Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

Passion at Work

Apakah Passion at Work Menular?

Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, ada dua jenis passion, yaitu harmonious passion dan obsessive passion. Harmonious passion adalah

Openness to Experience dalam Big 5 Personality

Pembahasan openness to experience dalam Big 5 personality sebagai penggerak perubahan yang dapat membantu perusahaan untuk terus tumbuh ditengah perubahan yang sangat mungkin terjadi.

Big 5 Personality merupakan teori yang umum digunakan dalam psikologi untuk menjelaskan tentang kepribadian manusia. Teori ini mengidentifikasi lima sifat besar yang membentuk kepribadian seseorang, yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience. 

Banyak perubahan yang terus terjadi dalam dunia kerja profesional, faktor openness to experience atau keterbukaan terhadap pengalaman dipercaya memiliki peranan yang cukup penting dalam membuat karyawan tetap relevan terhadap perubahan-perubahan tersebut. Keterbukaan ini pada akhirnya dapat menjaga perusahaan untuk terus bersaing dengan perubahan industri yang mungkin terjadi.

Seberapa jauh seorang karyawan, manager, maupun pemimpin perusahaan memiliki sifat openness to experience ternyata dapat dikuantifikasi secara matematis. Artikel ini akan membahas faktor openness to experience dalam Big 5 personality, serta mendalami bagaimana sifat ini menjadi penggerak perubahan yang dapat membantu perusahaan untuk terus tumbuh ditengah perubahan yang sangat mungkin terjadi.

Baca juga Talentics Insight: Siapkah Fresh Graduate dengan Dunia Kerja?

Apa itu Openness to Experience?

Openness to Experience, atau keterbukaan terhadap pengalaman adalah salah satu faktor penting dalam teori Big 5 Personality yang relevan dalam konteks dunia kerja. Openness to Experience menggambarkan kecenderungan individu untuk memiliki sikap terbuka terhadap ide baru, pengalaman yang berbeda, dan perubahan.

Karyawan yang memiliki tingkat openness to experience yang tinggi cenderung memiliki sifat kreativitas, rasa ingin tahu yang besar, dan fleksibilitas dalam berpikir. Mereka mampu mempertimbangkan berbagai sudut pandang baru, mencoba pendekatan inovatif, dan mudah beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan kerja.

Baca juga Extraversion pada Big 5 Personality: Definisi dan Data

5 Komponen Openness to Experience

Secara lebih spesifik, openness to experience ditopang oleh 5 komponen yaitu adventurousness, aesthetics, ideas & creativity, intellectualism, dan values & belief yang secara lebih spesifik merupakan:

1.   Adventurousness

Adventurousness mencerminkan keberanian individu dalam mencoba pengalaman baru dan mengambil risiko. Karyawan yang memiliki sifat petualang ini mampu mengatasi rintangan dan mencari kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan kerja mereka. Mereka siap menghadapi situasi yang tidak biasa dan mencari kesempatan untuk tumbuh dan merasakan kegembiraan.

2.   Aesthetics

Aesthetics menekankan pentingnya apresiasi terhadap keindahan dan seni. Karyawan yang memiliki kepekaan terhadap estetika mampu menikmati dan menggali inspirasi dari berbagai bentuk seni, baik itu seni visual, musik, atau sastra. Mereka menghargai keindahan dalam lingkungan kerja mereka dan mampu menciptakan atmosfer yang inspiratif.

3.   Ideas & Creativity

Ideas & Creativity menyoroti kemampuan individu dalam menghasilkan ide-ide baru dan berpikir kreatif. Karyawan yang memiliki jiwa kreatif mampu melihat peluang di setiap tantangan dan menciptakan solusi inovatif. Mereka berani berpikir di outside the box dan menggabungkan konsep-konsep yang tidak biasa untuk menghasilkan ide-ide yang segar. 

4.   Intellectualism

Intellectualism menunjukkan minat dan ketertarikan karyawan terhadap pengetahuan, pemikiran kritis, dan pemahaman yang mendalam. Mereka aktif dalam pembelajaran dan senang merangsang pikiran dengan membaca, merenung, dan terlibat dalam diskusi. Karyawan dengan intellectualism ini membawa perspektif berharga ke dalam tim dan berkontribusi pada pertumbuhan intelektual kolektif serta pengembangan perusahaan.

5.   Values & Belief

Komponen Values & Belief mencerminkan nilai-nilai dan keyakinan karyawan. Mereka memiliki kesadaran diri yang kuat tentang apa yang penting bagi mereka dalam kehidupan pribadi dan profesional. Karyawan ini memiliki sistem nilai yang kokoh dan terbuka terhadap perbedaan. Mereka mampu mempertimbangkan sudut pandang yang beragam sebelum membuat keputusan, dan memahami pentingnya keragaman dan inklusi dalam lingkungan kerja. Dengan mempraktikkan nilai-nilai yang konsisten, karyawan ini menciptakan budaya perusahaan yang positif dan memberikan inspirasi kepada rekan kerja lainnya.

Baca juga Neuroticism pada Big 5 Personality: Definisi dan Data

Talentics Insight: Openness to Experience Para Jobseeker di Indonesia

Sebanyak 65 ribu individu jobseeker telah mengikuti asesmen Talentics untuk melihat komposisi Big 5 Personality mereka. Dari data yang diperoleh, hasil analisis menunjukkan bahwa 50.3% dari mereka adalah laki-laki dan sisanya 49.7% merupakan perempuan. Analisis dan penyimpanan data dilakukan oleh praktisi Talentics dengan standar ISO 27001 dengan detail sebagai berikut:

1.   Jobseeker di Indonesia Tidak Menutup Diri akan Pengalaman Baru

Berdasarkan hasil analisis data, skor rata-rata openness to experience pada data tersebut sebesar 78 dari skala tertinggi 100. Skor ini menunjukkan bahwa para jobseeker yang mengambil tes ini sangat terbuka terhadap pengalaman baru.

2.   Skor Rata-rata Perempuan 1 Poin lebih Terbuka pada Pengalaman

Perempuan mencetak skor  yang sedikit lebih baik daripada laki-laki berdasarkan skor rata-rata openness to experience skor 78 dan dimana laki-laki mencapai skor 77. Meskipun perbedaan ini tidak begitu signifikan, hasil ini menunjukkan bahwa kedua gender memiliki performa yang cukup kompetitif.

3.   Perempuan Unggul di 4 Komponen: Adventurousness, Aesthetics, Intellectualism, dan Values & Belief

Dalam Adventurousness, perempuan memiliki skor rata-rata sebesar 78, sedangkan laki-laki memiliki skor rata-rata 77.
Dalam Aesthetics, perempuan mencapai skor rata-rata 80, sementara laki-laki memiliki skor rata-rata 76.  Hasil ini menunjukan perbedaan yang sangat signifikan dan tanda bahwa para jobseeker perempuan memiliki kemampuan apresiasi yang lebih baik terhadap aesthetics.
Dalam Ideas and Creativity, perempuan memiliki skor rata-rata sebesar 76, sedangkan laki-laki memiliki skor rata-rata 77.
Dalam Intellectualism, perempuan mencapai skor rata-rata 80, sedangkan laki-laki mencapai skor rata-rata 79.
Terakhir, dalam Values & Belief, perempuan memiliki skor rata-rata 78, sedangkan laki-laki memiliki skor rata-rata 76.

Baca juga Conscientiousness dalam Big 5 Personality: Definisi dan Data

Sisi Negatif Openness to Experience

Selain memiliki sisi positif yang kuat, openness to experience juga dapat memiliki sisi negatif yang perlu diperhatikan. Tingkat openness to experience yang tinggi dapat dikaitkan dengan beberapa aspek negatif, seperti ketidakstabilan emosional. Individu dengan tingkat openness to experience yang tinggi cenderung lebih rentan terhadap fluktuasi emosi dan perubahan suasana hati yang cukup tiba-tiba. Hal ini dapat mempengaruhi stabilitas emosional mereka dan mengganggu keseimbangan dalam hubungan personal maupun profesional.

Selain itu, individu dengan tingkat openness to experience yang tinggi juga mungkin mengalami kesulitan dalam mempertahankan fokus. Keterbukaan terhadap pengalaman baru seringkali membuat mereka mudah teralihkan dan sulit untuk memusatkan perhatian pada satu hal dalam jangka waktu yang lama. Mereka cenderung merasa tertarik dengan banyak hal sekaligus, dan hal ini dapat menyulitkan mereka untuk melakukan tugas dengan fokus yang tinggi.

Tingkat openness to experience yang tinggi juga dapat berdampak pada pengambilan keputusan. Karena terbuka terhadap berbagai ide dan pandangan, individu dengan tingkat openness to experience yang tinggi mungkin cenderung mengambil risiko yang lebih tinggi dalam pengambilan keputusan. Mereka mungkin lebih cenderung mencoba hal-hal baru tanpa mempertimbangkan secara menyeluruh konsekuensi yang mungkin timbul. Selain itu, orang dengan tingkat openness to experience yang tinggi juga dapat cenderung berubah-ubah dalam sikap, pendapat, dan minat mereka seiring berjalannya waktu, yang dapat menghambat kemajuan dalam tugas-tugas yang membutuhkan konsistensi dan ketekunan.

Cara mengatasi Karyawan dengan Tingkat Opennes yang Tinggi maupun Rendah

Dalam pelaksanaannya, HR perlu mempertimbangkan penempatan dan posisi pekerjaan yang sesuai dengan tingkat openness to experience karyawan. Bagi karyawan dengan tingkat openness to experience yang tinggi, HR dapat mempertimbangkan penempatan mereka dalam tim yang kreatif dan proyek-proyek yang menuntut inovasi. Sementara itu, bagi karyawan dengan tingkat openness to experience yang rendah, HR dapat memilih posisi yang lebih stabil dan rutin yang membutuhkan konsistensi dan kepastian

Baca juga: 12 Cara Menyelesaikan Komplain Karyawan

Dengan menempatkan karyawan sesuai dengan tingkat openness to experience mereka, HR dapat memaksimalkan potensi karyawan serta memastikan mereka merasa nyaman dan terlibat dalam pekerjaan mereka. Hal ini juga akan membantu meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja secara keseluruhan.

Pada pelaksanaanya, penting untuk mengetahui secara spesifik sifat kandidat, karyawan, dan para pimpinan perusahaan melalui big 5 personality secara detail agar tim HR dapat membuat strategi secara lebih komprehensif dan terstruktur.

Choosing Therapy – Openness: Definition & Benefits
Crystal Knows – Big 5 Trait:  Openness
Indeed – What Is the Big 5 OCEAN Personality Model? (With Traits)

Image Copyright – Andrea Picquadio via Pexels

Talentics Insight Data 

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Leave a Reply

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.