaga Kualitas Proses Rekrutmen Online
Setelah memahami plus-minus dari rekrutmen online, ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk menanggulangi kekurangan dan memaksimalkan kelebihannya. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk rekrutmen online perusahaan Anda.
1. Pilih platform yang tepat
Pemilihan platform yang tepat akan menentukan sesuai atau tidaknya kandidat yang Anda dapatkan. Selain melalui LinkedIn dan media sosial seperti Instagram, Anda juga bisa meraih komunitas profesi di Facebook, WhatsApp, atau Telegram. Dengan langsung menargetkan komunitas yang relevan dengan lowongan yang dibuka, Anda bisa menjangkau kandidat yang tepat dengan lebih mudah dan waktu yang lebih singkat.
Ketika Anda membagikan lowongan di LinkedIn, media sosial, maupun website perusahaan, pastikan juga job description yang Anda tulis sudah lengkap dan menggambarkan posisi yang dicari. Semakin lengkap deskripsi dan kualifikasi yang Anda sertakan, semakin spesifik kualifikasi kandidat yang mendaftar untuk pekerjaan tersebut.
Jika memungkinkan, arahkan kandidat untuk mengisi form melalui website perusahaan atau platform rekrutmen online lainnya dibandingkan dengan mengirimkan CV melalui email. Data yang dikirimkan oleh pelamar melalui form akan lebih mudah untuk di-filter, sehingga memudahkan Anda untuk memilih kandidat yang memenuhi kualifikasi.
2. Lakukan background check
Keaslian data yang diberikan oleh kandidat juga bisa menjadi permasalahan dalam rekrutmen online. Menurut survei yang dilakukan Harris Poll di tahun 2017, dari perusahaan-perusahaan yang pernah membuat keputusan hiring yang keliru, 33% di antaranya diakibatkan oleh kandidat yang memalsukan kualifikasi yang mereka miliki dalam CV-nya.
Bagi beberapa praktisi HR, memastikan kualifikasi kandidat mungkin lebih sulit ketika merekrut secara online karena minimnya tatap muka selama proses seleksi. Untuk memastikan kejujuran kandidat dan kebenaran data yang diberikan, Anda bisa melakukan background checking. Background check bisa dilakukan baik oleh tim internal maupun melalui pihak ketiga.
Baca juga: Apa Saja yang Perlu Diperiksa Dalam Employee Background Checks?
Beberapa contoh proses background check yang bisa Anda lakukan untuk memverifikasi data yang diberikan kandidat adalah reference check ke perusahaan tempat kandidat bekerja sebelumnya, pengecekan data kependudukan, dan pengecekan ke universitas atau sekolah tempat kandidat menempuh pendidikan terakhirnya.
3. Pilih asesmen online yang memiliki fitur pengawasan
Ketika memindahkan proses asesmen atau psikotes menjadi online, pengawasan adalah hal yang paling penting untuk diperhatikan.
Untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kecurangan, pastikan asesmen online yang Anda pilih memiliki fitur untuk mengawasi kandidat selama proses pengerjaan. Idealnya, pengawasan tidak mengganggu kandidat selama mengerjakan tes dan tidak mengharuskan kandidat untuk menggunakan tools lain, seperti Zoom atau Google Meet.
Selain itu, pastikan asesmen online yang Anda pilih hanya bisa dikerjakan jika kandidat terhubung dengan internet. Secara keamanan, asesmen online seperti ini lebih baik karena perusahaan bisa memastikan kandidat tidak bisa menyalin isi tes, sehingga minim kemungkinan terjadi kebocoran soal.
4. Gunakan tools yang intuitif dan memiliki fitur lengkap
Kemudahan yang ditawarkan oleh tools yang Anda gunakan akan mempengaruhi efisiensi rekrutmen online, karena bisa saja Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dan memahami penggunaannya. Tampilan yang membingungkan, interface yang tidak intuitif, dan rumitnya proses pendaftaran dan melakukan tes dapat menjadi hambatan baik untuk kandidat maupun bagi rekruter. Hal ini bahkan dapat menurunkan employer brand Anda di mata kandidat dan mengurangi kesempatan untuk menarik kandidat yang terbaik.
Baca juga: Pahami Employer Branding yang Vital untuk Menarik Kandidat Terbaik
Agar hal ini tidak terjadi, lakukan review secara berkala terhadap website perusahaan, terutama halaman karier. Pastikan halaman bisa diakses dengan mudah dan proses untuk melamar tidak sulit.
Jika Anda menggunakan tools eksternal untuk proses rekrutmen di perusahaan, pastikan tools-nya mudah untuk digunakan, baik dari sisi kandidat maupun untuk Anda sebagai praktisi HR. Tanyakan apabila Anda bisa mencoba terlebih dahulu fitur yang disediakan dan melakukan simulasi untuk melamar dan untuk menyeleksi kandidat.
Memulai rekrutmen online akan perlu banyak pertimbangan, namun juga banyak manfaatnya bagi perusahaan Anda, terutama di tengah pandemi. Anda bisa memulai proses rekrutmen online perusahaan Anda dengan uji coba dashboard gratis dari Talentics. Dengan Talentics Online Assessment yang dilengkapi fitur pengawasan online proctoring dengan kamera, Anda tidak perlu khawatir tentang keamanan dan kandidat tidak perlu khawatir tentang kenyamanan selama mengerjakan tes.
Article Editor: Nadia Fernanda
(Image by Cottonbro and Andrea Piacquadio on Pexels)