Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

Passion at Work

Apakah Passion at Work Menular?

Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, ada dua jenis passion, yaitu harmonious passion dan obsessive passion. Harmonious passion adalah

Analisis Penggunaan Metode SWOT bagi Praktisi HR

pembahasan setiap bagian SWOT secara mendalam sebagai acuan bagi praktisi HR, dilengkapi dengan data kemampuan jobseeker di Indonesia.

Sebagai profesional dalam bidang HR yang salah satu pekerjaannya menentukan kandidat yang sesuai untuk menghadapi User Interview atau Study Case, metode SWOT dapat menjadi salah satu pendekatan yang dapat diaplikasikan karena dapat melihat kelebihan, kekurangan, potensi, dan risiko yang dibawa oleh setiap kandidat.

Artikel ini akan membahas setiap bagian SWOT secara mendalam sebagai acuan bagi praktisi  HR, dilengkapi dengan data kemampuan jobseeker di Indonesia yang semuanya dapat masuk kategori SWOT dan dapat menjadi gambaran kemampuan secara umum.

Apa itu SWOT Framework?

SWOT merupakan kerangka berpikir yang dirancang oleh Albert Humphrey pada tahun 1960 sebagai panduan berpikir untuk Stanford Research Institute. Dibuat dalam Bahasa Inggris, SWOT merupakan singkatan dari strengths, weaknesses, opportunities, dan threats.

Apabila diterjemahkan satu-persatu dalam bahasa Indonesia, padanan yang dapat digunakan adalah strengths = kelebihan, weaknesses = kekurangan, opportunities = potensi, dan threats= risiko.

Manfaat Penggunaan Metode SWOT bagi HR Practitioner

SWOT telah menjadi salah satu alat analisis yang paling umum digunakan dalam dunia bisnis. Hal ini karena SWOT memberikan pandangan komprehensif mengenai kinerja perusahaan dan situasi pasar yang dapat mempengaruhi keberhasilan organisasi.

Sebagai contoh, penggunaan metode SWOT dapat memberi kemudahan bagi HR practitioner dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan seorang kandidat karyawan yang masuk dalam tahap interview, serta potensi dan risiko yang mungkin didapatkan perusahaan apabila memilih kandidat tersebut.

Selain itu, analisis SWOT juga dapat membantu HR practitioner dalam menyusun rencana pengembangan karir dan pelatihan karyawan. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan karyawan, serta peluang dan ancaman yang mungkin dihadapi oleh perusahaan, HR practitioner dapat merancang program pelatihan dan pengembangan yang sesuai untuk meningkatkan kinerja karyawan dan mengoptimalkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Baca juga: 6 Cara Melakukan Wawancara yang Efektif

Strength dalam SWOT bagi HR Practitioner

Dalam proses rekrutmen karyawan baru, analisis SWOT dapat membantu HR practitioner untuk mengidentifikasi kekuatan kandidat yang paling relevan dengan posisi yang sedang dicari.

Dengan fokus pada kekuatan, HR practitioner dapat menentukan kandidat yang memiliki keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk berhasil di dalam posisi tersebut.

Sebagai contoh, posisi sebagai ahli media sosial atau spesialis pemasaran digital dapat menjadi posisi yang baru dan digital. Dalam hal ini, kekuatan seorang calon karyawan mungkin termasuk pemahaman mendalam tentang algoritma media sosial, kemampuan untuk membuat konten yang menarik, dan keterampilan analisis data untuk mengukur efektivitas digital campaign.

Dengan mempertimbangkan kekuatan-kekuatan ini dalam analisis SWOT, HR practitioner dapat memilih kandidat yang paling cocok untuk posisi tersebut dan mengoptimalkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Weakness dalam SWOT bagi HR Practitioner

Dalam proses rekrutmen karyawan baru, analisis SWOT juga dapat membantu HR practitioner dalam mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan yang perlu diwaspadai pada calon karyawan.

Sebagai contoh, jika perusahaan mencari seorang programer yang handal, HR practitioner dapat mencari calon karyawan yang memiliki pengalaman yang luas dalam pengembangan aplikasi dan pemrograman.

HR practitioner sangat disarankan untuk memperhatikan kelemahan kandidat  seperti kurangnya keterampilan berkolaborasi dalam tim atau kurangnya pengalaman dalam mengelola proyek.

Dengan melakukan analisis SWOT pada calon karyawan, HR practitioner dapat mengidentifikasi kelemahan tersebut dan memastikan bahwa mereka memiliki rencana pengembangan atau pelatihan yang memadai untuk mengatasi kelemahan tersebut.

Talentics Insight: 5 Karakter Karyawan

Opportunity dalam SWOT bagi HR Practitioner

Analisis SWOT dapat membantu HR practitioner dalam mengidentifikasi potensi yang mungkin ada dari karyawan baru. Potensi yang dimaksud dapat mencakup kemampuan memimpin sampai melakukan eksperimen.

Dalam mengidentifikasi kemampuan kepemimpinan, HR practitioner dapat mencari kandidat yang memiliki rekam jejak yang baik dalam mengelola tim atau proyek. Mereka juga dapat mengevaluasi kandidat untuk kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, memimpin dengan integritas, dan memotivasi tim.

HR practitioner dapat memastikan bahwa perusahaan memiliki karyawan yang tepat dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk memimpin dan mengeksekusi proyek dengan sukses dengan harapan dapat menjadi calon manajer dan penerus perusahaan pada masa yang akan datang.

Baca juga: Mendalami Program Management Trainee

Threat dalam SWOT bagi HR Practitioner

Selain membantu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan potensi, analisis SWOT juga dapat membantu HR practitioner dalam mengidentifikasi risiko yang mungkin dihadapi perusahaan.

Risiko tersebut dapat mencakup perilaku buruk atau kebiasaan negatif yang dapat berdampak negatif pada kinerja tim atau reputasi perusahaan.

Sebagai contoh, HR practitioner dapat mengidentifikasi ancaman pada calon karyawan yang memiliki riwayat konflik dengan rekan kerja atau sulit beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. HR practitioner juga dapat memperhatikan apakah calon karyawan memiliki catatan buruk di media sosial atau masalah hukum yang dapat merugikan reputasi perusahaan dengan melakukan cek kontak referensi.

Baca juga: Cara Crosscheck Kontak Referensi

Data Strengths Jobseeker di Indonesia

Berdasarkan data internal yang direkam melalui General Competency Test, terdapat 5 kelebihan yang menjadi pembeda antara jobseeker dari berbagai generasi.

  • Kelebihan Gen X:
    Market Orientation, Personal Growth, Change Oriented, Trustworthiness, Proactivity
    Generasi X memiliki beberapa kelebihan yang penting dalam dunia kerja. Pertama, mereka memiliki orientasi pasar yang kuat dan mampu memahami kebutuhan pelanggan dengan baik.
    Kedua, mereka sangat terbuka dengan perkembangan pribadi dan memprioritaskan pertumbuhan karir dan pengembangan diri. Ketiga, mereka mudah beradaptasi dengan perubahan dan selalu siap menghadapi tantangan baru.
    Keempat, mereka dianggap dapat diandalkan dan jujur.  Terakhir, mereka memiliki sikap proaktif yang membantu mereka meraih kesuksesan dalam karir dan kehidupan pribadi. 
  • Kelebihan Gen Y (Millennial):
    Proactivity, Trustworthiness, Market Orientation, Personal Growth, Digital Belief
    Para Milenial memiliki beberapa kelebihan penting dalam dunia kerja. Pertama, mereka memiliki sikap proaktif yang kuat dan selalu mencari cara untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Kedua, mereka sangat dapat diandalkan dan jujur dalam melakukan pekerjaan.
    Ketiga, mereka memiliki orientasi pasar yang kuat dan mampu memahami kebutuhan pelanggan. Keempat, mereka sangat terbuka dengan perkembangan pribadi dan memprioritaskan pertumbuhan karir dan pengembangan diri. Terakhir, mereka memiliki keyakinan dan keterampilan digital yang kuat, yang memungkinkan mereka untuk bekerja secara efektif dalam lingkungan teknologi yang berkembang pesat. 
    Baca juga: Talentics Insight: Skills Digital Mindset Pencari Kerja Perlu Ditingkatkan
  • Kelebihan Gen Z:
    Proactivity, Digital Belief, Collaboration, Personal Growth, Adaptability
    Generasi Z memiliki beberapa kelebihan yang penting dalam dunia kerja. Pertama, mereka memiliki sikap proaktif yang kuat dan selalu siap mengambil inisiatif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kedua, mereka memiliki keyakinan dan keterampilan digital yang kuat, yang memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan teknologi terbaru dan bekerja dengan efektif dalam lingkungan yang terus berubah. Ketiga, mereka memiliki kemampuan untuk bekerja secara kolaboratif dan dapat bekerja dengan berbagai tim dan budaya. Keempat, mereka sangat terbuka dengan perkembangan pribadi dan memprioritaskan pertumbuhan karir dan pengembangan diri. Terakhir, mereka cukup adaptif dan mudah berubah, yang memungkinkan mereka untuk menghadapi tantangan baru dengan lebih baik dan efektif.
    Baca juga: Talentics Insight: Analisis Tingkat Emosi Generasi Z di Dunia Kerja

Kesimpulan

Dalam proses rekrutmen, SWOT membantu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, potensi, dan risiko yang relevan untuk posisi yang dibutuhkan, sedangkan dalam perencanaan pengembangan karyawan, hal ini membantu mengidentifikasi peluang untuk peningkatan kinerja dan potensi kepemimpinan.

Para praktisi HR dapat merancang program pelatihan dan pengembangan yang disesuaikan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan, sehingga dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Dengan menggunakan analisis SWOT, praktisi HR juga dapat membantu mengurangi risiko dan ancaman potensial terhadap organisasi.

Gunakan General Competency Test dari Talentics.id untuk mendapatkan hasil yang akurat mengenai SWOT kandidat atau calon manajer agar perusahaan dapat meningkatkan performa bisnisnya secara lebih baik.

Baca juga: Talentics Insight: Perubahan “Value” Job Seeker 2021 vs 2022

References:
Investopedia – SWOT Analysis: How To With Table and Example
National Library of Medicine – SWOT Analysis

Image Copyright – Sora Shimazaki via Pexels

Talentics General Competency Test Internal Data

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Leave a Reply

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.