Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Related Posts

Passion at Work

Apakah Passion at Work Menular?

Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, ada dua jenis passion, yaitu harmonious passion dan obsessive passion. Harmonious passion adalah

Penggunaan MMPI dan Big 5 Personality dalam Proses Rekrutmen

Membandingkan dan mengevaluasi efektivitas penggunaan MMPI dan Five Factor Models of Personality dalam praktik HR dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangannya.

Pada proses rekrutmen karyawan baru, tes psikologi memiliki peran penting dalam penilaian kandidat karyawan. Tes ini dapat membantu mengungkapkan karakteristik, kecenderungan, dan potensi individu yang mungkin tidak dapat didapatkan secara gamblang melalui CV atau wawancara.  

Artikel ini akan membandingkan dan mengevaluasi efektivitas penggunaan MMPI dan Five Factor Models of Personality dalam praktik HR. Dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan keduanya, diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para praktisi HR dalam memilih tes yang paling cocok untuk penilaian calon karyawan.

Apa itu Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)?

Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) adalah tes psikologis yang mengukur karakteristik kepribadian dan psikopatologi. Awalnya, tes ini dirancang untuk menguji individu yang diduga mengalami masalah kesehatan mental atau masalah klinis lainnya.

Dirancang khusus untuk dilakukan secara klinis dibawah pengawasan praktisi tersertifikasi, tes ini dapat digunakan untuk mengevaluasi stabilitas psikologis pada pekerja di profesi "berisiko tinggi" seperti pilot, polisi, atau pekerja di industri tenaga nuklir, meskipun penggunaannya dalam konteks ini masih cukup kontroversial.

Berikut adalah 10 skala klinis yang didapatkan dari hasil tes MMPI:

Hypochondriasis – Mengukur keluhan-keluhan umum tentang kesehatan.
Depression – Mengukur perasaan sedih, kurangnya harapan, dan ketidakpuasan umum.
Hysteria – Mengukur kesehatan fisik, kepengecutan, sikap sinis, sakit kepala, dan kecemasan.
Psychopathic Deviate – Mengukur ketidaksesuaian sosial umum dan ketiadaan pengalaman positif.
Masculinity/Femininity – Mengukur minat dalam profesi, minat estetika, aktif atau pasif, dan sensitivitas personal.
Paranoia – Mengukur kepekaan terhadap hubungan interpersonal, sifat sombong, dan kecurigaan.
Psychasthenia – Mengukur kesulitan menahan pikiran atau tindakan tertentu.
Schizophrenia – Mengukur pikiran aneh, persepsi yang aneh, isolasi sosial, hubungan keluarga yang buruk, kesulitan berkonsentrasi dan mengendalikan diri, dan perasaan rendah diri.
Hypomania – Mengukur tingkat kegembiraan yang lebih ringan, gairah psikomotorik, dan arus pemikiran yang cepat.
Social Introversion – Mengukur kecenderungan menjadi introvert atau ekstrovert secara sosial

Apa itu Big 5 Personality?

Big 5 Personality merupakan nama populer dari teori Five Factor Model of Personality yang berfungsi sebagai model psikologis untuk mengidentifikasi lima karakteristik kepribadian utama yang mencerminkan variasi individu dalam perilaku dan preferensi. Model ini dapat memberikan gambaran pola perilaku individu di kehidupan sehari-harinya, terlepas dalam konteks kerja ato secara umum.

Dalam konteks dunia kerja, penggunaan Big Five Personality lebih umum daripada tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI). Tes Big 5 Personality membantu pengambilan keputusan yang lebih tepat dalam seleksi karyawan, penempatan dalam posisi yang sesuai, pengembangan tim, dan pengelolaan konflik.

Berikut adalah 5 hal yang diidentifikasi dalam Big 5 Personality:

Openness to Experience: Menggambarkan sejauh mana seseorang terbuka terhadap pengalaman baru, ide-ide baru, dan pemikiran abstrak.
Conscientiousness: Mengukur tingkat keandalan, tanggung jawab, dan keteraturan seseorang dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban.
Extraversion: Menunjukkan kecenderungan seseorang terhadap cara bersosial, interaksi dengan orang lain, dan kepercayaan diri.
Agreeableness: Menggambarkan tingkat kepatuhan, kerjasama, dan kecenderungan untuk memperlakukan orang lain dengan baik.
Neuroticism: Mengukur tingkat stabilitas emosional dan rentan terhadap stres atau kecemasan.

Perbandingan MMPI vs Big 5 Personality

Kedua jenis tes ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, penggunaan dalam dunia kerja sebagai alat tes psikologi dikembalikan kepada para praktisi HR sesuai dengan kebutuhannya.

Kelebihan

MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) adalah tes yang memberikan penilaian komprehensif terhadap psikopatologi. Tes ini telah terbukti valid dan reliabel dalam pengaturan klinis, sehingga sangat cocok digunakan untuk menguji individu dengan masalah kesehatan mental atau masalah klinis. Perlu diketahui oleh HR practitioners bahwa MMPI hanya boleh dilakukan oleh psikolog atau psikiater, bahkan seorang Sarjana Psikologi Pun tidak memiliki karena pengaturan legalitasnya sangat ketat.

Di sisi lain, Big Five Personality(Five Factor Model) adalah model yang dipergunakan secara luas dan didukung oleh banyak penelitian dalam konteks industrial psychology. Kelebihan utama dari Big Five Personality adalah kemudahan dan kelengkapannya dalam mengukur faset kehidupan manusia membuat model ini mudah diterapkan dalam proses seleksi karyawan.

Model ini memberikan informasi yang bermanfaat tentang preferensi dan perilaku individu dalam lingkungan kerja. HR practitioners dapat menggunakan Big Five Personality untuk memahami aspek-aspek kepribadian individu yang relevan dengan kebutuhan pekerjaan dan untuk memprediksi bagaimana individu tersebut akan berperilaku di tempat kerja.

Kekurangan

MMPI memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan oleh HR practitioners. Salah satunya adalah proses administrasi dan penilaian yang cukup rumit serta memakan waktu. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi HR practitioners yang ingin menggunakan MMPI dalam proses seleksi karyawan. Selain itu, MMPI fokus pada populasi klinis, sehingga hasilnya mungkin tidak langsung berlaku untuk kinerja pekerjaan di luar konteks klinis. Penggunaannya dalam konteks pekerjaan di luar populasi klinis juga masih kontroversial, sehingga perlu dipertimbangkan dengan hati-hati sebelum digunakan.

Big Five Personality juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan. Meskipun memberikan informasi yang bermanfaat tentang preferensi dan perilaku individu dalam lingkungan kerja, model ini sudah tersebar cukup banyak di dunia maya, bahkan dalam versi gratis. Para praktisi HR diharapkan bisa lebih teliti dalam memilih perusahaan atau website yang terpercaya dalam pengambilan tes Five Factor Model.  

Penggunaan dalam dunia Kerja

Apabila dipergunakan, MMPI lebih cocok digunakan dalam pekerjaan yang melibatkan "profesi berisiko tinggi" seperti pilot, polisi, atau pekerja di industri tenaga nuklir, karena tes ini dirancang untuk menguji individu dengan masalah kesehatan mental atau klinis.

Big Five Personality lebih umum digunakan dalam dunia kerja, membantu dalam seleksi karyawan, penempatan posisi yang sesuai, pengembangan tim, dan pengelolaan konflik. Model ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang kepribadian individu dan memprediksi perilaku dalam konteks organisasi.

Hasil Tes MMPI vs Big Personality

Dalam sampel hasil MMPI-3 yang dikeluarkan Pearson – gambar kiri, terdapat skala eksternalisasi dan interpersonal yang diukur. Skala-skala ini memberikan informasi tentang aspek kepribadian individu yang terkait dengan masalah eksternalisasi dan hubungan interpersonal. Skala-skala tersebut meliputi aktivasi, agresi, sikap sinis,dan beberapa sikap lainnya.

Hasil yang ditunjukkan dalam tabel termasuk skor raw, skor T, dan persentase respon pada setiap skala. Skor T menunjukkan sejauh mana individu berada dalam kisaran yang diterima secara normatif untuk skala tersebut. Skala yang menunjukkan skor T yang tinggi menunjukkan kecenderungan yang lebih kuat pada karakteristik yang diukur oleh skala tersebut.

Dalam sampel hasil Talentics Personality Test yang dikeluarkan oleh Talentics – gambar Kanan, terdapat skala agreeableness yang diukur. Individu dalam sampel ini memiliki skor tinggi dalam dimensi agreeableness  sebesar 77/100, menunjukkan beliau memiliki kecenderungan untuk bersikap ramah, kooperatif, dan bersedia membantu orang lain.

Skala penilaian juga dibagi menjadi dua polaritas yakni kiri dan kanan, dimana sisi negatif “skeptical” berada di sebelah kiri dan sisi positif “generous” pada sebelah kanan. Secara lebih spesifik, dapat terbaca bahwa individu dalam sampel tes ini memiliki sifat yang kuat pada generosity, cooperation, dan sympathy.
Baca juga: Jenis-Jenis Tes Kepribadian yang Biasa Digunakan dalam Tes Seleksi Kerja

Kesimpulan

Penggunaan tes psikologi bermanfaat dalam membantu proses rekrutmen karena dapat digunakan untuk memperkuat keputusan dan memilih calon karyawan yang paling cocok dari segi kualifikasi, pengalaman, pola perilaku, dan budaya perusahaan.

Pekerjaan risiko tinggi seperti pegawai di Industri nuklir atau pilot dipercaya membutuhkan tes MMPI agar tingkat psikopatologinya dapat diketahui untuk menentukan kelayakan kerja. Sementara itu, pekerjaan kantoran atau karyawan biasa akan lebih cocok untuk diidentifikasi melalui Five Factor Model dalam membantu memaksimalkan penempatan posisi, pengembangan tim, dan manajemen konflik. Model ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kepribadian individu dan memprediksi perilaku di lingkungan pekerjaan.

References:

Engard – Comparing the Different Models of Personality Assessment: Understanding the Strengths and Limitations
Pearson – Minnesota Multiphasic Personality Inventory-3
Psych Central – All About the MMPI Personality Test
Sky Brary – Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
Very Well Mind – What Are the Big 5 Personality Traits?
Very Well Mind – What Is the MMPI Test?

Image Copyright – August de Richelieu via Pexels

 

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Leave a Reply

On Key
Scroll to Top

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.